Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Rusia Aktifkan Lagi Ekspor LNG dari Arctic di Tengah Sanksi AS

Bendera Rusia (freepik.com/natanaelginting)
Intinya sih...
  • Ekspor LNG dari Arctic kembali aktif setelah tertahan sanksi AS
  • Sanksi membatasi akses teknologi dan pendanaan, serta menghambat produksi
  • Rusia berupaya mengatasi tantangan sanksi dengan cara penghindaran dan mencari pasar non-Barat

Jakarta, IDN Times - Rusia kembali mendorong ekspor gas alam cair (LNG) setelah tertahan sanksi Amerika Serikat (AS) tahun lalu. Data pelacakan kapal yang dikompilasi Bloomberg menunjukkan kapal LNG kembali bersandar di fasilitas ekspor Arctic LNG 2, pertama kali sejak Oktober 2024. Ini menandai upaya terbaru Moskow menghidupkan proyek strategis ini.

Fasilitas Arctic LNG 2 yang dikelola Novatek merupakan bagian penting dari target Rusia untuk melipatgandakan ekspor LNG hingga tiga kali lipat pada 2030. Namun, sanksi Barat membuat fasilitas ini lumpuh selama berbulan-bulan karena minimnya pembeli yang bersedia menanggung risiko pelanggaran hukum internasional.

1. Kembalinya aktivitas di Arctic LNG 2

Pada Jumat (27/6/2025), kapal LNG Pioneer terdeteksi berlabuh di pelabuhan Arctic LNG 2 di Semenanjung Gydan, Arktik Rusia. Citra satelit dan pelacakan kapal menunjukkan kapal tersebut memuat kargo LNG, menjadi aktivitas pertama sejak produksi terhenti pada November 2024 akibat sanksi dan kelangkaan kapal tanker es.

Sanksi AS sejak Agustus 2023 menargetkan Arctic LNG 2, membatasi ekspor serta akses ke teknologi dan pendanaan Barat.

“Sanksi ini menciptakan hambatan besar bagi operasional proyek,” ujar James Henderson, analis energi dari Wood Mackenzie, dikutip Yahoo Finance.

Untuk mengatasi pembatasan, Rusia menggunakan metode penghindaran seperti kepemilikan kapal tak jelas dan manipulasi sinyal pelacakan.

“Kami melihat Rusia menguji celah dalam penegakan sanksi. Keberhasilan pengiriman ini akan jadi indikator penting,” kata Maria Shagina, peneliti dari International Institute for Strategic Studies.

2. Tantangan sanksi dan dampaknya

Sanksi turut membatasi ketersediaan kapal tanker kelas es yang penting bagi pelayaran di perairan Arktik. Investor asing seperti Mitsui (Jepang) dan TotalEnergies (Prancis) mundur dari proyek, memangkas pendanaan dan dukungan teknis. Dilaporkan produksi Arctic LNG 2 nyaris berhenti karena ketiadaan pembeli.

“Pasar kini enggan, bahkan dari Asia yang sebelumnya berminat,” kata Dmitry Marinchenko, direktur Fitch Ratings.

Rusia kini membidik pasar non-Barat seperti China dan India, meski tetap menghadapi kendala logistik. Tingginya biaya operasional di Arktik memperparah tantangan.

“Pembangunan dan operasional di lingkungan ekstrem butuh investasi besar, dan sanksi mempersulit pendanaannya,” ujar Kateryna Filippenko, analis Eurasia Group.

Rusia kini mengandalkan teknologi lokal dan dukungan dari mitra non-Barat agar proyek terus berjalan.

3. Implikasi global dan langkah Rusia ke depan

Aktivitas kembali di Arctic LNG 2 memicu kekhawatiran pasar energi global, khususnya Eropa yang mengandalkan LNG untuk mengganti pasokan gas pipa Rusia.

“Jika pengiriman ini berjalan mulus, bisa jadi sinyal bahwa efektivitas sanksi mulai menurun,” ujar Henderson dari Wood Mackenzie.

Rusia juga berupaya memperluas armada tanker es lewat kerja sama dengan galangan kapal Asia, meski masih terhambat keterbatasan teknologi.

“Kami sedang membangun kapal sendiri, tapi butuh waktu,” kata seorang pejabat senior Novatek, dilansir Financial Post.

Fokus Rusia kini tertuju pada pasar Asia, terutama melalui negosiasi dengan calon pembeli di China.

“Arctic LNG 2 adalah proyek strategis, dan kami akan mencari cara untuk merealisasikannya,” kata Menteri Energi Rusia, Nikolai Shulginov, dikutip dari The Japan Times.

Namun, para analis menilai proyek ini tak akan mencapai kapasitas penuh dalam waktu dekat jika hambatan sanksi dan logistik tak terpecahkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us