Jokowi: Tanam Jagung di Manapun Bisa, Kenapa Masih Impor?

Jokowi minta pejabat kurangi pengadaan barang impor

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo kembali mengingatkan kepada jajarannya untuk tidak gemar impor pengadaan barang dan jasa. Dia menyebut, anggaran pengadaan barang dan jasa di tingkat pusat Rp526 triliun, daerah Rp535 triliun, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rp420 triliun.

"Jangan sampai sekali lagi, angka yang sangat besar sekali ini dibelanjakan untuk barang-barang impor, sehingga produksi dalam negeri tidak berkembang, meningkat," ujar Jokowi dalam peresmian pembukaan musyawarah dan perencanaan pembangunan nasional yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (28/4/2022).

Baca Juga: Jokowi Geram: Jangan Lagi Pengadaan Barang Pemerintah dengan Impor!

1. Jokowi minta pembelian barang dan jasa lewat produk dalam negeri

Jokowi: Tanam Jagung di Manapun Bisa, Kenapa Masih Impor?Presiden Jokowi pimpin rapat terbatas pada Rabu (4/11/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi meminta kepada jajarannya mengarahkan pembelian barang dan jasa itu melalui produk dalam negeri. Hal itu tentu bisa meningkatkan ekonomi Indonesia.

Dia juga menyinggung soal jagung yang masih impor. Padahal, kata Jokowi, menanam jagung itu mudah.

"Buat kebijakan yang berpihak pada barang substitusi impor yang memproduksi kebutuhan dalam negeri, misalnya jagung masih impor, tanam jagung, kenapa tanam jagung di mana pun juga tumbuh, kenapa masih impor?" katanya.

"Kedelai kita juga masih impor, padahal banyak daerah yang sesuai untuk penanaman kedelai, lakukan ini, kemudian beri pendampingan UMKM (Usaha Mikor Kecil dan Menengah). Sehingga bisa naik kelas untuk memenuhi standar-standar global, standar internasional," sambung Jokowi.

Baca Juga: Jokowi Ancam Reshuffle Menteri yang Gemar Impor Barang

2. Jokowi mengingatkan saat ini dunia menghadapi masa krisis

Jokowi: Tanam Jagung di Manapun Bisa, Kenapa Masih Impor?Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Dalam pidatonya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengingatkan, dunia akan menghadapi situasi yang sulit pada 2022 dan 2023. Oleh karena itu, Jokowi meminta jajarannya bersiap-siap.

"Tahun ini dan tahun depan kita akan menghadapi situasi yang tidak mudah, situasi yang tidak gampang, situasi ekonomi dan situasi politik global yang mengalami gejolak yang penuh dengan ketidakpastian," ucapnya.

Jokowi mengatakan, pandemik COVID-19 juga saat ini belum sepenuhnya berakhir. Masih banyak negara yang berkutat untuk menangani pandemik COVID-19.

"Belum lagi dunia yang dihantam perang antara Rusia dan Ukraina yang memunculkan krisis energi dan krisis pangan," ucap eks pengusaha furnitur itu.

3. Krisis dunia meningkatkan inflasi

Jokowi: Tanam Jagung di Manapun Bisa, Kenapa Masih Impor?Jokowi beri sambutan di Puncak Acara Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada Rabu (28/10/2020) (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Jokowi mengatakan, krisis dunia meningkatkan inflasi di berbagai negara. Dia menyebut inflasi dunia saat ini sudah berada di titik tertinggi.

"Inflasi saat ini kalau kita lihat misalnya yang paling tinggi di Turki sudah melompat ke angka 61,1 persen, Amerika yang biasanya 1 persen sekarang sudah 8,5 persen," katanya.

Meski demikian, Jokowi bersyukur inflasi Indonesia saat ini masih di angka 2,6 persen. Hal itu perlu dipertahankan agar tidak naik.

"Ini yang harus kita bersama-sama harus kita perbaiki dan kita pertahankan," ujar Jokowi.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya