Listrik di Bali Pulih 100 Persen Usai Blackout

- PLN berhasil memulihkan sistem kelistrikan di Bali dalam kurang dari 12 jam setelah blackout pada Jumat sore.
- Direktur Utama PLN memimpin pemulihan dan menegaskan pasokan listrik telah pulih 100 persen, termasuk di tempat vital seperti rumah sakit dan bandara.
Jakarta, IDN Times – PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil memulihkan seluruh sistem kelistrikan di Bali yang sempat alami gangguan (blackout) pada Jumat (2/5/2025) sore sekitar pukul 16.00 WITA.
Kurang dari 12 jam atau pada Sabtu (3/5) dini hari, pukul 03.30 WITA, seluruh pelanggan PLN di Bali Kembali menikmati listrik secara normal kembali.
1. Personel PLN tetap siaga

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memimpin langsung pemulihan sistem kelistrikan di Bali. Dia menjelaskan, ratusan personel PLN langsung merespons ketika gangguan terjadi. Mereka tetap bersiaga usai aliran listrik di Bali kembali pulih secara normal.
"Hingga saat ini, personel kami di lapangan tetap bersiaga untuk terus menjaga dan memastikan pasokan listrik di Bali telah 100 persen pulih, termasuk pada tempat-tempat vital di sektor pelayanan umum seperti rumah sakit, bandara, pelabuhan, dan pusat-pusat keramaian," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/5/2025).
PLN, dia menambahkan, terus berupaya secara maksimal sekaligus mengevaluasi dan melakukan penguatan sistem kelistrikan agar seluruh pelanggan dapat terus menikmati listrik andal seperti biasanya.
2. PLN minta maaf

Sementara itu, Darmawan juga menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan mengapresiasi pengertian dari pelanggan PLN.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Kami juga mengapresiasi kesabaran dan pengertian seluruh pelanggan kami," ujar Darmawan.
3. Indikasi sementara gangguan pada sistem penyaluran listrik

Darmawan menuturkan, indikasi sementara gangguan terjadi pada sistem penyaluran listrik.
"Secara teknis, indikasi gangguan terpantau terjadi pada sistem penyaluran kabel laut, namun kepastian penyebabnya masih terus ditelusuri dan bukan akibat dari serangan siber atau yang lainnya," tutur Darmawan.