Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Merek Fashion Lokal Sulit Bersaing? Ini 4 Alasannya

ilustrasi fashion (pexels/Terje Sollie)
ilustrasi fashion (pexels/Terje Sollie)

Industri fashion lokal terus berkembang, tapi tetap sulit menyaingi merek internasional. Banyak brand lokal berusaha menciptakan desain unik dan berkualitas, namun tetap kalah dalam persaingan global. Fenomena ini menarik untuk dikulik lebih dalam, terutama faktor-faktor yang membuat brand lokal sulit naik ke level berikutnya.

Persaingan dengan merek besar bukan hanya soal desain atau kualitas, tapi juga strategi pemasaran dan kepercayaan konsumen. Brand internasional sudah lebih dulu dikenal dan punya reputasi yang sulit ditandingi. Lalu, apa saja alasan utama yang membuat merek lokal sulit bersaing?

1. Keterbatasan modal

Ilustrasi thrift shop  (freepik.com/SourceOfPhotos)
Ilustrasi thrift shop (freepik.com/SourceOfPhotos)

Merek fashion lokal sering kesulitan dalam hal pendanaan untuk produksi dan pemasaran. Biaya bahan baku yang terus naik membuat mereka sulit menawarkan harga kompetitif. Akhirnya, banyak brand lokal yang hanya bisa bermain di pasar kecil dengan produksi terbatas.

Sementara itu, brand internasional memiliki investor besar yang siap mendukung mereka. Dengan modal kuat, mereka bisa berinvestasi dalam kampanye iklan besar-besaran. Hal ini membuat mereka lebih mudah dikenal dan menarik perhatian konsumen.

2. Persepsi kualitas

AMAPOLA, clothing brand pendatang baru milik Paula Verhoeven (Sumber : IDN Times/Aditya Mustaqim)
AMAPOLA, clothing brand pendatang baru milik Paula Verhoeven (Sumber : IDN Times/Aditya Mustaqim)

Banyak orang masih menganggap produk lokal kurang berkualitas dibanding merek luar. Padahal, banyak brand dalam negeri yang sudah menggunakan bahan premium dan proses produksi yang baik. Namun, stigma ini masih kuat di benak masyarakat dan sulit dihilangkan.

Sementara itu, merek internasional punya standar kualitas yang sudah terbukti selama bertahun-tahun. Konsumen lebih percaya pada produk luar karena sudah sering melihatnya di iklan atau media sosial. Hal ini membuat produk lokal sering kalah dalam hal kepercayaan pelanggan.

3. Strategi pemasaran yang kurang maksimal

ilustrasi seseorang belajar skill pemasaran (pexels.com/Mikael Blomkvist)
ilustrasi seseorang belajar skill pemasaran (pexels.com/Mikael Blomkvist)

Brand lokal sering kalah dalam hal pemasaran, terutama dalam membangun branding yang kuat. Banyak yang masih mengandalkan promosi sederhana tanpa strategi jangka panjang. Akibatnya, mereka sulit menciptakan daya tarik yang kuat bagi konsumen.

Sebaliknya, brand internasional sudah lebih dulu menguasai strategi pemasaran digital. Mereka tahu bagaimana membangun citra eksklusif melalui media sosial dan influencer. Dengan pendekatan ini, mereka lebih mudah menarik perhatian dan membangun loyalitas pelanggan.

4. Distribusi yang terbatas

Ilustrasi dua wanita bermain handphone (pexels.com/Brett Sayles)
Ilustrasi dua wanita bermain handphone (pexels.com/Brett Sayles)

Merek internasional punya jaringan distribusi luas yang memudahkan produknya masuk ke berbagai negara. Sementara itu, brand lokal sering terkendala akses ke pasar yang lebih besar. Distribusi yang terbatas membuat produk mereka sulit dijangkau oleh konsumen luas.

Kendala dalam sistem logistik dan perizinan juga menjadi tantangan bagi banyak merek lokal. Biaya pengiriman ke luar negeri yang tinggi membuat ekspansi bisnis jadi semakin sulit. Inilah alasan kenapa banyak brand lokal kesulitan berkembang ke level global.

Merek fashion lokal punya potensi besar, tapi masih banyak tantangan yang harus dihadapi. Mulai dari modal, pemasaran, hingga distribusi, semuanya menjadi faktor yang menentukan daya saing. Dengan strategi yang lebih matang, bukan tidak mungkin brand lokal bisa lebih bersinar di pasar internasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fahri risar
EditorFahri risar
Follow Us