Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Eropa Siap Hadapi Larangan Impor Gas Rusia Mulai 2028

Ilustrasi gas (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Proyek LNG AS dan Qatar akan memastikan pasokan energi Eropa tanpa LNG Rusia pada 2028, termasuk ekspansi fasilitas di Teluk Meksiko.
  • Diversifikasi sumber energi penting untuk mencegah ketergantungan berlebih pada satu negara, TotalEnergies menyarankan negosiasi dengan Qatar dan negara lain.
  • Eropa masih membutuhkan gas Rusia hingga 2027 untuk menjaga daya saing industri, sementara Komisi Eropa mengusulkan penghentian total impor gas Rusia pada akhir 2027.

Jakarta, IDN Times - Eropa diprediksi mampu menghadapi larangan impor gas Rusia yang diusulkan Komisi Eropa mulai 2028. Hal ini disampaikan oleh CEO TotalEnergies SE, Patrick Pouyanne, dalam wawancara dengan BFM Business pada Sabtu (5/7/2025). Pouyanne menyoroti perkembangan kapasitas ekspor gas alam cair (LNG) baru dari Amerika Serikat (AS) dan Qatar sebagai kunci ketahanan energi Eropa.

Pernyataan Pouyanne mencerminkan optimisme terhadap strategi diversifikasi energi Eropa. Dengan meningkatnya pasokan LNG dari negara-negara seperti AS dan Qatar, Eropa diyakini dapat mengurangi ketergantungan pada gas Rusia tanpa mengorbankan keamanan energi. Langkah ini menjadi bagian dari upaya Uni Eropa untuk memperkuat independensi energi pasca-konflik Ukraina.

1. Perkembangan kapasitas LNG AS dan Qatar

Pouyanne menegaskan bahwa proyek-proyek LNG baru di AS dan Qatar akan memastikan pasokan energi Eropa.

“Kami akan menjamin keamanan pasokan Eropa tanpa LNG Rusia pada 2028,” ujarnya, dikutip dari Bloomberg. Proyek ini mencakup ekspansi fasilitas seperti Cameron LNG dan Rio Grande LNG di Teluk Meksiko.

Pada Februari 2025, TotalEnergies mengumumkan rencana investasi tambahan di AS untuk memperluas kapasitas ekspor LNG.

“Kami bisa menambah jalur produksi keempat di Cameron LNG dan memperluas Rio Grande hingga jalur ketujuh,” ujar Pouyanne.

Langkah ini diharapkan meningkatkan kapasitas ekspor AS hampir dua kali lipat pada akhir dekade ini.

2. Diversifikasi untuk hindari ketergantungan

Pouyanne menekankan pentingnya diversifikasi sumber energi untuk mencegah ketergantungan berlebih pada satu negara.

“Kita tidak boleh beralih dari ketergantungan pada Rusia ke ketergantungan pada negara lain, meskipun itu sekutu,” katanya. Ia mendesak Eropa untuk menegosiasikan jaminan perdagangan bebas LNG dengan AS.

Pada April 2025, TotalEnergies memperingatkan Eropa untuk tidak terlalu mengandalkan gas AS. Pouyanne menyarankan negosiasi dengan Qatar dan negara lain untuk memastikan pasokan beragam.

“Kami perlu banyak jalur, bukan hanya satu atau dua,” ujarnya. Strategi ini bertujuan menjaga stabilitas harga dan pasokan di tengah ketidakpastian geopolitik.

3. Tantangan transisi energi Eropa

Pouyanne menyatakan pada Maret 2025, bahwa Eropa masih membutuhkan gas Rusia dalam jumlah tertentu hingga 2027 untuk menjaga daya saing industri.

“Saya tidak akan terkejut jika beberapa jalur Nord Stream kembali beroperasi,” katanya, merujuk pada pipa gas yang rusak akibat ledakan pada 2022.

Komisi Eropa mengusulkan pada Mei 2025, penghentian total impor gas Rusia, termasuk LNG, pada akhir 2027. Pouyanne memperingatkan bahwa pasar belum siap mengganti 18 juta ton pasokan Rusia sebelum proyek LNG baru beroperasi.

“Eropa harus menandatangani kontrak jangka panjang dan mempertimbangkan ulang pajak karbon,” ujarnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us