Harga Bitcoin Diprediksi Sentuh US$100 Ribu, Bakal To The Moon Nih!

Jakarta, IDN Times – CEO perusahaan pinjaman crypto Nexo, Antoni Trenchev, memprediksi harga Bitcoin bisa menembus 100 ribu dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp1,4 miliar.
Trenchev mengatakan kepada CNBC bahwa harga cryptocurrency terbesar di dunia itu dapat melonjak di atas 100 ribu dolar AS dalam waktu 12 bulan.
1. Prospek jangka pendek

Meski optimis dengan prospek jangka panjang Bitcoin, dalam jangka pendek Trenchev mengatakan khawatir bahwa harganya akan menunjukkan penurunan. Ini, katanya, mungkin terjadi mengikuti pasar keuangan tradisional karena Bank Sentral AS, the Federal Reserve, mulai melepaskan program stimulus moneternya yang besar.
“Tapi itu mungkin, pada gilirannya, memberikan dorongan lebih lanjut untuk crypto,” jelasnya, dikutip IDN Times, Jumat (15/4/2022).
Trenchev mengatakan kejatuhan harga saham kemungkinan akan mengarahkan bank sentral AS pada pelonggaran kebijakan dalam waktu singkat.
2. Prediksi soal harga Bitcoin

Sebelumnya, pada Januari 2020, Trenchev pernah memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai 50 ribu dolar AS pada akhir tahun itu. “Semua orang menertawakan saya,” katanya.
Prediksi Trenchev pada 2020 itu tidak menjadi kenyataan. Bitcoin hanya berhasil mencapai level tertinggi lebih dari 29 ribu tahun itu. Tetapi nilai cryptocurrency itu akhirnya naik melampaui 50 ribu dolar AS pada Februari 2021.
Jika perkiraan Trenchev kali ini benar, itu berarti harga Bitcoin akan naik lebih dari dua kali lipat tahun ini.
3. Kondisi pasar crypto

Pernyataan Trenchev itu disampaikan di saat para pendukung crypto mengatakan pasar telah matang, dan ada semakin banyak institusi besar mulai masuk ke aset digital.
Sejumlah eksekutif seperti Do Kwon, salah satu pendiri perusahaan blockchain Terra Labs, juga terus melakukan pembelian Bitcoin dalam jumlah besar mencapai jutaan dolar, dengan keyakinan bahwa Bitcoin bisa menjadi mata uang “cadangan” di masa depan.
Namun demikian, masih ada beberapa hambatan untuk pasar. Lingkungan peraturan global tetap terfragmentasi dan pasar crypto masih tetap tidak stabil. Secara khusus, Bitcoin tetap sangat berkorelasi dengan pasar saham, khususnya indeks Nasdaq. Ketika saham bergejolak, begitu juga Bitcoin.