Kelanjutan Proyek Logam Tanah Jarang PT Timah yang Stagnan 15 Tahun

- PT Timah Tbk (TINS) melanjutkan pilot plant logam tanah jarang (LTJ) di Tanjung Ular, Bangka Barat.
- Perusahaan masih menyempurnakan piloting plant dan harus berhasil dalam proyek tersebut untuk mencapai skala industri.
- Jenis LTJ yang ada di tambang perusahaan adalah monasit dengan kandungan mineral Cerium, Lanthanum, Neodymium, Yttrium, dan Praseodymium.
Jakarta, IDN Times - PT Timah Tbk (TINS) masih terus melanjutkan pilot plant logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth elements (REE) di Tanjung Ular, Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung.
Direktur Pengembangan Usaha TINS, Suhendra Yusuf Ratuprawiranegara mengatakan, sejak memulai pengembangan LTJ pada 2010, perusahaan belum mencatatkan keberhasilan.
"Sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang, proses itu dalam tanda petiknya masih belum berhasil," kata Suhendra dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
1. Masih sempurnakan pengembangan piloting plat

Suhendra mengatakan, saat ini perusahaan masih menyempurnakan piloting plant itu.
"Komitmen dari Pak Dirut pada saat kami bergabung di PT Timah ini, untuk melanjutkan kembali proses piloting plan tersebut untuk logam tanah jarang atau rare earth elements," ucap Suhendra.
2 Jalan masih panjang untuk capai skala industri

Suhendra menegaskan, untuk melanjutkan ke skala industri, perusahaan harus berhasil dalam proyek piloting plant LTJ, sehingga prosesnya masih panjang.
"Nanti pada saatnya secara komposisi dan secara spek terpenuhi nanti kita akan coba propose itu untuk skala industri. Tapi untuk proses piloting ini pun masih dalam proses yang harus butuh banyak pembedahan," tutur Suhendra.
3. Jenis LTJ yang ada di tambang Timah

Sebelumnya, Direktur Operasi dan Produksi TINS, Nur Adi Kuncoro membeberkan jenis LTJ yang ada di tambang perusahaan, yaitu monasit. Dari distribusi monasit itu, lima besar kandungan mineralnya adalah Cerium, Lanthanum, Neodymium, Yttrium, dan Praseodymium, yang punya nilai cukup tinggi.
TINS menggaet beberapa pihak untuk menyukseskan piloting plant LTJ tersebut.
"Kami juga sudah berkoordinasi, bekerjasama dengan penyuplai teknologi yang memang cukup andal di dalam hal ini dan beberapa yang kita lakukan adalah dengan LCM, SRC, CREC, dan Taza Metal yang terus kita diskusikan untuk menghasilkan logam tanah jarang tersebut," tutur Adi dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI DPR RI, Rabu (14/5) lalu.