Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ekonomi Syariah Jadi Kunci Indonesia Bebas dari Middle Income Trap

default-image.png
Default Image IDN

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menilai bahwa ekonomi dan keuangan syariah bisa menjadi kunci bagi Indonesia untuk tidak terjebak dalam jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap.

Jebakan negara berpendapatan menengah ditengarai Sri Mulyani banyak terjadi pada negara-negara di dunia yang ingin beranjak statusnya menjadi high income country.

"Banyak negara yang dari miskin atau low income country naik menjadi middle income country, kemudian berhenti di middle. Ini yang disebut sebagai middle income trap atau perangkat pendapatan menengah dan itu hanya sedikit yang bisa lolos," ungkap Sri Mulyani dalam Webinar Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia, Selasa (6/4/2021).

Maka dari itu, Sri Mulyani menginginkan Indonesia bisa menjadi satu dari sedikt negara yang sanggup lolos dari middle income trap tersebut. Caranya adalah dengan memanfaatkan ekonomi syariah.

1. Harus mulai memanfaatkan ekonomi dan keuangan syariah

Ilustrasi ekonomi syariah. (IDN Times/Helmi Shemi)

Sri Mulyani yang juga menjabat sebagai Ketua IAEI Indonesia menjelaskan, nilai-nilai ekonomi syariah yang menjunjung tinggi azas keadilan, kejujuran, transparansi, dan tata kelola baik cocok diterapkan untuk keluar dari jebakan middle income trap.

"Karena yang disebut middle income trap itu salah satunya adalah tata kelola yang buruk seperti tidak jujur, korupsi, tidak organize, tidak rapi. Jadi cocok ini (ekonomi dan keuangan syariah) menjadi salah satu solusinya," imbuhnya.

2. Ekonomi syariah juga menjadi solusi permasalahan sumber daya manusia (SDM)

Ilustrasi ekonomi syariah. (forshei.org)

Lebih lanjut Sri Mulyani menyatakan bahwa SDM juga kerap menjadi masalah dalam middle income trap. Ekonomi dan keuangan syariah pun bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut.

"Di dalam Al-Qur'an banyak sekali dibicarakan bahwa kita harus memberikan perhatian kepada kelompok miskin dan anak yatim. Investasi SDM itu penting banget, tidak boleh ada masyarakat yang tertinggal. Nah ini cocok dengan middle income trap," terang menteri yang karib disapa Ani tersebut.

3. Mulai mengombinasikan wakaf, zakat, dan bansos

IDN Times/Rumah Zakat

Berkaitan dengan hal tersebut, Sri Mulyani menyoroti distribusi wakaf, zakat, dan sedekah yang menurutnya bisa lebih luas lagi menyasar masyarakat membutuhkan jika dikombinasikan dengan program pemerintah seperti bantuan sosial (bansos).

"Ini ada bansos yang tahun lalu Rp220 triliun, nah wakaf dan zakat ini ada di mana, bagaimana komplementaritasnya, bagaimana membuat sinerginya sehingga dampaknya, pengaruhnya untuk membantu kelompok miskin itu bisa menjadi lebih efektif," terang dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ridwan Aji Pitoko
EditorRidwan Aji Pitoko
Follow Us