Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kopi Lokal Juara di Hati Millennial-Gen Z, tapi…

Gerai Filosofi Kopi di Blok M, Jakarta Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Jakarta, IDN Times - Kopi lokal telah menjadi pilihan minuman sehari-hari masyarakat Indonesia. Mulai dari kopi gayo, mandailing, toraja, bajawa, dan sebagainya.

Menurut CEO Filosofi Kopi dan M Bloc Space, Handoko Hendroyono, kopi lokal memang sudah menjadi juara di hati masyarakat, terutama generasi muda, termasuk millennial dan generasi Z.

“Kalau kita ngomong apakah kopi Indonesia sudah jadi tuan rumah di Indonesia? Saya rasa di hampir semua kota di Indonesia booming-lah ya kedai-kedai kopi, dan bagus-bagus gitu,” kata Handoko dalam program Ngobrol Seru by IDN Times, dikutip Rabu, (2/10/2024).

1. Masih berpihak ke kopi asing

CEO Filosofi Kopi dan M Bloc Space, Handoko Hendroyono. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Namun, untuk memperkuat akar kopi lokal di Indonesia, masih ada pekerjaan rumah (PR) yang harus dikerjakan. Handoko mengatakan, PR itu adalah keberpihakan tempat-tempat komersial kepada kedai kopi lokal. Sebab, banyak tempat komersial seperti mal, dan area komersial di dalam halte atau stasiun lebih mengutamakan kedai kopi asing.

“Harusnya ada keperpihakan terhadap kedai-kedai kopi lokal. Sama seperti yang dilakukan oleh Thailand misalnya, mal-mal utama itu diisi oleh kedai-kedai kopi lokal yang keren-keren, karena memang lebih dicari,” tutur Handoko.

2. Filosofi Kopi gaet anak muda lewat kopi hingga seni

Gerai Filosofi Kopi di Blok M, Jakarta Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Handoko mengatakan, para pengusaha kedai kopi lokal sangat berupaya menggaet berbagai generasi untuk menjadi pelanggan setia. Misalnya di Filosofi Kopi, berbagai upaya dilakukan. Tak hanya menyajikan kopi lokal yang nikmat, tapi juga membuat acara khusus dengan banyak komunitas, misalnya dengan pameran seni.

“Kami melihat ketika kita pameran foto, atau pameran narasi gitu ya, itu disambut sangat positif. Mungkin setelah era digital booming, itu justru orang kayaknya cari literasi. Nah disitu anak muda itu sangat sangat seneng lah dengan literasi-literasi yang ada di Filosofi Kopi. Kita sering adakan pameran foto, pameran seni, dan lain-lain. Jadi kita rajin untuk engage-lah,” tutur Handoko.

3. Tak mau berhenti sampai kopi lokal diakui dunia

Gerai Filosofi Kopi di Blok M, Jakarta Selatan. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Seiring dengan mendorong keberpihakan Indonesia terhadap kopi lokal, Handoko juga menceritakan upayanya membawa kopi lokal Indonesia mendunia.

Handoko mengatakan, selama ini Indonesia masih lemah dalam memasarkan biji kopi lokal. Sedangkan, kopi menjadi jurus strategis untuk menggaet komunitas. Oleh sebab itu, dirinya dan rekan-rekan lain menyiapkan berbagai ide untuk bisa memperluas nama kopi dari Indonesia.

“Diplomasi kopi itu sebenarnya kuat sekali untuk membawa gerbong ekonomi kreatif, sebenarnya ya. Nah ini yang harusnya dijadikan fokus, salah satu fokus untuk memajukan komunitas dan publik,” ucap Handoko..

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us