Uganda Berniat Tingkatkan Ekspor Emas lewat Tambang Milik China

- Uganda meresmikan tambang emas skala besar pertama di negaranya.
- Uganda memperoleh pendapatan 55 triliun dari ekspor emas.
- Tambang Wagagai diklaim menciptakan ribuan lapangan pekerjaan di Uganda.
Jakarta, IDN Times - Uganda meresmikan tambang emas skala besar pertama di negaranya pada Senin (18/8/2025). Proyek tambang yang dimiliki oleh China di Uganda tersebut menelan anggaran sebesar 250 juta dolar AS (Rp4 triliun).
Negara Afrika Timur tersebut dikenal sebagai salah satu negara kaya sumber daya alam dengan cadangan tembaga, kobalt, dan bijih besi. Dalam beberapa tahun terakhir, Uganda terus berupaya mengekspansi industri pertambangan.
1. Uganda memperoleh pendapatan 55 triliun dari ekspor emas
Presiden Uganda, Yoweri Museveni mengatakan bahwa sektor mineral di Uganda masih perlu dikembangkan untuk meningkatkan pendapatan negara.
“Untuk meningkatkan sektor mineral, kita harus memberikan nilai tambah dari semua mineral yang kita miliki, seperti emas, lithium, timah, dan masih banyak lainnya,” terangnya, dikutip dari Business Insider Africa.
Emas menjadi salah satu pendapatan devisa negara terbesar Uganda yang mencapai 3,4 miliar dolar AS (Rp55 triliun) pada 2024. Ekspor emas telah mencapai 37 persen dari total ekspor negara Afrika Timur ini.
2. Tambang Emas Wagagai mampu produksi 1,2 juta ton metrik emas per tahun
Proyek Tambang Emas Wagagai ini dimiliki oleh Wagagai Mining yang mencakup luas lebih dari 9 km persegi. Tambang di Distrik Busia itu diharapkan dapat memproses 5 ribu ton bijih emas per hari dan memproduksi 1,2 juta ton metrik emas per tahun.
Pemerintah setempat berencana menggunakan pendapatan dari ekspor emas untuk membangun aset negara, seperti pembangkit listrik dan jaringan kereta api ke Kenya. Pembangunan jalur kereta api ini berfungsi mengurangi biaya ekspor dan impor lewat Kenya.
3. Tambang Wagagai diklaim menciptakan ribuan lapangan pekerjaan di Uganda

Museveni mengatakan bahwa proyek tambang emas besar ini tidak hanya meningkatkan produksi emas di Uganda, tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan pendapatan yang stabil.
“Wagagai bertujuan mencapai 99,9 persen kemurnian dalam pemrosesan emas di dalam negeri. Ini akan membantu Uganda secara finansial dan menciptakan lebih dari 5 ribu lapangan pekerjaan setelah beroperasi secara penuh,” tandasnya, dilansir The Eastleigh Voice.
Pemerintah setempat memprediksi tambang ini akan meningkatkan lebih dari 100 juta dolar AS (Rp1,6 triliun) per tahun dalam 21 tahun ke depan. Saat ini, produsen terbesar emas di Afrika adalah Ghana yang berhasil memperoleh pendapatan sebesar 11,6 miliar dolar AS (Rp188,2 triliun).