Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ini Dampak dari Penundaan Implementasi Tarif Trump hingga 90 Hari

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Penundaan tarif impor dagang Trump selama 90 hari untuk negara-negara kecuali China adalah bagian dari strategi negosiasi yang lebih besar.
  • Keputusan penundaan tarif bisa menjadi taktik agar negara-negara lain merasa terdorong untuk melakukan pendekatan diplomatik atau lobi ke Washington demi perlakuan yang lebih menguntungkan.

Jakarta, IDN Times - Ekonom menilai penundaan implementasi kebijakan tarif impor dagang Trump selama 90 hari untuk berbagai negara, kecuali China, merupakan bagian dari strategi negosiasi yang lebih besar. 

Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economic atau CORE Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, mengatakan, dengan menciptakan ketidakpastian dan ketegangan secara selektif, Presiden Trump berusaha menempatkan Amerika Serikat sebagai pihak yang dominan dalam peraturan dagang global. 

"Kondisi ini bisa dibaca sebagai strategi negosiasi yang lebih besar dengan mencipatkan ketidakpastian," kata Yusuf kepada IDN Times, Kamis (10/4/2025). 

1. Penundanaan tarif impor sebagai taktik AS dapat perlakuan lebih menguntungkan

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Ia menjelaskan, keputusan untuk menunda tarif bisa menjadi taktik agar negara-negara lain, termasuk Indonesia, merasa terdorong untuk melakukan pendekatan diplomatik atau lobi ke Washington. Hal itu dilakukan demi mendapatkan perlakuan yang lebih menguntungkan. 

Dengan penundaan kenaikan tarif ini, maka semua negara yang dikenai tarif timbal balik (resiprokal) pada Rabu lalu akan kembali ke tarif universal sebesar 10 persen.

Sementara untuk China, Trump mengatakan, tarif impornya akan dinaikkan dari 104 persen menjadi 125 persen. Hal itu buntut China yang membalas AS dengan tarif 84 persen.

2. Sentimen positif ke pasar keuangan dalam jangka pendek

Pengunjung berjalan didekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (ANTARA FOTO/Bayu Pratama S)

Yusuf mengatakan, penundaan ini akan berdampak positif bagi pelaku pasar keuangan dalam jangka pendek. 

"Bagi pelaku pasar keuangan, langkah tarik-ulur seperti ini bisa memberikan dua sinyal sekaligus. Di satu sisi, penundaan tarif dapat dianggap sebagai angin segar jangka pendek karena mengurangi tekanan risiko global dan memberikan ruang bagi aset-aset berisiko seperti saham di emerging markets untuk bernapas," ujar dia.

Namun, di sisi lain, ketidakpastian kebijakan yang terus berlangsung justru dapat menahan keputusan investasi besar. Terutama jika pelaku pasar melihat ini hanya sebagai penundaan sementara sebelum potensi gejolak baru kembali muncul.

3. Pasar keuangan diprediksi masih volotaile pekan ini

Infografis 15 Daftar Ekspor RI yang Paling Terdampak Tarif Trump (IDN Times/Aditya Pratama)

Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, memperkirakan pasar keuangan global masih akan bergerak volatile. Hal itu dipengaruhi oleh kekhawatiran atas kebijakan tarif baru Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump terhadap China.

Pada Rabu (9/4/2025), Trump memutuskan untuk menaikkan tarif terhadap barang-barang impor asal China menjadi 125 persen dari sebelumnya 104 persen karena China membalas dengan tarif 84 persen. Kondisi ini pun meningkatkan risiko perlambatan ekonomi global.

"Negosiasi tarif (China–AS) yang gagal meningkatkan risiko perlambatan ekonomi global dan mendorong ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve yang lebih agresif pada tahun ini," kata Andry, Kamis (10/4/2025).

Ia mengatakan, sentimen di pasar regional, terutama dari Asia diperkirakan cenderung negatif setelah China bereaksi terhadap tarif AS yang meningkatkan ketegangan perdagangan. Investor juga akan mencermati data perdagangan China untuk menilai prospek pertumbuhan regional.

"Secara keseluruhan, kombinasi tekanan tarif, arah suku bunga the Fed, serta data ekonomi utama membuat pasar global diproyeksi berfluktuasi dengan kecenderungan risk-off sepanjang minggu ini," kata dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deti Mega Purnamasari
EditorDeti Mega Purnamasari
Follow Us