Biaya Pelatihan Prakerja Mau Dipangkas, Ekonom: Lebih Baik Dihilangkan

Pelatihan di tengah kondisi pandemik COVID-19 tidak efektif

Jakarta, IDN Times - Pemerintah sedang mengevaluasi bantuan biaya pelatihan dalam program Kartu Prakerja. Rencananya, bantuan senilai Rp1 juta akan dipangkas menjadi Rp500 ribu sedangkan jumlah penerimanya ditingkatkan.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menilai pemangkasan tersebut tidak efektif. Dari sisi konten yang ditawarkan juga tidak akan ada perubahan dampak yang signifikan.

Menurutnya, lebih baik pelatihan online dalam Kartu Prakerja dihilangkan. "Dan mengubah skema Kartu Prakerja menjadi full bantuan sosial, misalnya jadi BLT," ujarnya kepada IDN Times, Rabu (13/5).

1. Pelatihan online tidak ideal

Biaya Pelatihan Prakerja Mau Dipangkas, Ekonom: Lebih Baik DihilangkanIlustrasi (IDN Times/Uni Lubis)

Bhima menambahkan, di saat kondisi pandemik COVID-19 saat ini, hanya pelatihan online yang bisa diberikan sedangkan hal itu tidak efektif dalam sebuah pelatihan kerja. Oleh karena itu, insentif dalam Kartu Prakerja lebih baik sepenuhnya diberikan kepada korban PHK atau dirumahkan.

"Idealnya full BLT dikirim by name by address ke korban PHK. Karena datanya bisa diverifikasi ke BPJS Ketenagakerjaan," tutur dia.

Dia menambahkan, pemerintah sementara ini bisa mengesampingkan peningkatan SDM. "Karena kondisinya krisis, peningkatan SDM bisa dilakukan pascapandemik," tambahnya.

2. Bantuan Pelatihan Kartu Prakerja dipangkas, jumlah penerima ditingkatkan

Biaya Pelatihan Prakerja Mau Dipangkas, Ekonom: Lebih Baik DihilangkanIlustrasi Kartu Pra Kerja (IDN Times/Arief Rahmat)

Pemerintah sedang melakukan evaluasi terhadap program Kartu Prakerja. Rencananya, biaya pelatihan Kartu Prakerja sebesar Rp1 juta akan dipangkas menjadi Rp500 ribu. Jumlah penerimanya juga akan ditingkatkan menjadi 6,5 juta.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Kepala Bappenas) Suharso Monoarfa mengungkapkan bahwa biaya pelatihan Kartu Prakerja akan dipangkas. "Nah sekarang biaya pelatihan (akan) diturunkan Rp500 ribu," ujarnya dalam live Instagram bersama IDN Times, Minggu (10/5).

Selisih anggaran dari bantuan pelatihan yang dipangkas, lanjut Suharso, akan dialokasikan untuk meningkatkan jumlah peserta Kartu Prakerja. Dia menyebut pemerintah akan menambah jumlahnya sebanyak 880 ribu orang.

"Mudah-mudahan bisa nambah yang tadinya target 5,6 juta jadi 6,5 juta. 6,5 jutaan kemungkinan bisa meng-cover 1,7 atau sampai 2 juta yang kena PHK," katanya.

Senada dengan Suharso, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara memastikan bahwa biaya pelatihan Kartu Prakerja akan dievaluasi dan jumlah pesertanya ditingkatkan.

3. Anggaran dan jumlah peserta Kartu Prakerja mengalami peningkatan dari rencana awal

Biaya Pelatihan Prakerja Mau Dipangkas, Ekonom: Lebih Baik DihilangkanAlokasi anggaran Kartu Prakerja. IDN Times/Rahmat Arief)

Sebagai informasi, anggaran Kartu Prakerja tahun ini ditingkatkan dari rencana awal Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun. Peningkatan anggaran ini diikuti dengan penambahan penerima Kartu Prakerja, dari 2 juta orang menjadi 5,6 juta orang sepanjang tahun ini.

Setiap peserta Kartu Prakerja akan mendapatkan biaya untuk pelatihan skilling (kemampuan), upskilling (peningkatan kemampuan), dan re-skilling (penggantian kemampuan). Para peserta masing-masing akan mendapatkan bantuan dari pemerintah sebesar Rp3,55 juta.

Rinciannya, bantuan pembiayaan pelatihan mencapai Rp1 juta per orang yang akan dibayarkan langsung kepada lembaga pelatihan, lalu insentif langsung Rp600 ribu per bulan yang berlangsung selama empat bulan. Insentif tersebut ditujukan sebagai uang saku bagi para peserta. Serta insentif setelah menyelesaikan survei kerja senilai Rp150 ribu.

Baca Juga: Biaya Pelatihan Kartu Prakerja Bakal Dipangkas Jadi Rp500 Ribu

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya