Indofarma PHK 413 Karyawan, Sempat Sisakan 3 Orang dan Rekrut Lagi

- Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2025, PHK 413 karyawan dilaksanakan pada 15 September 2025. Jumlah karyawan tersisa hanya 3 orang, namun pada akhir September 2025, Perseroan melakukan rekrutmen ulang sejumlah 18 orang.
- Efisiensi biaya operasi meliputi efisiensi pada seluruh komponen biaya operasi yang tidak efisien dan produktif untuk mengurangi biaya dan menambah profitabilitas. PHK juga dilakukan menyesuaikan model bisnis terbatas.
- Indofarma rugi Rp127 miliar
Jakarta, IDN Times - PT Indofarma Tbk (INAF) melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 413 karyawan.
PHK dilakukan karena perusahaan harus melakukan efisiensi biaya operasi. Efisiensi itu menjadi kewajiban karena INAF terikat Putusan Homologasi Nomor 1267 K/Pdt.Sus-Pailit/2024 jo. Nomor 74/PDT.SUSPKPU/2024/PN.NIAGA.JKT/PST yang berlaku efektif sejak 25 Maret 2025.
1. Sempat sisakan 3 karyawan dan lakukan rekrutmen lagi

Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2025 yang dikutip Jumat, (7/11/2025), PHK 413 karyawan itu dilaksanakan pada 15 September 2025 lalu.
Atas keputusan itu, jumlah karyawan yang tersisa per tanggal 15 September hanya tiga orang. Namun, pada akhir September 2025, Perseroan melakukan rekrutmen ulang karyawan sejumlah 18 orang sehingga jumlah karyawan per 30 September menjadi 21 orang.
"Penambahan karyawan akan disesuaikan dengan kebutuhan Sumber Daya Manusia untuk menjalankan model bisnis terbatas sesuai Putusan Homologasi," tulis manajemen.
2. Rincian efisiensi biaya operasi

Adapun efisiensi biaya operasi itu meliputi efisiensi pada seluruh komponen biaya operasi yang tidak efisien dan produktif untuk mengurangi biaya dan menambah profitabilitas. PHK juga dilakukan menyesuaikan model bisnis terbatas.
"Sehingga kegiatan operasional dapat berlangsung secara lebih efisien," tulis manajemen.
3. Indofarma rugi Rp127 miliar

Hingga kuartal III-2025, Indofarma mencatatkan kerugian sebesar Rp127,09 miliar. Angka itu menyusut sebesar Rp39,4 miliar atau 23,7 persen dibandingkan kerugian pada kuartal III-2024 yang mencapai Rp166,5 miliar.
Di kuartal III-2025, perusahaan mencatatkan penurunan penjualan bersih sebesar 2,9 persen menjadi Rp133 miliar, dari posisi Rp137,9 miliar pada kuartal III-2024.
INAF juga mencatatkan liabilitas sebesar Rp1,47 miliar, di mana utang terbesar ialah pinjaman kepada pemegang saham sebesar Rp535 miliar, utang usaha kepada pihak ketiga sebesar Rp282 miliar, dan utang pajak Rp264 miliar.
Ekuitas anak usaha PT Bio Farma (persero) itu masih negatif sebesar Rp890,94 miliar hingga kuartal III-2025.


















