Ma’ruf Amin Akui Pertumbuhan Ekonomi Melambat akibat Kebijakan PSBB 

Pertumbuhan ekonomi kuartal satu hanya 2,97 persen

Jakarta, IDN Times - Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengakui kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sangat berdampak terhadap pelambatan ekonomi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan Ma’ruf dalam acara Penganugerahan Lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru “Produktif dan Aman COVID-19” yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri.

"Apa pun kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat yang diambil berdampak terhadap kegiatan ekonomi,” kata Ma’ruf, Senin (22/6).

1. Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama hanya sebesar 2,97 persen

Ma’ruf Amin Akui Pertumbuhan Ekonomi Melambat akibat Kebijakan PSBB (Ilustrasi pertumbuhan ekonomi) IDN Times/Arief Rahmat

Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang biasanya di atas 5 persen, kini mengalami pelambatan meskipun masih relatif aman jika dibandingkan dengan negara lain.

"Pertumbuhan ekonomi kita pada kuartal pertama sudah mengalami perlambatan, hanya tumbuh 2,97 persen dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2019,” ujarnya.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi di Bawah 3 Persen, Jokowi: Negara Lain Lebih Parah

2. Pemerintah sedang berupa menangani dampak ekonomi tersebut dengan penerapan new normal

Ma’ruf Amin Akui Pertumbuhan Ekonomi Melambat akibat Kebijakan PSBB ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Oleh sebab itu, lanjut dia, pemerintah sedang berupa keras untuk menangani dampak ekonomi tersebut dengan menerapkan sistem new normal atau normal baru dalam kehidupan sehari-hari.

"Saat ini pemerintah dengan sangat serius mengkaji penerapan tatanan baru. Upaya ini adalah untuk mempersiapkan masyarakat menuju tatanan baru yang aman COVID-19 dan tetap produktif. Hal ini juga dilakukan untuk mendorong pergerakan ekonomi,” tuturnya.

3. Daerah yang akan memulai normal baru harus mempersiapkannya dengan baik

Ma’ruf Amin Akui Pertumbuhan Ekonomi Melambat akibat Kebijakan PSBB Ilustrasi Rapat di Era New Normal (IDN Times/Aldila Muharma)

Lebih jauh Ma'ruf menegaskan, seluruh daerah yang akan memulai aktivitas ekonomi dalam tatanan normal baru, untuk terlebih dahulu mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.

"Wilayahnya harus dipastikan kondusif selain kegiatan ekonominya harus dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat,” katanya menegaskan.

Baca Juga: Gubernur BI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Global Minus 2,2 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya