Keren! Usaha Kecil Ini Sulap Limbah Kaca Jadi Perhiasan Mewah

Jakarta, IDN Times - Perhiasan seringkali dikaitkan dengan bahan baku bernilai tinggi seperti emas, perak, atau batu permata. Namun, hal itu tak berlaku bagi Artistica Jewelry yang menciptakan perhiasan mewah dari limbah kaca.
Pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) binaan PT Pertamina (Persero) ini berhasil membuat produk lewat kreativitas dan kejelian dari barang-barang limbah yang cukup musah ditemui. Bahkan, perhiasan dengan sentuhan liontin dan manik-manik limbah kaca yang diproduksi di Ngagel Tama Selatan, Surabaya ini telah mendunia.
Seperti apa kisahnya?
1. Artistica Jewerly bertekad kurangi sampah dengan mengubah jadi berlian

Pemilik UMKM Artistica Jewelry, Sieltje Kurniawan menejelaskan, konsep yang diusung yakni untuk mengurangi sampah dengan mengubahnya menjadi perhiasan bernilai.
“Pecahan kaca identik sebagai bahan yang tidak memiliki nilai bahkan dianggap berbahaya. Namun, kami merasa tertantang setelah banyak pelanggan dari luar negeri meminta perhiasan berbahan dasar recycle,” kata Sieltje dikutip IDN Times, Jumat (5/1/2023).
2. Produk Artistica Jewelry sudah diekspor ke Swedia hingga Malaysia

Melihat potensi ceruk pasar yang menjanjikan, akhirnya ia mulai memproduksi plastik hingga kaca dari aneka limbah.
“Dari botol parfum, keramik pecahan piring dan cangkir, serta limbah kulit kerang mutiara maupun limbah lainnya, menjadi bros, anting, gelang, kalung,” kata Sieltje menambahkan.
Sieltje menambahkan, konsep ini sejalan dengan produk di galerinya yang dipenuhi perhiasan menakjubkan dari barang-barang bekas. Saat ini, 90 persen produk Artistica Jewelry telah diekspor ke Swedia, Puerto Rico, dan Malaysia.
3. Jalin kolaborasi dengan pengrajin perhiasan asal Pasuruan

Sieltje mengaku, untuk menghasilkan perhiasan pesanan dari para pelanggannya, ia berkolaborasi dengan para pengrajin perhiasan dan pengrajin asah batu di daerah Pasuruan, Jawa Timur.
Hal ini dilakukan karena dibutuhkan keterampilan dan ketelitian untuk memilah, memotong, dan melakukan proses faceting pada kaca recycle untuk membentuknya menjadi seperti batu permata.
“Mereka mengerjakan dengan cara tradisional sehingga memungkinkan sekali bagi pelanggan untuk custom perhiasan yang mereka impikan,” ujar Sieltje.
Di sisi lain, kolaborasi tersebut bertujuan untuk memberdayakan para pengrajin, sehingga usaha ini tidak hanya sekedar untuk mencari profit, tetapi juga memiliki misi sosial, ekonomi, dan lingkungan.
3. UMKM binaan pertamina fokus isu lingkungan bisa perluas kancah global

VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fajar Djoko Santoso mengatakan, UMKM dengan produk yang berfokus pada isu lingkungan akan memiliki kesempatan lebih besar untuk memperluas pasarnya ke kancah global.
“Kesadaran akan keberlanjutan mempengaruhi preferensi konsumen, sejalan dengan gaya hidup ramah lingkungan (go green) yang saat ini menjadi populer,” ujarnya.