Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Paling Banyak Ekspor Emas dan Permata ke Swiss

Ekspor logam mulia dan perhiasan. (Dok/BPS).
Ekspor logam mulia dan perhiasan. (Dok/BPS).
Intinya sih...
  • Ekspor logam mulia dan perhiasan/permata per April 2024 mencapai 747 ton, menurun dari 1.082 ton pada Maret.
  • Negara tujuan utama ekspor adalah Swiss (21,37%), Hongkong (15,02%), dan India (15,01%).
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan ekspor logam mulia dan perhiasan/permata menunjukkan tren peningkatan. Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan harga emas dan penguatan dolar Amerika Serikat (AS).

"Seiring dengan peningkatan harga emas di pasar internasional pada awal 2024 dan juga penguatan mata uang dolar Amerika Serikat, volume ekspor logam mulia, perhiasan atau permata, atau HS 71 Indonesia menunjukkan tren yang meningkat," kata Deputi Bidang Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini dalam konferensi pers Rabu (15/5/2024).

1. Ekspor logam mulia dan perhiasan pada April sebesar 747 ton

Ilustrasi Emas. (IDN Times/Aditya Pratama)
Ilustrasi Emas. (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan data yang dipaparkan BPS, ekspor logam mulia dan perhiasan/permata tercatat 208 ton pada Januari 2024. Jumlah tersebut meningkat menjadi sebanyak 330 ton pada Februari 2024.

Kemudian pada Maret melonjak tinggi menjadi sebanyak 1.082 ton. Namun pada April 2024, ekspor logam mulia dan perhiasan/permata menurun menjadi 747 ton.

2. Ekspor logam mulia dan perhiasan Januari-April paling banyak ke Swiss

Ilustrasi perhiasan emas. (Pixabay.com)
Ilustrasi perhiasan emas. (Pixabay.com)

Berdasarkan negara tujuan, ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71) sepanjang Januari-April 2024 utamanya diekspor ke Swiss dengan nilai mencapai 700 juta dolar AS.

"Ini mencakup 21,37 persen dari total ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata (HS 71)," ujarnya. 

Kemudian Hongkong sebesar 492 juta dolar AS atau 15,02 persen, India sebesar 492 juta dolar AS atau 15,01 persen. Selanjutnya Jepang sebesar 458 juta dolar AS atau 13,98 persen.

3. Sepanjang Januari-April, impor logam mulia dan perhiasan terbanyak dari Australia

Laju impor emas per April. (Dok/BPS).
Laju impor emas per April. (Dok/BPS).

Tak hanya ekspor logam mulia dan perhiasan atau permata, impor Indonesia juga mulai menunjukkan peningkatan, setelah sebelumnya dalam tren penurunan.

Dari data BPS, impor logam mulia dan perhiasan atau permata tercatat 599 ton pada Januari, 564 ton pada Februari, 293 ton Maret, dan 562 ton pada April 2024. Jika dihitung secara kasar, maka total impor dari Januari hingga April sebanyak 2.018 ton.

"Impor logam mulia dan perhiasan atau permata ini pada April 2024 mencapai 562 ton atau senilai 248 juta dolar AS," katanya. 

Lebih rinci, sepanjang Januari hingga April 2024, impor tersebut paling banyak dari Australia dengan nilai 242,16 juta dolar AS atau sebanyak 29,76 persen dari total impor.

Kemudian disusul Hongkong 184,39 juta dolar AS atau 22,66 persen,  Swiss 130,58 juta dolar AS atau  16,05 persen, Singapura 91,07 juta dolar AS atau 11,19 persen, dan lainnya 165,39 juta  dolar AS atau 20,33 persen. 

Berbeda dari ekspor, dia mengatakan, impor logam mulia dan perhiasan/permata ini terbanyak berupa emas batangan yang belum ditempa.

"Dari sisi ekspor secara kumulatif yang banyak kita ekspor berupa perhiasan atau permata, sementara dari sisi impor terbanyak berupa emas batangan yang belum ditempa," ujar Pudji. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Triyan Pangastuti
EditorTriyan Pangastuti
Follow Us