Vaksinasi Lancar tapi Erick Thohir Mengaku Tak Senang, Ada Apa?

Jakarta, IDN Times - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengaku bersyukur dengan perjalanan proses vaksinasi di Indonesia sampai saat ini. Hal itu disampaikannya saat menjadi pembicara dalam acara Millennial Hub 2021 yang diselenggarakan oleh Millennial Fest dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belgia, Sabtu (17/4/2021).
"Alhamduliah kita sudah total vaksinasi 16 juta, di mana 10 juta dilakukan pada vaksinasi pertama dan lima juta dilakukan pada vaksinasi kedua," ujar Erick.
Kendati vaksinasi di Indonesia berjalan dengan cukup baik di Indonesia, Erick mengaku tidak senang dengan situasi yang terjadi saat ini. Ada apa ya kira-kira?
1. Kondisi global saat ini membuat Indonesia terjepit

Ketidakbahagiaan Erick tersebut bukan pada proses vaksinasi di Indonesia, melainkan pada kondisi dan situasi global terkait pandemik COVID-19 saat ini.
Lonjakan angka penularan harian di Eropa telah membuat sejumlah negara produsen vaksin menjadi lebih protektif terhadap kebijakan impor vaksinnya. Hal itulah yang membuat Erick tidak senang.
"Apakah kita happy dengan situasi ini? Tidak, karena memang salah satu kendala kita dengan global reaction kepada (negara-negara) saling mencoba mem-protect vaksin-vaksin ini dan ya kita juga menjadi terjepit. Alhamdulillah kita masih punya (vaksin) sekarang," jelas dia.
2. Pemerintah terus mengusahakan produksi vaksin nasional

Ketergantungan terhadap impor vaksin ini dinilai Erick harus dikurangi mengingat banyak negara produsen vaksin mulai mempertimbangkan kebijakannya dalam mengirimkan vaksin ke negara lain, sedangkan negaranya sendiri justru lebih membutuhkannya.
Situasi dan kondisi seperti itulah yang diakui Erick membuat kebutuhan terhadap produksi vaksin nasional semakin genting.
"Itulah kenapa kita juga terus menekankan pemerintah agar tidak hanya melakukan impor vaksin, tapi mencari jalan untuk vaksin merah putih atau vaksin kerja sama swasta Indonesia dengan swasta asing yang juga sangat terbuka asalkan sesuai dengan yang disepakati dan standar WHO serta mekanisme di Indonesia," papar dia.
3. Upaya pemerintah dalam mengurangi penularan COVID-19

Selain membagikan pandangannya soal vaksinasi COVID-19, Erick juga membeberkan upaya pemerintah dalam mengurangi penularan COVID-19 di dalam negeri di hadapan para pelajar Indonesia yang menempuh pendidikan di luar negeri.
Kebijakan PPKM Mikro yang dilakukan pemerintah disebut Erick secara perlahan bisa mengurangi penularan harian COVID-19. Selain itu, kebijakan soal liburan juga diambil oleh pemerintah guna mengendalikan penularan COVID-19.
"Liburan terus dikurangi dan ini tidak lain bagaimana menekan perputaran masyarakat untuk bergerak dan memang mohon maaf sekali masyarakat kita ini kan dinamikanya seperti negara-negara barat yang sangat independen, berbeda dengan China dan Jepang yang sangat bisa tertutup bahkan melakukan sesuatu yang extraordinary dalam arti mereka lockdown," jelas Erick.