Menaker Tepis Ada Gelombang PHK di Awal Tahun

- Menteri Ketenagakerjaan membantah adanya badai PHK di awal 2025, menyatakan informasi yang beredar belum tentu valid dan proporsional.
- Contoh PT Mayora Indah Tbk yang melakukan PHK terhadap ratusan pekerja pabriknya dibantah oleh Yassierli setelah melakukan pengecekan.
- Laju industri manufaktur Indonesia mengalami pertumbuhan dengan data PMI Februari 2025 mencapai level 53,6, melampaui banyak negara termasuk Amerika Serikat dan China.
Jakarta, IDN Times - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Yassierli, membantah informasi yang beredar terkait badai pemutusan hubungan kerja yang terjadi sejak awal 2025. Menurut Yassierli, angka yang beredar belum tentu validitasnya dan tidak proporsional.
"Memang ada beberapa perusahaan, yang kalau kami baca di media juga dituliskan ada PHK. Setelah kami cek, sebenarnya tidak semuanya," ujar Yassierli dalam Konferensi Pers di Kementerian Ketenagakerjaan, Jakarta, Rabu (5/3/2025).
1. Menaker lakukan pengecekan langsung ke perusahaan yang lakukan PHK

Yassierli memberikan contoh tentang kabar PT Mayora Indah Tbk yang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap ratusan pekerja pabriknya. Dijelaskan Yassierli, informasi itu tidak benar dan telah melakukan pengecekan terhadap informasi yang beredar di sosial media. Selain itu, ditemukan fakta ada perusahaan lain yang melaporkan PHK, justru karyawannya bertambah.
"Memang, ada beberapa perusahaan yang kalau kami baca di media juga dituliskan ada PHK ya. Setelah kami cek sebenarnya juga tidak semuanya. Contoh Mayora, kami sudah cek ternyata ya tidak seperti itu beritanya. Bahkan, ada beberapa yang dilaporkan PHK, pekerjanya malah bertambah," ujar Yassierli.
2. Industri manufaktur per Februari alami ekspansi

Menurutnya, laju industri manufaktur Indonesia tengah mengalami pertumbuhan. Hal ini terkonfirmasi dari data PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2025 menyentuh level 53,6 atau naik signfikan hingga 1,7 poin dari capaian bulan Januari di angka 51,9.
Bahkan PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2025 mampu melampaui Amerika Serikat (51,6), Taiwan (51,5), Filipina (51,0), China (50,8), Thailand (50,6), Malaysia (49,7), Vietnam (49,2), Jepang (48,9), Myanmar (48,5), Jerman (46,1), dan Inggris (46,4).
"Saya komunikasi dengan Menteri Perindustrian. Malah kalau kami lihat, terjadi pertumbuhan industri sebenarnya. Penyerapan tenaga kerja di industri manufaktur pada tahun lalu itu lebih dari satu juta," tegasnya.
3. Faktor perusahaan melakukan PHK

Meski demikian, Yassierli tidak menutup mata jika ada sejumlah sektor mengalami kontraksi. Keputusan sebuah perusahaan melakukan PHK menurutnya disebabkan oleh beberapa faktor, seperti daya saing dan tata kelola internal perusahaan.
"Walaupun saya tidak menutup mata memang ada beberapa perusahaan atau industri yang kemudian juga ada yang kemudian sedang fase kontraksi. Tapi ada yang tumbuh," ujar Yassierli.