Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi lafaz Nabi Muhammad SAW (IDN Times/Aditya Pratama)

Jakarta, IDN Times - Dalam menjalankan bisnis, seseorang tentunya mempunyai guru atau teladan yang menjadi role-model untuk dijadikan inspirasi dan sumber pembelajaran. Salah satu teladan dalam Islam adalah Nabi Muhammad SAW yang merupakan Nabi dan Rasul terakhir.

Rasulullah SAW menjalankan bisnisnya tanpa modal materi seperti uang. Rasulullah hanya bermodalkan sifat jujur dan amanah. Berkat sifat tersebut, ia dapat menjalankan bisnisnya sampai ke luar negeri. Saat menjalankan bisnisnya ini pula, Rasulullah dipertemukan dengan Khadijah yang saat itu merupakan seorang pedagang yang biasa berdagang sampai ke negara lain. 

Ketiadaan kedua orang tua membuat Rasulullah SAW dididik oleh pamannya, Abu Thalib. Hal ini lah yang membuat Rasulullah SAW memiliki kepribadian yang berdikari dan pantang menyerah. Sebelum menjadi pedagang, beliau telah menggembala kambing milik orang-orang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Untuk meneladani kisah sukses berdagangnya, intip kisah dan gaya bisnis Rasulullah berikut ini.

1. Proses Rasulullah menjalankan bisnisnya

Potret Padang Arafah, tempat Rasulullah SAW menyampaikan khutbah terakhirnya (commons.wikimedia.org/a.org/Al Jazeera English)

Dalam beberapa literatur sejarah dijelaskan bahwa di masa muda Nabi Muhammad SAW, tepatnya pada umur 12 tahun, sering mengikuti pamannya berdagang ke negeri Syam (Suriah). Pada saat belum memiliki modal, beliau menjadi manajer perdagangan para investor (shohibul mal) berdasarkan bagi hasil.

Ketika usianya menginjak dewasa, Rasul telah berwirausaha/berdagang secara mandiri sampai berhasil memperluas bisnisnya hingga ke 17 negara. Hal ini membuat Rasulullah SAW disebut sebagai pemimpin (khalifah) dagang. 

Di saat-saat inilah, Rasulullah Saw bertemu dengan Khadijah, seorang perempuan dengan sifat dewasa dan berbudi luhur, serta memiliki kekayaan yang berlimpah karena menjadi seorang pedagang yang biasa berdagang ke negara lain. Khadijah lalu tertarik untuk menitipkan dagangannya untuk dijual oleh beliau.

Di pertengahan usia 30-an, Rasul banyak terlibat dalam bidang perdagangan seperti kebanyakan pedagang-pedagang lainnya. Tiga dari perjalanan dagang Nabi Muhammad SAW setelah menikah, telah dicatat dalam banyak literatur sejarah.

2. Bersikap jujur dan amanah

Editorial Team

Tonton lebih seru di