Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Duh, Bahlil Sebut Karyawan Gak Mungkin Jadi Kaya

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia (dok. Tangkapan Layar Youtube BKPM TV)

Jakarta, IDN Times – Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan seseorang yang bekerja menjadi karyawan tidak mungkin bisa menjadi kaya. Oleh karenanya, ia mengatakan dirinya bingung ketika banyak mahasiswa yang ingin menjadi karyawan tetapi ingin juga menjadi kaya.

Dalam acara Indonesia Economic Outlook 2022 HIPMI, Selasa (25/1/2022), Bahlil menyebut dirinya pernah melakukan survei di mana ia mendapati sebanyak 83 persen dari total mahasiswa ingin menjadi karyawan, 14 persen ingin menjadi politisi dan bekerja di LSM, dan hanya 3 persen yang ingin menjadi pengusaha.

“Begitu ditanya mau kaya, semuanya mau kaya,” katanya. “Yang namanya karyawan nggak mungkin jadi kaya terkecuali Allah berkehendak lain.”

1. Gaji ASN tidak besar

Ilustrasi Aparatur Sipil Negara (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Dalam kesempatan itu Bahlil juga menjelaskan bahwa gaji seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) ataupun pegawai negeri sipil (PNS) tidaklah besar. Namun, ia menyebut bahwa menjadi ASN, seperti menteri, bisa memiliki kewenangan yang besar.

“Gaji deputi, emang kalian pikir gaji menteri itu berapa? Gaji menteri itu nggak lebih dari Rp20 juta. Gayanya saja yang mantap. Tapi setiap hadir paling depan, ya kan? Jadi jangan berpikir bahwa pejabat itu duitnya banyak. Nggak ada. Kewenangannya iya, tapi untuk kesejahteraan rakyat. Ini deputi-deputi saya ini gaji mereka kurang dari Rp100 juta,” jelas Bahlil.

2. Gaji seorang komisaris perusahaan lebih besar dari menteri

Menteri Investasi/Kepala Bahlil Lahadalia rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/9/2021) ( ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj)

Bahlil juga bercerita bahwa gajinya sebagai seorang komisaris dahulu lebih besar ketimbang menjadi seorang menteri.

Menurut Bahlil, dulu ketika ia bekerja di perusahaan dan menjadi komisaris, minimal gaji yang ia terima adalah sebesar Rp200 juta. Sementara saat menjadi menteri hanya belasan juta rupiah.

“Jadi nggak bisa lagi ke mall sekarang. Kalau kita minum kopi di mall ini ditanya ini ambil uang dari mana. Nggak bisa lagi. Jadi udah betul kita nggak boleh ke mall itu, mengurangi perputaran uang di mall,” canda Bahlil.

3. Tingkat pengangguran Indonesia

Ilustrasi karyawan (ANTARA FOTO)

Bahlil juga membahas soal tingkat pengangguran di Indonesia. Ia menyebut bahwa meski ekonomi Indonesia semakin membaik, survei menunjukkan bahwa lapangan pekerjaan selalu menjadi masalah terbesar yang dihadapi Indonesia.

Ia menyebut setidaknya ada dua strategi yang bisa dilakukan untuk menangani masalah ini. Di mana strategi pertama yakni mendorong investasi yang berkualitas untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang berkualitas. Ini ditujukan agar pendapatan perkapita Indonesia bisa naik dari dari 4 ribu dolar AS menjadi 12 ribu dolar AS agar Indonesia bisa menjadi pemain ekonomi terbesar nomor 7 di dunia.

“Kita harus punya 12 ribu dolar pendapatan perkapita. Sekarang baru 4 ribu. Nah kalau kita cuman Rp4 juta, cuman Rp5 juta, sampai ayam tumbuh gigi nggak akan mungkin tercapai itu 12 ribu (dolar AS) itu. Kalau gaji Rp4 juta sampai Rp5 juta artinya menunjukkan bahwa tenaga kerja kita ini harus kita upgrade kualitasnya,” katanya.

“Strategi kedua adalah bagaimana merubah pola pikir mahasiswa dari karyawan menjadi entrepreneur,” tambah Bahlil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Rehia Sebayang
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us