Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

IUP Terbit, PBNU Gaspol Tambang Batu Bara Mulai Januari 2025

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (IDN Times/Trio Hamdani)
Intinya sih...
  • PBNU akan mulai menambang batu bara pada Januari 2025 setelah memperoleh izin usaha pertambangan dari pemerintah.
  • Lokasi tambang berada di bekas wilayah pertambangan PT Kaltim Prima Coal, Kalimantan Timur dengan luas lahan mencapai 26 ribu hektare.
  • Struktur perusahaan yang akan mengelola tambang masih dalam tahap perencanaan, termasuk rencana hilirisasi batu bara dan komunikasi dengan jaringan bisnis.

Jakarta, IDN Times - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) akan mulai menambang batu bara pada Januari 2025. Mereka telah memperoleh izin usaha pertambangan (IUP) dari pemerintah.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya bersama sejumlah perwakilan PBNU telah bertemu Presiden Joko "Jokowi" Widodo di Istana Kepresidenan, Kamis (22/8/2024) pagi. Pertemuan itu buat menindaklanjuti penerbitan IUP untuk NU.

"Kami sampaikan terima kasih kepada Presiden yang telah memberikan konsesi sampai dengan terbitnya IUP sehingga kami sekarang siap untuk segera mengerjakan usaha pertambangan di lokasi yang sudah ditentukan," kata dia kepada jurnalis usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (22/8/2024).

1. NU gaspol nambang batu bara mulai Januari

Ilustrasi tambang (Pinterest)

Gus Yahya memastikan penambangan batu bara itu segera dimulai karena IUP telah resmi dikeluarkan. Dia yakin operasional penambangan bisa mulai pada Januari 2025.

"Segera (segera kita mulai), segera, karena IUP sudah keluar, mudah-mudahan Januari kita sudah bisa bekerja," tuturnya.

2. Lahan tambang buat NU seluas 26 ribu hektare

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya (IDN Times/Trio Hamdani)

Dia mengungkapkan lokasi tambang batu bara yang akan dikelola NU berada di Kalimantan Timur, tepatnya di bekas wilayah pertambangan PT Kaltim Prima Coal (KPC). Luas lahan tambang tersebut mencapai 26 ribu hektare.

Mengenai potensi produksi tambang, Gus Yahya menjelaskan baru sebagian kecil area yang telah dieksplorasi, sehingga belum ada kepastian mengenai total cadangan yang dapat dihasilkan.

'Baru sebagian kecil sekali yang dieksplorasi ya. Ya kita sudah bisa mulai produksi tapi juga sambil harus eksplorasi lagi," paparnya.

3. NU belum tetapkan struktur perusahaan tambang

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Yahya Cholil Staquf. (IDN Times/Trio Hamdani)

Gus Yahya menyatakan struktur perusahaan yang akan mengelola tambang batu bara oleh PBNU masih dalam tahap perencanaan dan belum lengkap. Dia menyebut pengumuman terkait direktur perusahaan tersebut akan dilakukan pada waktu yang tepat setelah semua persiapan selesai.

"Kita masih belum membuat struktur yang lengkap mengenai perusahaan itu. Tapi nanti akan kami umumkan pada saatnya," katanya.

Terkait rencana hilirisasi batu bara, Gus Yahya menjelaskan hal tersebut belum dibahas secara detail. Saat ini, PBNU masih dalam tahap awal setelah Izin Usaha Pertambangan baru saja ditandatangani.

Dia menambahkan, PBNU juga akan berkomunikasi dengan jaringan bisnis yang dikenal oleh organisasi tersebut untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan ke depan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Dheri Agriesta
EditorDheri Agriesta
Follow Us