Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonom: Tarif Trump 19 Persen Bisa Bikin Ekspor RI Melambat

Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)
Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)
Intinya sih...
  • Kinerja ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) diproyeksikan bakal terancam imbas pemberlakuan tarif Trump 19 persen.
  • Perlambatan ekspor berdampak ke pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kinerja ekspor produk Indonesia ke Amerika Serikat (AS) diproyeksikan bakal terancam imbas pemberlakuan tarif 19 persen.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede menyatakan, ancaman itu berupa penurunan akibat pola permintaan impor pasar AS terhadap sejumlah produk andalan ekspor dalam negeri seperti alas kaki, furnitur, tekstil, hingga elektronik.

"Jadi memang tidak bisa kita simulasikan secara exact, tapi tentu pasti akan ada potensi penurunan dampaknya di mana nilai ekspor ke AS secara langsung ini akan mungkin setidaknya bisa melambat 5 hingga 10 persen year on year-nya. Komoditas yang paling melambat itu adalah tekstil pakaian HS6162, lalu karet HS40, kayu dan produk turunannya HS44, lalu alas kaki HS64, juga produk elektronik HS85," tutur Josua dalam Media Briefing Economic Review Semester I-2025, Senin (11/8/2025).

1. Perlambatan ekspor berdampak ke pertumbuhan ekonomi kuartal III-2025

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Josua menambahkan, proyeksi perlambatan ekspor tersebut bisa berdampak pada kinerja pertumbuhan ekonomi domestik pada kuartal III-2025.

Hal itu lantaran kinerja ekspor masih menjadi salah satu indikator utama pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional. Pada kuartal II-2025, kinerja ekspor menjadi salah satu kontributor, yakni 22,28 persen dari PDB.

"Ini beberapa dampaknya kepada PDB nasionalnya tentunya di semester II, bahwa di kuartal III dampaknya akan ada normalisasi, perlambatan. Sekalipun memang tadi perlu ada intervensi kebijakan dari pemerintah, khususnya bagaimana kembali lagi, ini kan jadinya kalau ada intervensi kebijakan, artinya pemerintah memberikan insentif ataupun stimulus bagi sektor-sektor yang padat karya, yang terekspos langsung pada pasar AS," tutur Josua.

2. Ekspor RI tumbuh pada kuartal II-2025

Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)
Ilustrasi ekspor (Foto: IDN Times)

Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti ekspor Indonesia yang tumbuh sebesar 10,67 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2025.

Pertumbuhan ini terjadi di tengah pengumuman Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait penerapan tarif retaliasi atau liberation day tariff.

"Ekspor juga tumbuh cukup tinggi, yaitu 10,67 persen ini di tengah-tengah Presiden Trump mengumumkan tarif," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (5/8/2025).

3. Lonjakan ekspor terjadi di jeda waktu menjelang kenaikan tarif

IMG_2315.jpeg
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam acara Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia di kampus ITB, Kamis (7/8/ 2025). (dok. YouTube ITB)

Sri Mulyani menyebut lonjakan ekspor Indonesia ke AS terjadi sebelum kenaikan tarif terhadap produk Indonesia diberlakukan, yang kemungkinan akan dimulai pada 7 Agustus 2025.

Nampaknya ini menggambarkan adanya front loading ekspor ke Amerika Serikat. Jadi mumpung baru diumumkan, belum diberlakukan (tarif baru)," sebutnya.

Sri Mulyani menilai banyak pelaku usaha memanfaatkan jeda waktu setelah pengumuman tarif dengan mempercepat pengiriman barang. Kondisi itu mencerminkan adanya front loading ekspor yang turut mendorong kenaikan kinerja ekspor di kuartal II.

"Jadi banyak pesanan ekspor sebelum kenaikan tarif itu dilakukan bahkan sesudah terjadi pengumuman tersebut," ujar nendahara negara tersebut.

Share
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us