InJourney Airports Bidik Jadi Operator Bandara Terbesar ke-2 di Dunia

- InJourney Airports menargetkan menjadi operator bandara kedua terbesar di dunia pada 2045.
- Integrasi Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II melahirkan InJourney Airports dengan valuasi potensial 8 miliar dolar AS pada 2045.
Jakarta, IDN Times - PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports menargetkan bisa menjadi operator bandara kedua terbesar di dunia pada 2045. Sejak dibentuk pada 28 Desember 2023, InJourney Airports menduduki posisi operator bandara kelima terbesar di dunia.
Direktur Utama InJourney Airports, Faik Fahmi mengatakan, integrasi Angkasa Pura I (AP I) dan Angkasa Pura II (AP II) yang melahirkan InJourney Airports bukan hanya memperkuat posisi perusahaan di mata dunia, tetapi juga menjadi operator bandara terbesar dengan potensi valuasi 8 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada 2045 berdasarkan trafik penumpang.
“Untuk itu, InJourney Airports hadir untuk menjadi solusi dalam menghadapi tantangan industri aviasi dan pariwisata Indonesia,” ujar Faik dalam pernyataan resminya, dikutip Kamis (4/4/2024).
1. Tantangan di industri aviasi

Kendati demikian, InJourney Airports tidak menghadapi jalan mulus untuk mampu mewujudkan target tersebut. Hal itu karena banyaknya tantangan yang perlu dihadapi dan diatasi InJourney Airports di industri aviasi atau penerbangan
Faik menjelaskan, berbagai tantangan tersebut, di antaranya bandara belum terintegrasi, ketidakseimbangan trafik, rendahnya utilisasi, operasional pesawat kurang optimal, bandara kecil yang underutilized, transit overflying belum optimal, investasi tak seimbang, kondisi keuangan, penyertaan modal atau capex tinggi, pola kelola, koordinasi ekosistem yang kompleks, serta pesawat terbatas.
"Maka dari itu, InJourney Airports hadir untuk menjawab tantangan tersebut dengan menjalankan misi utama, yakni meningkatkan konektivitas udara, mendukung pertumbuhan pariwisata Indonesia, memperbaiki kinerja keuangan bandara, serta meningkatkan cakupa serta kecepatan logistik udara dan memperbaiki customer service," tutur Faik.
2. InJourney Airports kelola 35 bandara di Indonesia

InJourney Airports saat ini tercatat mengelola 35 bandara yang mencakup wilayah Barat hingga Timur Indonesia. Dengan jumlah bandara itu, InJourney Airports melayani 615 rute domestik dan 192 rute internasional dengan setidaknya memiliki kapasitas bandara mencapai 217 juta penumpang.
Dengan kekuatan 35 bandara yang dikelola perusahaan, Faik mengatakan bahwa InJourney Airports dapat dibilang menjadi wajah bangsa Indonesia. Berdasarkan data statistik Angkutan Udara pada 2019, bandara-bandara InJourney Airports melayani sekitar 170,45 juta penumpang atau 88,5 persen dari total trafik penumpang di seluruh bandara di Indonesia.
"Melalui tantangan serta solusi yang diberikan, InJourney Airports diharapkan dapat memberikan manfaat maksimal bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat, maupun ekosistem Grup InJourney," kata Faik.
3. Peran InJourney Airports bagi pemerintah dan masyarakat

Bagi pemerintah, InJourney Airports dapat meningkatkan kontribusi pendapatan negara melalui dividen serta mendukung capaian visi 10 Bali Baru. Sementara bagi masyarakat, InJourney Airports dapat menjadi sarana konektivitas domestik dan internasional, memberikan pengalaman kepada penumpang, serta berkontribusi meningkatkan cakupan dan kecepatan kargo.
Bagi ekosistem, InJourney Airports dapat mencapai skala global yakni sebagai operator bandara terbesar nomor lima dunia pada 2023, dan nomor 2 terbesar pada 2045, meningkatkan profitabilitas, sumber dan posisi keuangan terintegrasi, serta kolaborasi efisien dalam ekosistem aviasi.
“Oleh karena itu, kami hadir untuk menjawab tantangan industri aviasi Indonesia dan mendukung pertumbuhan sektor pariwisata, pertumbuhan ekonomi, dan peningkatan kualitas layanan publik yang menjadi manfaat substansial bagi Indonesia,” ujar Faik.