Awal Pekan, Rupiah Tak Kuasa Lawan Dominasi Dolar AS
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Nilai tukar rupiah atau kurs mata uang Garuda melemah atas mata uang dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (19/9/2022).
Seperti dikutip dari Bloomberg, kurs rupiah dibuka melemah 38 poin ke level Rp14.954 per dolar AS pada pembukaan perdagangan pagi ini. Sebelumnya, rupiah ditutup di level Rp14.897.
Baca Juga: Rupiah Comeback Lawan Dolar AS, Menguat ke Rp14.899
1. Sentimen The Fed jadi faktor melemahnya rupiah
Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah mungkin bakal mengalami tekanan di awal pekan ini karena pasar mengantisipasi hasil rapat The Fed Kamis dini hari pekan ini.
Menurut CME FedWatch Tool, saat ini pasar berekspektasi kemungkinan 80 persen Bank Sentral AS akan menaikan suku bunga sebesar 75 basis poin. Sementara itu, sisanya kemungkinan 100 basis poin.
"Potensi kenaikan yield di AS ini mendorong penguatan dolar AS. Ekspektasi pasar tersebut dipicu oleh level inflasi AS yang masih tinggi di atas 8 persen dan pernyataan para petinggi The Fed yang menginginkan inflasi turun dengan kebijakan pengetatan moneter yang agresif," kata Ariston saat dikonfirmasi oleh IDN Times pada Senin (19/9/2022).
Baca Juga: Rupiah Comeback Lawan Dolar AS, Menguat ke Rp14.899
2. Kenaikan BBM subsidi jadi momok bagi rupiah
Dari dalam negeri isu yang menonjol masih soal dampak kenaikan BBM subsidi terhadap harga barang-barang yang bisa menekan pertumbuhan ekonomi bila tidak bisa dikendalikan.
"Isu ini bisa menekan rupiah," ucapnya.
Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus, Rupiah Menguat Seharian
3. Proyeksi rupiah sore nanti
Rupiah diproyeksikan akan mengalami tekanan oleh dolar AS pada penutupan perdagangan sore nanti.
"Potensi tekanan ke arah Rp14.950-Rp14.980 dengan support di kisaran Rp14.880," ujarnya.
Baca Juga: Neraca Dagang RI Surplus, Rupiah Menguat Seharian