Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Erick Thohir: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Gak Akan Setinggi Tiongkok

Menteri BUMN Erick Thohir memberikan keterang pers di Kompleks Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat 22 November 2019 (IDN Times/Teatrika Handiko Putri)

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir pesimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2021 bisa seperti Tiongkok yang mengalami rebound hingga 18,3 persen di tengah masih berlangsungnya pandemik COVID-19 saat ini.

Kendati demikian, Erick masih optimistis Indonesia mampu meraih pertumbuhan ekonomi meskipun tidak setinggi yang dicapai oleh Tiongkok.

"Kita tidak akan setinggi China, tapi kita akan di angka 5-7 persen secara konsisten ke depannya dan Insya Allah dengan kerja sama semua bisa tercapai, dengan kolaborasi masyarakat dan pemerintah," jelas Erick dalam acara Millennial Hub 2021 yang diselenggarakan oleh Millennial Fest dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belgia, Sabtu (17/4/2021).

1. Tiongkok memiliki fundamental perekonomian yang kuat

Ilustrasi kegiatan ekonomi di Tiongkok (IDN Times/Dwifantya Aquina)
Ilustrasi kegiatan ekonomi di Tiongkok (IDN Times/Dwifantya Aquina)

Adapun terkait pertumbuhan ekonominya yang begitu tinggi, Erick menilai Tiongkok telah memiliki fundamental kuat. Tak heran jika kemudian pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut bisa bangkit begitu cepat setelah dihajar pandemik COVID-19 selama setahun lebih.

"Fundamental masing-masing negara berbeda dan China dalam hal ini sudah punya market luar biasa, sekitar 1,1 sampai 1,2 miliar (penduduk) sekarang. Human capital mereka juga luar biasa, bisa bikin mobil listrik sendiri, bikin handphone sendiri, dan banyak terobosan lainnya," terang Erick.

2. Fundamental Indonesia dinilai Erick belum sekuat Tiongkok

IDN Times/Arief Rahmat

Kendati sesama negara di Asia, Erick menilai Indonesia belum memiliki fundamental sekuat Tiongkok. Sebagai negara berkembang, sambung Erick, Indonesia masih punya kekurangan pada dua hal esensial.

"Indonesia masih punya kekurangan di logistik yang masih mahal dan human capital yang masih kalah bersaing dan yang saya harapkan di era pandemik ini kita tetap membangun, toh kita punya fundamental yang tidak kalah dengan negara lain," ujarnya.

3. Pondasi perekonomian Indonesia perlahan mulai terbentuk

Ilustrasi transaksi digital (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

Meski belum sekuat Tiongkok, fundamental perekonomian Indonesia perlahan mulai menguat dengan berbagai macam pondasi pendukungnya.

Salah satunya adalah keberadaan pasar yang begitu besar dengan kehadiran hampir 270 juta jiwa penduduk Indonesia.

"Kemudian dan kekayaan alam yang strateginya tidak seperti dahulu, tidak mengirimkan raw material, tapi kita hilirisasi termasuk juga digital economy yang kita hilirisasi. Nah ini yang kita harapkan bisa menjadi pondasi, suka tidak suka digital economy dalam 5-10 tahun menjadi suatu pertumbuhan yang juga harus kita nikmati sebagai sebuah bangsa," tutur Erick.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us