Menteri BUMN Erick Thohir (Humas BUMN)
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan utang PT PLN (Persero) mencapai Rp500 triliun. Menurut dia, segala upaya telah dilakukan untuk kembali menyehatkan perusahaan listrik pelat merah tersebut. Erick menyebut, cara yang dilakukan ialah menekan 50 persen belanja modal (capex).
"PLN itu utangnya Rp500 triliun, tidak ada jalan kalau PLN itu tidak segera disehatkan. Salah satunya kenapa sejak awal kami meminta capex PLN ditekan sampai 50 persen, kalau bapak-bapak, ibu-ibu ingat waktu itu seperti itu," kata Erick dalam rapat dengan Komisi VI, Kamis (3/6/2021).
"Alhamdullilah PLN bisa menekan capex sampai 24 persen, Rp24 triliun sehingga itu yang menjadi cashflow-nya lebih baik," ujar Erick lagi.
Sementara, untuk mengatasi utang tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan mengevaluasi proyek listrik 35 ribu megawatt (35 GW). Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan, per April 2021 ada sebanyak 54 unit proyek yang belum kontrak atau sebanyak 4,4 persen dari proyek secara keseluruhan.
"Untuk diketahui beberapa kebijakan mengemuka yang masih belum konstruksi itu kita sedang evaluasi apa diteruskan apa tidak. Terlebih kalau di dalamnya pembangkit dari jensi fosil atau batu bara khususnya," kata Rida dalam konferensi pers, Jumat (4/6/2021).
Menurut Rida, salah satu alasan pemerintah akan mengevaluasi proyek listrik 35 megawatt ini adalah karena masalah pendanaan dari luar negeri. Kementerian ESDM juga akan mengevalusi 43 unit proyek yang sudah tanda tangan kontrak tapi blm konstruksi atau sudah kontrak tapi belum punya dana.
"Karena kita tahu keuangan luar negeri tidak akan lagi biaya. Artinya proyek ini gak bisa terlaksana karena gak ada yang danai, gak bisa equity. Kita tanya satu-satu, pastikan berlanjut atau tidak," katanya.