Masuk Usia 48 Tahun, Begini Prestasi dan Capaian Pasar Modal Indonesia

- IHSG mencapai level 7.500-an, meningkat 6,41% secara year-to-date
- Jumlah investor pasar modal tembus 17 juta lebih, dengan partisipasi investor ritel yang signifikan
- BEI melakukan langkah strategis seperti peresmian perdagangan karbon internasional dan peluncuran produk baru untuk pertumbuhan pasar modal
Jakarta, IDN Times - Pasar modal Indonesia memasuki usia ke-48 pada tahun ini. Sejak diaktifkan kembali pada 1977, pasar modal Indonesia terus menunjukkan peran strategisnya dalam pembangunan ekonomi nasional.
Berbagai macam capaian terjadi di pasar modal Indonesia sepanjang tahun ini. Kapitalisasi pasar saham berhasil mencatatkan rekor baru pada 2025 mencapai posisi tertinggi, yaitu sebesar Rp13.701 triliun pada 29 Juli 2025.
Kemudian rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) perdagangan di pasar modal Indonesia berada pada posisi Rp13,56 triliun yang turut diikuti dengan data volume transaksi harian sebesar 22 miliar lembar saham, dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,29 juta kali transaksi.
1. Posisi IHSG ada di level 7.500-an

Kemudian sampai dengan 8 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup meningkat 6,41 persen secara year-to-date pada level 7.533,385 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp13.434 triliun.
"Sebagian besar indikator perdagangan pasar modal Indonesia terus mengalami peningkatan signifikan dan memiliki potensi pertumbuhan lebih lanjut. Saat ini, pasar modal Indonesia menempati posisi ke-17 di antara negara lain dalam hal nilai kapitalisasi pasar, dan berada pada posisi kedua di ASEAN dari segi jumlah perusahaan tercatat," kata Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, Senin (11/8/2025).
2. Jumlah investor tembus 17 juta lebih

Berdasarkan data Single Investor Identification (SID) per 8 Agustus 2025, jumlah investor pasar modal yang terdiri dari investor saham, obligasi, reksa dana, dan surat berharga lainnya telah meningkat sejumlah 2,7 juta investor sehingga menjadi 17,59 juta investor.
Sementara itu, data investor saham dan surat berharga lainnya terdapat peningkatan lebih dari 1 juta investor sejak 2024, menjadi 7,5 juta investor saham sampai dengan 8 Agustus 2025.
Selanjutnya, partisipasi investor ritel pun masih cukup signifikan selama 2025, mengikuti tingginya partisipasi investor institusi. Hal ini juga menjadi indikator bahwa stabilitas kepercayaan dan animo investor terhadap pasar modal Indonesia tetap terpelihara di tengah tekanan dan ketidakpastian kondisi ekonomi secara global dan domestik.
"Pencapaian tersebut juga berkat upaya dari BEI bersama stakeholders pasar modal yang telah menyelenggarakan 21.513 kegiatan edukasi, terkait investasi di pasar modal Indonesia sampai dengan 31 Juli 2025," kata Iman.
3. Langkah strategis yang dijalankan BEI selama 2025

Untuk mempertahankan laju pertumbuhan pasar modal nasional di tengah tantangan yang terus berkembang, BEI bersama Self-Regulatory Organization (SRO) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta didukung oleh para stakeholders telah melaksanakan berbagai langkah strategis selama tahun 2025.
Salah satu inisiatif strategis yang dilakukan adalah peresmian perdagangan karbon internasional pada 20 Januari 2025. BEI juga telah melakukan beberapa peluncuran produk dan layanan, yaitu Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA) pada 25 Februari 2025, serta SPPA Repo dan Waran Terstruktur (Put Warrant) pada 10 Maret 2025.
Kemudian, BEI juga telah melakukan penyesuaian ketentuan Auto Rejection Bawah dan Penghentian Sementara Perdagangan Efek pada 8 April 2025. Perluasan Underlying Saham Waran Terstruktur juga telah dilakukan pada 2 Mei 2025.
Untuk meningkatkan likuiditas pasar, BEI juga telah menyediakan Infrastruktur Liquidity Provider Saham pada 8 Mei 2025. Selain itu, sebagai bagian dari upaya pengembangan pasar derivatif, penambahan Underlying SSF juga telah dilakukan pada 11 Juli 2025 guna memperkaya pilihan investasi dan meningkatkan likuiditas perdagangan derivatif di pasar modal Indonesia.