Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Investasi Hyundai Steel di AS Picu Kemarahan Investor

Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)
Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)
Intinya sih...
  • Hyundai Steel investasi 6 miliar dolar AS untuk bangun pabrik baja di Louisiana, AS
  • Pemerintah Seoul respon dengan paket dukungan darurat untuk industri otomotif
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Hyundai Steel, perusahaan baja terkemuka asal Korea Selatan (Korsel) mengumumkan investasi sebesar 6 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atu sekitar Rp101,2 triliun untuk membangun pabrik baja di Louisiana, AS. Pengumuman yang diungkapkan pada Senin (31/3/2025) di Gedung Putih bersama Presiden AS Donald Trump, memicu reaksi keras dari investor karena kurangnya rincian pendanaan dan dianggap sebagai langkah politis.

Keputusan tersebut juga menguji strategi pemerintah Korea Selatan dalam menghadapi kebijakan tarif AS yang diberlakukan Trump, termasuk tarif 25 persen pada baja dan otomotif yang ditunda selama tiga bulan. Investor khawatir investasi besar ini dapat melemahkan operasi domestik Hyundai Steel di tengah permintaan lokal yang lesu dan pemogokan tenaga kerja.

1. Investasi besar tanpa rincian jelas

Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)
Ilustrasi logo hyundai (freepik.com/Stephen Kidd)

Hyundai Steel berencana membangun pabrik baja berkapasitas 2,7 juta ton per tahun di Louisiana, yang akan memasok baja otomotif rendah karbon untuk Hyundai-Kia dan pelanggan AS lainnya.

Investasi ini merupakan bagian dari komitmen Hyundai Motor Group sebesar 21 miliar dolar AS (Rp354,3 triliun), yang mencakup fasilitas produksi dan infrastruktur kendaraan listrik. Namun, kurangnya kejelasan tentang sumber pendanaan memicu kekhawatiran investor, menyebabkan saham Hyundai Steel anjlok signifikan sejak pengumuman.

“Kami memantau perkembangan kebijakan baru dan terus meninjau strategi bisnis untuk memastikan profitabilitas jangka panjang,” kata Hyundai Motor Group dalam pernyataan resmi.

Meski demikian, Chan H. Lee, mitra pengelola Petra Capital Management di Seoul, menyebut pengumuman ini lebih sebagai sinyal politik ketimbang komitmen pasti, menyoroti risiko finansial di tengah ketidakpastian tarif AS.

2. Strategi menghadapi tarif AS

Presiden AS, Donald Trump, saat mengumumkan rincian tarif resiprokal. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden AS, Donald Trump, saat mengumumkan rincian tarif resiprokal. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Investasi ini dianggap sebagai upaya Hyundai Steel dan pemerintah Korea Selatan untuk mendapatkan kelonggaran dalam negosiasi tarif dengan AS. Empat eksekutif Hyundai dan pejabat pemerintah mengungkapkan harapan investasi ini dapat membuka jalan bagi syarat tarif yang lebih menguntungkan.

Kendati demikian, beberapa pakar meragukan dampak signifikan investasi ini terhadap negosiasi tarif, mengingat kebijakan proteksionis Trump yang tidak dapat diprediksi.

“Investasi dan negosiasi tarif adalah dua hal terpisah,” tegas Hyundai Steel dalam pernyataannya, dikutip dari Yahoo Finance.

Sementara itu, kerja sama dengan Posco Holdings, yang diresmikan melalui nota kesepahaman pada Senin (21/4) diharapkan memperkuat rantai pasok bebas tarif di AS. Posco akan berinvestasi dalam proyek Louisiana, memanfaatkan jeda tiga bulan tarif baja AS untuk mempercepat pembangunan yang dijadwalkan selesai pada 2029.

3. Dampak pada pasar dan ekonomi Korea

bendera Korea Selatan (unsplash.com/Daniel Bernard)
bendera Korea Selatan (unsplash.com/Daniel Bernard)

Pengumuman investasi memicu penurunan indeks KOSPI ke level terendah dalam 17 bulan pada Senin (7/4), mencerminkan ketidakpastian investor terhadap dampak tarif AS dan stabilitas ekonomi Korea Selatan.

Pemerintah Seoul merespons dengan mengumumkan paket dukungan darurat senilai 2 miliar dolar AS (Rp33,7 triliun) untuk industri otomotif pada Rabu (9/4), serta anggaran tambahan 8,6 miliar dolar AS (145,1 triliun) pada Jumat (18/4) untuk menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ancaman perang dagang global.

“Pada tahap ini, pengumuman mungkin lebih tentang menunjukkan komitmen kepada AS daripada rencana matang,” kata Daisuke Wakabayashi, jurnalis ekonomi di Seoul, dilansir dari The New York Times.

Hyundai Steel juga menghadapi tekanan domestik, dengan produksi kendaraan listrik di Korea Selatan ditangguhkan sementara karena permintaan yang melemah dan dampak tarif, seperti dilaporkan pada Kamis (17/4). Langkah ini menambah ketidakpastian bagi investor yang sudah skeptis terhadap strategi ekspansi Hyundai.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us