Harga Saham DADA Meroket 425 Persen, Bakal Jadi Multibagger di BEI?

- Harga saham DADA masih tergolong undervalued, peluang apresiasi harga masih terbuka lebar.
- Harga saham DADA berpotensi tembus Rp14.000 pasca proses backdoor listing, strategi yang mampu mengangkat valuasi emiten ke level lebih tinggi.
- Momentum positif diperkuat melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 4 September 2025, membuka peluang pembagian dividen dan memperbesar kemungkinan DADA segera keluar dari papan pemantauan khusus (TATO).
Jakarta, IDN Times - Saham PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) tengah dilirik sejumlah investor saham lantaran kinerjanya yang dianggap moncer. Emiten properti tersebut mampu mencatat reli harga spektakuler dan dipandang berprospek cerah sebagai salah satu saham multibagger - saham yang harganya mengalami lonjakan keuntungan berkali lipat - paling menjanjikan.
Dalam sebulan terakhir, saham DADA melonjak hingga sebesar 425 persen, dari Rp8 per lembar menjadi Rp42 di pasar reguler.
Itu merupakan fenomena langka yang menjadi sinyal kuat adanya akumulasi besar oleh investor dengan keyakinan tinggi terhadap prospek DADA.
1. Harga saham DADA masih tergolong undervalued

Meski begitu, dari sisi fundamental, harga saham DADA saat ini masih tergolong undervalued.
Namun, dengan posisi yang lebih rendah dari level IPO dan jauh di bawah nilai buku (PBV), peluang apresiasi harga masih sangat terbuka lebar.
PT Diamond Citra Propertindo Tbk (DADA) melakukan IPO pada 14 Februari 2020 dengan melepas 2.147.000.000 lembar saham atau 29,92 persen dari modal ditempat dan disetor penuh dengan dana hasil IPO Rp218,994 miliar.
"Dengan PBV yang masih sangat rendah, peluang bagi DADA untuk mencatatkan kenaikan besar masih terbuka lebar. Investor ritel harus jeli melihat momentum ini sebagai kesempatan emas untuk meraih capital gain,” kata Pengamat Pasar Modal, Devlin Gabriel, dikutip Selasa (9/9/2025).
2. Harga saham DADA berpotensi tembus Rp14.000

Di sisi lain, para pengamat menilai, target harga saham DADA pasca proses backdoor listing berpotensi menembus Rp14.000 per lembar.
Angka ini dinilai masih relatif "murah" jika dibandingkan dengan standar investor global yang terbiasa membayar ratusan ribu rupiah per lembar saham di bursa internasional.
Pasar modal Indonesia sendiri memiliki jejak sukses backdoor listing. Contohnya saham milik Aguan-Salim, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk yang dahulunya bernama PT Pratama Abadi Nusa Industri Tbk (PANI).
Selain itu ada juga PT Meratus Jasa Prima (KARW) yang sebelumnya dikenal sebagai PT ICTSI Jasa Prima Tbk (KARW). Keduanya menunjukkan backdoor listing jadi strategi yang mampu mengangkat valuasi emiten ke level lebih tinggi.
3. Fondasi kukuh dan langkah korporasi DADA

Adapun momentum positif tersebut diperkuat melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 4 September 2025.
RUPS tersebut menandai penguatan tata kelola perusahaan, membuka peluang pembagian dividen, serta memperbesar kemungkinan DADA segera keluar dari papan pemantauan khusus (TATO).
"Bersihnya status dari label khusus akan meningkatkan kredibilitas DADA di mata pasar, sekaligus memperkukuh posisinya dalam menjalin kesepakatan dengan investor asing. Dengan demikian, DADA semakin siap melangkah sebagai kendaraan backdoor listing yang solid dan berkelas," tutur Devlin.