Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden diperkirakan menerima pensiun publik sebesar 413 ribu dolar AS per tahun. Jumlah itu setara Rp6,69 miliar, dengan asumsi kurs Rp16.200 per dolar AS.
Joe Biden dipastikan segera mendapatkan uang pensiun setelah mengumumkan pengunduran diri dari pencalonan kembali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS. Dia memberikan dukungan kepada Kamala Harris untuk menggantikannya sebagai calon presiden.
Dilansir MarketWatch, menurut perhitungan dari National Taxpayers Union, sebuah lembaga nonprofit konservatif fiskal di Washington, pensiun Biden akan lebih besar dari gajinya sebagai presiden, yakni sebesar 400 ribu dolar AS per tahun.
Angka tersebut dipandang menguntungkan, mengingat Forbes memperkirakan kekayaan bersih Biden mencapai sekitar 10 juta dolar AS.
Pensiunan Biden berasal dari dua sumber utama, yaitu pensiun sebagai mantan senator dan pensiun sebagai mantan presiden. Biden pertama kali bergabung dengan Senat pada 1973 dan memenuhi syarat mengikuti Civil Service Retirement System (CSRS), sebuah rencana pensiun federal yang sangat menguntungkan.
Dengan total 44 tahun masa jabatan di Senat, termasuk delapan tahun sebagai wakil presiden, pensiun awal Biden bisa mencapai 166.374 dolar AS per tahun.
Selain itu, Biden juga berhak atas pensiun presiden sebesar 246 ribu dolar AS per tahun. Pensiun presiden tersebut telah ada sejak 1958, dibuat sebagai respons atas kesulitan finansial yang dialami Harry Truman setelah meninggalkan jabatan pada 1953.
Biden, yang berusia 81 tahun, telah menjadi presiden tertua yang pernah menjabat di Gedung Putih. Tekanan agar mengundurkan diri meningkat setelah penampilannya yang kurang memuaskan dalam debat pada akhir Juni.
Beberapa pihak menyarankan agar Biden mengundurkan diri lebih awal, memberikan Kamala Harris, wakil presidennya, dorongan yang diperlukan untuk memenangkan pemilihan pada November.
Allan Lichtman, seorang sejarawan yang dikenal dengan teorinya mengenai kunci menuju Gedung Putih, menyarankan pengunduran diri Biden dan penunjukan Harris sebagai presiden dapat menjadi Rencana B terbaik bagi Partai Demokrat untuk memenangkan pemilihan mendatang.