Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PalmCo-Agrinas Akan Produksi Minyakita

Inin Nastain/ Minyakita
Inin Nastain/ Minyakita
Intinya sih...
  • PalmCo dan Agrinas Palma Nusantara akan memperkuat produksi Minyakita untuk mendukung ketahanan pangan nasional.
  • PalmCo memiliki fasilitas refinery dengan kapasitas hingga 600 ribu ton per tahun, sedang melakukan kajian aspek teknis dan bisnis agar sinergi berjalan efektif.
  • Agrinas Palma menargetkan memasok 30 persen kebutuhan pasar minyak goreng nasional, sementara PalmCo juga membuka peluang pengembangan produk energi terbarukan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - PT Perkebunan Nusantara IV (PTPN IV) PalmCo bersama PT Agrinas Palma Nusantara (Persero) siap memperkuat produksi Minyakita. Ini dilakukan demi memperkuat ketahanan pangan nasional.

"Langkah ini sebagai tindak lanjut arahan Presiden Prabowo yang memerintahkan Agrinas untuk berkolaborasi dengan PalmCo dalam memperbesar kapasitas produksi minyak goreng yang terjangkau dan berkualitas," kata Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko K Santosa, dikutip dari ANTARA, Minggu (5/10/2025).

Dia mengatakan, sinergi ini menjadi kunci percepatan program Minyakita, dan memperkuat ketahanan pangan nasional, khususnya minyak goreng. Hal tersebut karena perusahaan memiliki kapasitas dan infrastruktur memadai untuk mendukung produksi Minyakita.

"Kolaborasi ini akan mempercepat realisasi target pemerintah dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng masyarakat," ucapnya.

PalmCo yang dikenal sebagai salah satu produsen Crude Palm Oil (CPO) terbesar di Indonesia sedang melakukan transformasi menuju hilirisasi sawit. PalmCo tidak hanya akan fokus sebagai produsen CPO, tapi juga memperluas peran sebagai penggerak industri hilir, mulai refinery, minyak goreng, hingga biodiesel.

1. PalmCo punya fasilitas refinery

Untuk mendukung program ini, PalmCo melalui anak usahanya PT Industri Nabati Lestari (INL), memiliki fasilitas refinery di Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei, Sumatera Utara, dengan kapasitas hingga 600 ribu ton per tahun.

Fasilitas tersebut saat ini sedang dikembangkan untuk memproduksi berbagai produk turunan sawit, seperti RBD Olein yang menjadi bahan baku minyak goreng. Juga Stearin dan PFAD untuk kebutuhan industri lainnya.

"Ketersediaan bahan baku yang stabil dari PTPN dan tambahan pasokan dari Agrinas menjadi jaminan keberlanjutan produksi Minyakita. Ini tidak hanya soal harga yang terjangkau bagi masyarakat, tetapi juga mutu produk yang sesuai standar nasional,” ujar Jatmiko.

2. Kaji aspek teknis dan bisnis

PalmCo dan Agrinas sedang melakukan kajian terkait aspek teknis dan bisnis agar sinergi berjalan efektif dan dapat memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan Indonesia.

Sementara itu, selain peningkatan kapasitas produksi, PalmCo juga fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM) melalui program reskilling dan upskilling untuk karyawan agar siap menghadapi tantangan di sektor hilir.

"Transformasi ini adalah proses bertahap. Kami menyiapkan PalmCo menjadi pemain utama hilirisasi sawit yang tidak hanya menghasilkan CPO, tetapi juga produk bernilai tambah lainnya," kata dia.

3. Target pasok 30 persen kebutuhan pasar minyak goreng

Jatmiko menjelaskan, jaringan unit usaha PalmCo di berbagai daerah berpotensi menjadi kanal efektif untuk menjangkau pasar hingga ke pelosok. Saat ini, model implementasinya masih dalam tahap kajian bersama Agrinas.

Agrinas Palma menargetkan memasok 30 persen kebutuhan pasar minyak goreng nasional menjadi tantangan besar yang membutuhkan sinergi optimal. Namun dia optimistis PalmCo mampu berkontribusi maksimal dalam mendukung arahan Presiden.

"Semua langkah ini dilakukan secara bertahap dan terencana. Kami ingin memastikan PalmCo tidak hanya menjadi bagian dari rantai pasok sawit, tetapi juga menjadi motor hilirisasi yang menggerakkan industri pangan dan energi Indonesia menuju kemandirian," tuturnya.

Selain minyak goreng, PalmCo juga membuka peluang pengembangan produk energi terbarukan, termasuk mendukung implementasi mandatori B50 untuk mengurangi ketergantungan energi fosil.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Kebingungan yang Kamu Dapati Saat Memulai Bisnis Online

05 Okt 2025, 23:00 WIBBusiness