FL Technics Bangun Bengkel Pesawat di Bandara Ngurah Rai

Martynas mengatakan, pembangunan bengkel pesawat di Bandara I Gusti Ngurah Rai sekaligus memperluas portofolio bisnis dan kapasitas layanan mereka di Indonesia.

Sebelumnya, FL Technics Indonesia telah berhasil membangun hanggar MRO pertamanya di Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) pada Desember 2016.

Dia memastikan, pihaknya berkomitmen dalam menyediakan layanan MRO dengan mengikuti standar internasional. Hal itu sudah menjadi visi perusahaan untuk membentuk ekosistem industri penerbangan yang holistik.

"Pembangunan fasilitas MRO kedua ini bukan hanya tentang ekspansi bisnis dan layanan FL Technics, namun juga wujud kontribusi peran kami dalam mentransformasi sektor penerbangan di Indonesia," ujarnya.

Fasilitas MRO di Bali akan dibangun seluas 14.013 meter persegi, dirancang untuk menyediakan layanan lengkap heavy maintenance check (pemeriksaan perawatan berat) bagi armada narrow body (berbadan sempit) seperti Airbus dan Boeing.

Tak hanya memiliki kapasitas hanggar yang lebih besar, fasilitas MRO yang dibangun juga akan dilengkapi dengan fasilitas pelatihan, layanan logistik dan Pusat Logistik Berikat (PLB), serta beberapa layanan terintegrasi penting lainnya.

"Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (DPS) memiliki posisi strategis sebagai hub internasional tersibuk nomor dua di Indonesia," sebutnya.

Pembangunan bengkel pesawat tersebut dijadwalkan selesai pada Juli 2024 mendatang. Setelah itu, FL Technics akan memprioritaskan upaya untuk memperoleh sertifikasi dari European Aviation Safety Agency (EASA). Itu diperlukan sebagai penegasan layanan perusahaan sesuai dengan standar otoritas penerbangan global.

Hal itu sejalan dengan tujuan meningkatkan layanan MRO di Indonesia. Sebab, data yang telah mereka kumpulkan menunjukkan bahwa lebih dari 50 persen perbaikan pesawat saat ini masih dilakukan di luar negeri.

"Hal ini mengindikasikan besarnya potensi pasar perawatan pesawat dan memotivasi kami untuk terus memperluas serta meningkatkan layanan MRO di dalam negeri guna terus mendukung dan mengokohkan pertumbuhan industri penerbangan di Indonesia,” tambah Martynas.