Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Kedelai Tinggi, Perajin Tahu-Tempe Mogok Produksi Mulai Hari Ini

Perajin tahu dan tempe mogok produksi dan gelar unjuk rasa karena tingginya harga kedelai. (dok. Paguyuban Dadi Rukun)

Jakarta, IDN Times - Harga kedelai terus melonjak. Berdasarkan catatan perajin tahu dan tempe Depok, harga kedelai naik hingga 40 persen, dari Rp8.000 menjadi Rp11.240 per kilogram (kg). Kenaikan ini membuat para perajin tahu dan tempe mogok produksi.

Tingginya harga bahan baku utama tahu dan tempe itu menekan perekonomian para perajin tahu dan tempe, bahkan mengancam keberlangsungan usaha mereka.

1. Perajin tahu dan tempe mogok produksi tiga hari

Perajin tahu dan tempe mogok produksi dan gelar unjuk rasa karena tingginya harga kedelai. (dok. Paguyuban Dadi Rukun)

Ketua Umum Paguyuban Dadi Rukun (organisasi perajin tahu dan tempe Depok), Rasjani mengatakan mogok produksi dilakukan selama tiga hari, terhitung sejak hari ini, Senin (21/2/2022), sampai Rabu (23/2).

“Mogok produksi kami lakukan karena para perajin tahu dan tempe sudah tidak bisa jualan karena harga bahan baku naik tajam,” kata Rasjani dalam keterangan resminya.

2. Pemerintah dinilai tutup mata

Perajin tahu dan tempe mogok produksi dan gelar unjuk rasa karena tingginya harga kedelai. (dok. Paguyuban Dadi Rukun)

Di tengah lonjakan harga kedelai ini, Rasjani menilai pemerintah menutup mata, alias belum mengeluarkan kebijakan apapun untuk menekan lonjakan harga kedelai.

Menurutnya, pemerintah harus memberikan subsidi harga kedelai, terutama kepada perajin tahu dan tempe agar biaya produksi tidak melonjak.

3. Perajin tahu dan tempe Depok unjuk rasa

Perajin tahu dan tempe mogok produksi dan gelar unjuk rasa karena tingginya harga kedelai. (dok. Paguyuban Dadi Rukun)

Karena belum adanya kebijakan dari pemerintah untuk menekan harga kedelai di dalam negeri, para perajin tahu dan tempe dari Paguyuban Dadi Rukun itu menggelar unjuk rasa di kawasan Depok, Jawa Barat.

Mereka menumpuk drum dan kerei di lapangan di dekat sentra produksi tempe di wilayah Depok. Drum dan kerei merupakan alat produksi pembuatan tempe. Drum biasa dipakai untuk merebus kedelai. Sementara ‘kerei’ digunakan untuk menyusun tempe.

“Kami sengaja menumpuk drum dan kerei di lapangan sebagai bentuk protes atas kenaikan harga kedelai yang membuat kami tidak bisa produksi,” ujar Rasjani.

Para perajin tahu dan tempe ini meminta pemerintah turun tangan untuk mengendalikan harga kacang kedelai impor.

Aksi unjuk rasa ini diikuti oleh sekitar seratus perajin tempe dari berbagai wilayah di Depok dan sekitarnya. Selain menumpuk peralatan produksi, mereka juga membentangkan berbagai spanduk berisi protes atas kenaikan harga kacang kedelai.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us