Momen CEO Danantara Minta Dukungan Fiskal ke Purbaya

03 Des 2025, 17:17 WIB

Triyan Pangastuti

WhatsApp Image 2025-12-03 at 16.47.09.jpeg

CEO Danantara, Rosan Roeslani saat ditemui di Kementerian Keuangan. (IDN Times/Triyan).

Intinya sih...

Bahas skema penyelesaian utang Whoosh.
Rincian roadmap investasi Danantara tahun depan.
Kerangka strategi investasi dibangun atas prinsip kehati-hatian.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - CEO Danantara Rosan Roeslani, meminta dukungan fiskal dalam bentuk insentif pajak kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Permintaan tersebut disampaikan secara langsung dalam rapat di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Rabu (3/12/2025).

Dalam momen pertemuan yang berlangsung sekitar 1,5 jam, Rosan menjelaskan telah membahas berbagai aspek termasuk soal dukungan fiskal.

“Dalam pertemuan ini, kami membahas bagaimana pengembangan Danantara serta dukungan dari segi fiskal dan perpajakan. Beliau sangat terbuka terhadap pembahasan ini,” ujar Rosan saat ditemui di Kementerian Keuangan, Rabu (3/12/2025).

1. Bahas skema penyelesaian utang Whoosh

Peningkatan jumlah wisatawan mancanegara (WNA) pengguna Kereta Cepat Whoosh pada periode Januari hingga Oktober 2025. (Dok. PT KCIC)

Dengan adanya respons positif dari Kemenkeu, Rosan mengatakan akan melakukan pembahasan lebih lanjut mengenai bentuk dukungan fiskal dan perpajakan akan dilakukan oleh tim kerja yang melibatkan perwakilan Kemenkeu dan Danantara.

Selain membahas dukungan untuk memperkuat posisi Danantara sebagai lembaga pengelola investasi, keduanya juga mendiskusikan skema penyelesaian utang proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB). Pembahasan ini dilakukan sebelum rencana tersebut diajukan kepada konsorsium perusahaan finansial Tiongkok yang diwakili oleh China Development Bank (CDB).

“Kami mendiskusikan langkah-langkah bersama untuk penyelesaian KCIC dan Whoosh,” tambah Rosan, yang juga menjabat Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM.

2. Rincian roadmap investasi Danantara tahun depan

Wisma Danantara Indonesia (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Sebelumnya, Rosan menjelaskan roadmap investasi Danantara Investment Management (DIM) untuk 2026 dirancang berdasarkan mandat ganda, yaitu menghasilkan imbal hasil yang berkelanjutan (komersial) sekaligus memberikan dampak ekonomi nasional yang signifikan.

“Roadmap investasi kami disusun dengan pendekatan yang terukur, berorientasi pada penciptaan nilai lintas generasi. Mandat kami jelas: menghadirkan imbal hasil yang sehat bagi negara, sambil memastikan setiap investasi memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dan mendorong transformasi nasional,” ujar Rosan.

Strategi investasi Danantara Indonesia pada 2026 akan difokuskan pada pengembangan proyek-proyek strategis, penguatan sektor-sektor prioritas, dan diversifikasi portofolio lintas kelas aset serta geografi. Pendekatan ini memadukan investasi strategis jangka panjang dengan investasi privat dan publik untuk menjamin arus kas yang stabil sekaligus menyeimbangkan risiko dan imbal hasil.

3. Kerangka strategi investasi dibangun atas prinsip kehati-hatian

Kamu sudah mulai berinvestasi (pixabay.com/Nattanan Kanchanaprat)

Rosan menekankan bahwa kerangka strategi ini dibangun atas prinsip kehati-hatian, diversifikasi yang kuat, dan transparansi tata kelola. Menurutnya, pendekatan ini tidak hanya untuk menjaga keamanan investasi, tetapi juga untuk memastikan setiap keputusan investasi selaras dengan kepentingan jangka panjang negara dan masyarakat.

"Setiap investasi harus memenuhi kriteria klasifikasi proyek strategis yang ketat, yakni selaras dengan aspirasi pembangunan nasional, memiliki dampak sosial-lingkungan berskala besar, memberikan nilai ekonomi signifikan, dan tetap layak secara komersial," tegasnya.