Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Gaji TKA China di RI Lebih Besar, Luhut: Jangan Asal Ngomong!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan dirinya resmi kembali ke Kabinet Indonesia Maju. (Tangkapan layar Zoom/IDN Times/Vadhia Lidyana)
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan dirinya resmi kembali ke Kabinet Indonesia Maju. (Tangkapan layar Zoom/IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, menepis pernyataan gaji tenaga kerja asing (TKA) asal China lebih besar dibandingkan pekerja Indonesia.

Luhut meminta bukti pernyataan dari pihak yang melontarkan hal tersebut disertai data.

“Tolong BRIN ke saya dulu, tunjukkan angkanya jangan asal saja ngomong keluar,” kata Luhut dalam konferensi pers virtual, Jumat (22/12/2023).

1. Luhut gak yakin China boyong tenaga kerjanya ke Indonesia

Polisi mengaku telah melepaskan 54 pekerja yang diamankan setelah bentrokan TKI dan TKA PT GNI. (ANTARA/HO-Humas Polda Sulteng)
Polisi mengaku telah melepaskan 54 pekerja yang diamankan setelah bentrokan TKI dan TKA PT GNI. (ANTARA/HO-Humas Polda Sulteng)

Menurut Luhut, investasi padat modal dan padat karya memang berbeda dalam hal penyerapan tenaga kerja. Namun, dia tak yakin jika China memboyong banyak pekerja ke Indonesia.

Namun, menurutnya di beberapa bidang memang diisi TKA dari China karena cara kerjanya yang cepat.

“Tapi memang dalam bidang-bidang tertentu kita harus jujur akui mereka itu kerjanya sangat efisien dan cepat. Saya gak yakin bahwa China akan membawa ramai-ramai pegawainya kemari," tutur Luhut.

2. Luhut ungkap alasan China bawa pekerjanya ke Indonesia

Ilustrasi tenaga kerja asing (TKA). (ANTARA/Rony Muharman)
Ilustrasi tenaga kerja asing (TKA). (ANTARA/Rony Muharman)

Dia mengatakan, di bidang konstruksi misalnya, perusahaan China memboyong pekerjanya agar proses pengerjaannya cepat, sehingga bisa menurunkan biaya pembangunan. Namun, dia menegaskan terkait temuan BRIN, menurutnya harus dibuktikan langsung ke dirinya terlebih dahulu.

“Mungkin dalam bidang konstruksi yang dianggap mereka perlu cepat karena untuk cost-nya turun, bisa saja terjadi. Saya kira bawa aja BRIN itu ke saya, ketemu saya sendiri," kata Luhut.

3. BRIN sebut investasi China tak sebanding dengan jumlah tenaga kerja Indonesia yang diserap

Gerbang menuju Mess Tenaga Kerja Asing (TKA) di smelter PT GNI, Morowali, Sulawesi Tengah. (dok. IDN Times/Istimewa)
Gerbang menuju Mess Tenaga Kerja Asing (TKA) di smelter PT GNI, Morowali, Sulawesi Tengah. (dok. IDN Times/Istimewa)

Sebelumnya, BRIN membeberkan data bahwa TKA China mendominasi jumlah pekerja pada proyek-proyek yang diinvestasikan Negeri Bambu tersebut. Jumlah TKA China mencapai 59.320 orang, atau 44,9 persen dari total TKA di Indonesia.

Jumlah TKA China jauh lebih banyak dibanding TKA Singapura. Dengan investasi sebesar 13,28 miliar dolar AS, Singapura hanya menempatkan 1.811 orang pekerjanya, atau 1,35 persen dari total TKA di Indonesia.

Selain itu, Faisal Basri juga pernah membeberkan bahwa gaji TKA di proyek smelter nikel fantastis, bahkan bisa mencapai Rp54 juta. Sedangkan, gaji pekerja lokal hanya sebesar upah minimum.

Faisal juga mengatakan para TKA di proyek smelter nikel itu bukan tenaga ahli, melainkan hanya juru masak, satpam, tenaga statistik, dan juga sopir yang sebagian besar berasal dari China.

“Salah satu perusahaan smelter asal China memberikan gaji antara Rp17 juta hingga Rp54 juta. Sementara rata-rata pekerja Indonesia hanya menerima upah yang lebih rendah, bahkan sekitar upah minimum," tulis Faisal Basri dalam blog pribadinya, Selasa (15/8/2023).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us