INA Bidik Investasi di Atas 1 Miliar Dolar AS pada 2026

- INA siap ngebut di akhir tahun 2025 untuk mencapai target investasi di atas 1 miliar dolar AS pada 2026.
- Lima fokus investasi INA pada 2026 termasuk sektor infrastruktur, kesehatan, teknologi digital, energi baru terbarukan, dan advance materials.
- Proyek INA yang akan segera terealisasi antara lain investasi di ekosistem baterai kendaraan listrik dan pabrik plasma darah hasil kerja sama dengan mitra investasi SK Plasma dan PMI.
Jakarta, IDN Times - Lembaga pengelola dana abadi Indonesia Investment Authority (INA) mencanangkan target investasi sebesar lebih dari 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau di atas Rp16 triliun pada 2026.
Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah menyatakan, dalam empat tahun terakhir, investasi yang dilakukan INA rata-rata mencapai 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp15 triliun hingga Rp16 triliun.
"Tahun ini mungkin lebih dari tahun yang lalu dan tahun depan mudah-mudahan lebih juga dari tahun ini, tapi kalau soal persis angka apa segala macam kan memang Anda ketahui kan kita memang di corporate action itu kan selalu harus high confidentiality kan," tutur Ridha di Jakarta, Senin (17/11/2025).
1. INA siap ngebut di akhir tahun

Meski begitu, sebelum memulai 2026, Ridha menegaskan INA bakal ngebut pada akhir tahun ini demi mencapai target yang sudah dicanangkan sebelumnya.
Hal itu tidak terlepas dari start INA yang cenderung agak lambat pada awal 2025 ini.
"Tahun ini memang agak slow di awal-awalnya karena adjustment lah ya, tapi bulan November, Desember ini dikebut gitu," kata Ridha.
2. Lima fokus investasi INA

Ridha pun menjelaskan, ada lima fokus investasi ini masih jadi pokok pekerjaan INA pada 2026. Kelima fokus investasi INA tersebut ada di sektor infrastruktur termasuk logistik, kesehatan, teknologi digital, energi baru terbarukan (renewable energy), dan advance materials.
"Advanced material itu bisa masuk ke litium, bisa masuk ke pengembangan silikon," kata Ridha.
Lebih lanjut Ridha mengungkapkan, INA tetap akan mendalami fokus investasinya kepada lima sektor tersebut.
"Ada memang sektor-sektor yang menurut kita tuh biasanya oportunistik lah. Jadi oportunistik tuh kalau misalnya bagus, ya kita akan kembangkan," kata dia.
Adapun salah satu fokus utama yang akan digenjot INA adalah investasi di ekosistem baterai kendaraan listrik. Investasi terbesar INA saat ini di pabrik bahan baterai (litium ferrofosfat/LFP) di Kendal pun akan diperluas.
"Itu (Kendal) mungkin kita akan kembangkan lagi, dan kita akan coba masuk ke tetangganya. Jadi bukan cuma katoda, tapi anoda, tapi juga separator gitu. Nah itu tuh hebat banget lah, karena bisa jadi yang terbesar di dunia, di luar China," tutur Ridha.
3. Proyek INA yang akan segera terealisasi

Di sisi lain, INA segera merampungkan pabrik plasma darah hasil kerja sama dengan mitra investasi SK Plasma dan PMI. Targetnya, proyek tersebut rampung pada Desember 2025.
"Kita sudah kirim orang, lebih seratus orang kalau gak salah, ke Korea untuk training, transfer of technology-nya. Mudah-mudahan sih mereka kembali udah bisa menjalankan dengan baik lah," ujar Ridha.

















