Lonjakan Ekspor Emas Thailand ke Kamboja Picu Kekhawatiran Ekonomi

Jakarta, IDN Times - Ekspor emas Thailand ke Kamboja mengalami lonjakan tajam dalam tujuh bulan pertama di 2025. Lonjakan ini menjadikan Kamboja salah satu tujuan utama ekspor emas Thailand di Asia Tenggara, naik peringkat di antara negara pengimpor besar seperti Swiss dan Singapura.
Kenaikan ekspor ini mengundang perhatian serius dari banyak pihak dan memunculkan seruan untuk melakukan investigasi resmi. Pasalnya, lonjakan ekspor emas ke Kamboja dianggap sebagai salah satu pemicu penguatan nilai tukar baht yang dapat berdampak pada sektor ekspor dan pariwisata Thailand.
1. Lonjakan signifikan ekspor emas Thailand ke Kamboja
Data Departemen Bea Cukai Thailand pada Jum'at (12/9/2025), menunjukkan bahwa dalam tujuh bulan pertama tahun 2025, nilai ekspor emas Thailand ke Kamboja melonjak 19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, mencapai 71,3 miliar baht (Rp36,8 triliun).
Angka tersebut berpotensi melampaui rekor tahun 2024 yang sebesar 106 miliar baht (Rp54,8 triliun). Lonjakan ini menempatkan Kamboja bersaing dengan pusat penyulingan emas dunia seperti Swiss dan pusat perdagangan regional seperti Singapura.
"Kami menyaksikan peningkatan volume yang belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga Kamboja kini menjadi salah satu tujuan utama ekspor emas Thailand," menurut laporan resmi dari data bea cukai Thailand, dilansir Bangkok Post.
2. Kekhawatiran dampak pada nilai tukar baht dan ekonomi
Kriengkrai Thiennukul, Ketua Federasi Industri Thailand, menyatakan bahwa lonjakan ekspor emas ke Kamboja telah mengakibatkan masuknya devisa dalam jumlah besar yang meningkatkan permintaan baht dan menyebabkan apresiasi mata uang yang tidak normal. Apresiasi cepat baht ini mengancam daya saing ekspor Thailand dan merugikan sektor pariwisata.
"Apresiasi mata uang ini tidak mencerminkan kondisi ekonomi nyata dan menimbulkan risiko terhadap sektor kunci seperti ekspor dan pariwisata," kata Kriengkrai, dikutip National Thailand.
Kondisi ini bertolak belakang dengan upaya Bank of Thailand yang telah memangkas suku bunga untuk mendorong ekonomi.
3. Desakan penyelidikan dugaan aktivitas ekonomi gelap
Joint Standing Committee on Commerce, Industry and Banking (JSCCIB) Thailand mendorong agar dilakukan investigasi atas lonjakan ekspor emas ke Kamboja. Kekhawatiran muncul akibat hubungan Kamboja dengan kasus penipuan dan aktivitas ekonomi gelap seperti pencucian uang yang mungkin memanfaatkan perdagangan emas sebagai media.
"Kami berkomitmen terhadap kepatuhan hukum, namun jalur ekspor emas yang melibatkan perantara harus diperiksa lebih lanjut untuk mencegah potensi penyalahgunaan," kata Jitti Tangsitpakdee, Presiden Asosiasi Pedagang Emas Thailand.
Penyelidikan ini diharapkan dapat mengungkap mekanisme transaksi dan memastikan tidak ada pelanggaran keuangan.