Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Strategi Berdagang ala Rasulullah agar Laris dan Berkah

ilustrasi orang yang menaiki unta di padang pasir (unsplash.com/Inbal Malca)
ilustrasi orang yang menaiki unta di padang pasir (unsplash.com/Inbal Malca)

Jakarta, IDN Times - Nabi Muhammad atau Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang membawa ajaran agama Islam dengan segala kebaikannya. Termasuk dalam soal berbisnis atau jual-beli sebagaimana tercantum dalam Alquran dan hadis.

Tidak hanya secara kontekstual namun juga praktik yang diperlihatkan Rasulullah. Dilansir dari laman NU Online, pada usia 25 tahun, Nabi Muhammad SAW sudah menjadi pengusaha yang sukses dan kaya raya. Ia bahkan berdagang ke luar negeri lebih dari 18 kali.

Berikut ini adalah tips berdagang ala rasulullah Nabi Muhammad SAW yang dilansir dari lama NU Online yang dikutip dari buku Marketing Muhammad.

1. Tentukan target dan segmentasi pasar

ilustrasi berdagang (pexels.com/Kadir Avşar)
ilustrasi berdagang (pexels.com/Kadir Avşar)

Nabi Muhammad yang punya pengetahuan yang mendalam tentang kebiasaan, cara hidup, cara makan dan minum, serta kebutuhan yang diperlukan masyarakat setempat berhail menggunakan konsep marketing segementasi pasar serta target pasar (targeting), dan positioning sebelum ia berjualan.

Jadi begitu ia datang ke kota A maka barang-barang yang dibawa adalah ini dan itu. Ketika datang ke kota B maka barang yang dibawa lain lagi. Dan seterusnya.

Dalam berdagang, Nabi Muhammad gak cuma punya satu segmen pasar saja loh, ia memasuki semua segmen yang ada dalam masyarakat semenanjung Arab. Mulai dari budak hingga kalangan elite kerajaan, bahkan sang raja.

2. Cara berdagang yang antimainstream

ilustrasi jualan (pexels.com/hartono subagio)
ilustrasi jualan (pexels.com/hartono subagio)

Nabi Muhammad SAW adalah orang yang berpikiran out of the box. Ia berdagang dengan cara-cara yang beda, tidak konvensional digunakan pedagang lainnya pada saat itu. Pada saat itu Nabi menjalin hubungan yang baik atau silaturahim dengan pelanggannya dan melakukan ekspansi usaha ke wilayah-wilayah lain.

Nabi juga selalu menjelaskan kekurangan dan kelebihan barang dagangannya dengan jujur kepada para pelanggannya.

Ia tidak mematok harga sesuai dengan nilai komoditasnya, tidak melakukan perang harga dengan pedagang lainnya, tidak menipu dalam mendeskripsikan barang dagangannya, tidak bersumpah yang berlebihan, jujur dalam timbangan dan takaran, serta tidak memonopoli komoditas.

3. Punya personal branding yang baik

ilustrasi Nabi Muhammad (unsplash.com/ Ahmet Kürem)
ilustrasi Nabi Muhammad (unsplash.com/ Ahmet Kürem)

Nabi Muhammad SWA dikenal sebagai masyarakat Arab sebagai pribadi yang jujur dan bisa dipercaya sehingga ia mendapatkan julukan al-Amin. Personal branding ini tidak didapat secara singkat dan ujug-ujug, melainkan dalam waktu yang lama.

Karena memiliki brand dapat dipercaya, banyak investor yang berinvestasi kepada dirinya kala itu. Gak heran kalau Nabi sering berdagang tanpa modal sepeser pun, alias menjualkan barang dagangan orang lain dengan imbalan bagi hasil.

4. Bersikap baik ke pelanggan

ilustrasi penjual dan pembeli di toko (pexels.com/Tima Miroshnichenko)
ilustrasi penjual dan pembeli di toko (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Rasulullah juga dikenal tidak pernah mengecewakan pelanggannya. Ia juga sangat menghormati pelanggannya, baik yang dewasa atau pun remaja.

Ia selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada para pelanggannya, ramah dan menghormati pelanggannya. Bahkan, ia mendahulukan kepentingan pelanggannya atas dirinya sendiri. Nabi Muhammad SWA dikenal sebagai pedagang yang jujur, ikhlas, dan profesional.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Bella Manoban
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us