Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Moral Hazard adalah: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

ilustrasi pengelolaan dana asuransi syariah (vecteezy.com/tapanakornkaow39714)
ilustrasi pengelolaan dana asuransi syariah (vecteezy.com/tapanakornkaow39714)

Sejak dahulu, moral hazard sudah dianggap membawa kerugian dan berdampak buruk untuk masyarakat. Hal tersebut tentu memiliki pengaruh dalam dunia perekonomian.

Namun, apakah kamu sudah tahu apa yang sebenarnya dimaksud moral hazard? Untuk menjawab rasa penasaranmu, berikut IDN Times akan rangkum tentang pengertian, sejarah, penyebab, pengendalian, hingga cara mengatasi hal ini. Simak, yuk!

1. Pengertian moral hazard

Ilustrasi asuransi. (Pexels/Rawpixel)
Ilustrasi asuransi. (Pexels/Rawpixel)

Pengertian moral hazard atau risiko moral adalah keadaan ketika sebuah informasi asimetris atau informasi yang masih jauh dari kata sempurna terjadi jika satu pihak memegang informasi lebih banyak, daripada pihak yang lain. Pihak tersebut tidak akan lagi bisa mengakses informasi yang dibutuhkan.

Sikap moral dan kejujuran dari pemilik asuransi dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, pihak yang mengalami kecelakaan motor karena telah mengemudi dengan kecepatan tinggi, sehingga meningkatkan peluang kerugian yang dapat terjadi.

Moral hazard atau yang disebut risiko moral dapat terjadi jika seseorang berkontribusi dalam peningkatan pemaparan terhadap akibat yang harus ditanggung.

Risiko yang dimaksud adalah ketika seseorang atau pihak tertentu belum menandatangani kontrak yang didasari oleh iktikad baik.

2. Sejarah moral hazard

ilustrasi mempelajari produk asuransi (tugu.com)
ilustrasi mempelajari produk asuransi (tugu.com)

Istilah risiko moral ternyata sudah ada sejak abad ke-17 dan mulai digunakan secara luas oleh asuransi Inggris di bawah naungan Dembe dan Boden pada akhir abad ke-19.

Saat istilah ini masih sangat baru digunakan, muncul berbagai konotasi negatif, penipuan tersirat (fraud), dan perilaku tak bermoral. Setelah konsep ini dijadikan penelitian pada 1960, para ekonom baru menggunakannya sebagai gambaran dari ketidakefisienan ketika risiko dipindahkan.

3. Penyebab moral hazard

Ilustrasi asuransi (IDN Times/Istimewa)
Ilustrasi asuransi (IDN Times/Istimewa)

Beberapa penyebab terjadinya moral hazard di perbankan adalah:

  • Lemahnya peraturan pada regulasi yang mengatur
  • Faktor struktur kepemilikan yang lemah
  • Aspek peminjaman kredit
  • Disiplin pasar yang terlalu lemah

Namun, perihal tersebut dapat diatur dengan baik tanpa menimbulkan konsentrasi akan kekuatan ekonomi. Fleksibilitas juga akan membantu guna menumbuhkan industri perbankan dan mampu untuk membedakan mana perdagangan yang sehat atau mana yang menimbulkan dampak sebaliknya.

4. Pengendalian moral hazard

ilustrasi laki-laki mendaftar asuransi (canva.com)
ilustrasi laki-laki mendaftar asuransi (canva.com)

Masalah yang timbul karena risiko moral tersebut bisa dikendalikan dengan manajemen risiko yang memperhatikan beberapa ketentuan, yaitu di antaranya:

  • Harus ada transparansi dalam mengelola kebijakan risiko agar sumber masalah tidak menjadi besar.
  • Metodologi asesmen yang tepat dan akurat dapat membangun manajemen risiko yang kuat.
  • Adanya konsentrasi risiko yang kuat dan diversifikasi, serta pola pengambilan keputusan disiplin. 

5. Memonitor moral hazard

freepik.com
freepik.com

Monitoring dilakukan secara berkala, konsisten, dan transparan supaya informasi dan data penting tetap dapat terjaga dengan baik. Kondisi lingkungan dapat dijadikan parameter langkah kebijakan pemerintah supaya menjadi lebih dinamis. 

Penetapan limit dan toleransi risiko perbankan berguna untuk memberikan kepastian secara maksimum terhadap pengambil risiko. Pengelolaan risiko berpijak pada hubungan antara masing-masing unit di organisasi tersebut. 

6. Cara mengatasi moral hazard

Ilustrasi asuransi (Pixabay/Gerd Altmann)
Ilustrasi asuransi (Pixabay/Gerd Altmann)

Ada beberapa cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi risiko moral, yaitu:

  1. Pembangunan motivasi dan insentif.
  2. Perusahaan asuransi bisa memberikan rancangan kontrak supaya nasabah dapat mengasuransikan sebuah produk secara insentif.
  3. Perusahaan dapat mempersulit proses untuk mendapatkan uang, sehingga lebih sulit untuk meminta klaim.
  4. Pemerintah dapat menghukum perilaku buruk dengan memberikan jaminan bank dan memberikan hukuman terhadap mereka yang membuat keputusan sembrono.
  5. Pemerintah juga dapat membagi-bagi perusahaan keuangan, sehingga tidak terlalu besar peluang untuk gagal. Tabungan konsumen yang ingin melakukan investasi berisiko, seperti memerlukan bailout merupakan bagian dari masalah bank. 

Nah, demikian penjelasan lengkap tentang moral hazard yang bisa menambah wawasan kamu tentang dunia asuransi dan perbankan. Kamu juga harus memahami kalau setiap usaha memiliki risiko yang harus dihadapi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Yogama Wisnu Oktyandito
Jumawan Syahrudin
3+
Yogama Wisnu Oktyandito
EditorYogama Wisnu Oktyandito
Follow Us