Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Menristek Bambang Brodjonegoro: New Normal, Penelitian Jalan Terus

Mantan Menteri PPN/Kepala Bappenas 2016-2019, Bambang Brodjonegoro (IDN Times/Uni Lubis)

Jakarta, IDN Times - Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan skenario new normal mengemuka lantaran vaksin dan obat COVID-19 belum ditemukan. Saat new normal nanti dijalankan, menurut Bambang, setiap sektor ekonomi harus melakukan penelitian yang berbasis epidemiologis untuk memastikan protokol kesehatan di bidang tertentu.

"Misal, di Malaysia sudah mulai membuka kegiatan. Tapi dengan batasan sangat ketat sehingga restoran itu gak boleh diisi penuh, bahkan diisi kuota. Di Thailand setelah membuka kegiatan, ketika kita transaksi mau membayar pakai cash maka si toko wajib menyediakan plastik. Sehingga, Anda tidak harus menyentuh langsung uang kertas dari toko. Itu untuk mencegah penyebaran virus," kata Bambang dalam video conference, Senin (18/5).

1. Berbagai penelitian bisa dilakukan seiring penerapan konsep new normal

IDN Times/Arief Rahmat

Bambang mengatakan, banyak aspek penelitian yang bisa dilakukan. Dalam bidang sosial, misalnya, bisa diteliti sejauh mana masyarakat siap menghadapi new normal.

"Atau sejauh mana masyarakat siap menghadapi kenyataan bahwa kondisi normal sebelumnya mungkin tidak akan dia temukan lagi dalam waktu yg lama," kata Bambang.

2. Penelitian terkait alat rapid test dan social distancing juga diperlukan

Rapid test yang dilakukan kepada warga (IDN Times/Istimewa)

Dalam hal screening, tambah Bambang, penelitian terkait rapid test sangat dibutuhkan di masa depan. Sebab, rapid test bisa digunakan untuk mengecek apakah seseorang terinfeksi COVID-19.

"Misal dalam suatu event, rapid test bisa jadi alat seleksi siapa yang boleh masuk atau tidak (ke tempat acara). Selain itu juga riset terkait social distancing," ungkapnya.

3. Sebanyak 134 proposal lolos konsorsium riset dan inovasi COVID-19

Rapid test yang dilakukan kepada seluruh masyarakat (IDN Times/ istimewa)

Sebelumnya, sebanyak 134 proposal riset lolos seleksi Program Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19. Kemenristek menggelontorkan anggaran Rp60,6 miliar untuk pendanaan tahap pertama.

Proposal riset yang mendapatkan pendanaan tersebut meliputi enam bidang prioritas. Di antaranya pencegahan (25 proposal), screening dan diagnosis (12 proposal), alat kesehatan dan pendukungnya (34 proposal), obat-obatan dan terapi (20 proposal), multicenter clinical trial (13 proposal), dan sosial humaniora dan public health modelling (30 proposal).

IDN Times/Sukma Shakti
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us