Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Multitasking vs Fokus Satu Bisnis, Mana yang Lebih Cepat Cuan?

ilustrasi bisnis franchise
ilustrasi bisnis franchise (pexels.com/James Frid)
Intinya sih...
  • Multitasking terlihat cepat, tapi rawan bocor.
  • Fokus satu bisnis mempercepat pembelajaran.
  • Multitasking butuh sistem yang matang.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banyak pelaku bisnis tergoda menjalankan beberapa usaha sekaligus demi mengejar cuan lebih cepat. Di sisi lain, ada yang memilih fokus pada satu bisnis agar pertumbuhannya maksimal. Dua pendekatan ini sering diperdebatkan, terutama oleh pebisnis pemula.

Pertanyaannya bukan sekadar mana yang lebih sibuk, tapi mana yang lebih efektif menghasilkan uang. Kecepatan cuan sangat dipengaruhi cara mengelola energi, waktu, dan fokus. Untuk itu, mari bandingkan keduanya secara realistis.

1. Multitasking terlihat cepat, tapi rawan bocor

ilustrasi bisnis thrift (pexels.com/artmarie)
ilustrasi bisnis thrift (pexels.com/artmarie)

Menjalankan banyak bisnis sekaligus memberi ilusi percepatan. Sumber pemasukan terlihat beragam, dan peluang terasa lebih luas. Secara kasat mata, ini tampak seperti strategi agresif.

Namun faktanya, fokus terbagi membuat kontrol melemah. Banyak detail terlewat, kualitas turun, dan biaya tak terpantau. Alih-alih cepat cuan, keuntungan justru bocor tanpa disadari.

2. Fokus satu bisnis mempercepat pembelajaran

ilustrasi bisnis kafe
ilustrasi bisnis kafe (pexels.com/Quang Nguyen Vinh)

Dengan fokus pada satu bisnis, proses belajar jauh lebih dalam. Kamu lebih cepat memahami pasar, pelanggan, dan masalah utama. Kesalahan bisa segera diperbaiki karena perhatian tidak terbagi.

Fokus ini membuat sistem dan strategi lebih matang. Meski awalnya terasa lambat, fondasi bisnis jadi kuat. Dalam jangka menengah, potensi cuan justru lebih stabil dan terukur.

3. Multitasking butuh sistem yang matang

ilustrasi multitasking
ilustrasi multitasking (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Multitasking sebenarnya tidak selalu salah. Tapi strategi ini menuntut sistem, tim, dan manajemen yang rapi. Tanpa itu, semua hanya bergantung pada tenaga pemilik bisnis.

Jika sistem belum siap, multitasking berubah jadi kelelahan. Energi habis untuk operasional, bukan pengembangan. Cuan jadi sulit dikejar karena bisnis hanya jalan di tempat.

4. Fokus memudahkan scaling lebih cepat

ilustrasi UMKM (pexels.com/Sehjad Khoja)
ilustrasi UMKM (pexels.com/Sehjad Khoja)

Bisnis yang difokuskan lebih mudah di-scale. Proses sudah jelas, pasar sudah kenal, dan model bisnis teruji. Setiap tambahan effort memberi dampak yang lebih terasa.

Sebaliknya, banyak bisnis kecil sering kali tidak ada yang benar-benar besar. Semua berjalan setengah-setengah. Potensi cuan tersebar, tapi tidak ada yang maksimal.

5. Waktu adalah modal utama

ilustrasi struk belanja
ilustrasi struk belanja (pexels.com/andresr)

Kecepatan cuan sangat dipengaruhi cara menggunakan waktu. Multitasking menguras waktu untuk pindah fokus. Energi mental terkuras untuk mengingat banyak hal sekaligus.

Fokus satu bisnis membuat waktu lebih efisien. Setiap jam kerja diarahkan ke satu tujuan jelas. Dalam bisnis, efisiensi sering lebih menentukan daripada sekadar kerja keras.

Multitasking bisa terlihat menjanjikan, tapi berisiko tinggi tanpa sistem yang kuat. Banyak bisnis justru stagnan karena fokus terlalu terpecah.

Strategi paling aman adalah membangun satu bisnis sampai stabil dan cuan konsisten. Setelah itu, barulah ekspansi dengan dasar yang kuat. Dalam bisnis, cepat bukan soal banyak, tapi soal tepat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in Business

See More

Kolaborasi dengan Institusi Pasar Modal, Pegadaian Rilis ETF Emas Syariah

21 Des 2025, 14:20 WIBBusiness