Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Operasi Dihentikan, Pengelola Tambang Raja Ampat Jawab Soal Lingkungan

IMG-20250605-WA0040.jpg
Lokasi tambang nikel PT Gag Nikel di Raja Ampat. (Dok. Gag Nikel)
Intinya sih...
  • PT Gag Nikel hormati keputusan ESDM
  • Klaim beroperasi sesuai tata ruang Raja Ampat
  • Tekankan sinergi tambang dan konservasi
  • Bahlil sebut tambang di Raja Ampat milik anak usaha Antam

Jakarta, IDN Times - PT Gag Nikel menghormati keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, yang menghentikan sementara operasional tambang di Pulau Gag, Raja Ampat, hingga proses verifikasi lapangan selesai.

Perusahaan menegaskan komitmen terhadap transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi, terutama terkait perlindungan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

Pelaksana Tugas Presiden Direktur PT Gag Nikel, Arya Arditya, menyebut perusahaan telah mengantongi seluruh perizinan dan menjalankan operasional berkelanjutan sesuai prinsip Praktik Pertambangan yang Baik (Good Mining Practices).

"Gag Nikel telah memiliki seluruh perizinan operasi dan menjalankan operasional keberlanjutan sesuai dengan prinsip Good Mining Practices. Kami siap menyampaikan segala dokumen pendukung yang diperlukan dalam proses konfirmasi ke pihak Kementerian ESDM," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (5/6/2025).

1. Gag Nikel klaim beroperasi sesuai tata ruang Raja Ampat

IMG-20250605-WA0039.jpg
Lokasi tambang nikel PT Gag Nikel di Raja Ampat. (Dok. Gag Nikel)

PT Gag Nikel menegaskan kegiatan operasionalnya tidak berada di dalam kawasan konservasi maupun wilayah Geopark UNESCO. Lokasi tambang tercatat berada dalam Kawasan Penambangan Raja Ampat yang telah diatur dalam tata ruang daerah.

Perusahaan juga menyatakan telah menjalin koordinasi intensif dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan untuk pengawasan operasional tambang.

Sejak mengantongi izin operasi produksi pada 2017 dan memulai kegiatan pada 2018, Gag Nikel melaksanakan sejumlah program keberlanjutan. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) telah dilakukan di lahan seluas 666,6 hektare hingga akhir 2024. Dari total itu, 231,1 hektare telah diserahterimakan, 150 hektare masih dalam proses penilaian, dan 285 hektare menjalani perawatan.

Kegiatan reklamasi mencakup lahan 136,72 hektare per April 2025, dengan penanaman lebih dari 350 ribu pohon, termasuk 70 ribu jenis endemik dan lokal. Di bidang kelautan, perusahaan juga menjalankan transplantasi terumbu karang seluas 1.000 meter persegi di kawasan pesisir Raja Ampat, yang dimonitor secara rutin dan diawasi bersama institusi pendidikan setempat.

Pemantauan kualitas lingkungan mencatat bahwa kadar polutan udara, kualitas air limbah, dan tingkat kebisingan selama 2024 masih berada jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan.

2. Gag Nikel tekankan sinergi tambang dan konservasi

IMG-20250605-WA0037.jpg
Lokasi tambang nikel PT Gag Nikel di Raja Ampat. (Dok. Gag Nikel)

PT Gag Nikel menyatakan seluruh program yang telah dijalankan mencerminkan komitmen perusahaan dalam menjaga keseimbangan antara kegiatan eksplorasi dan produksi nikel dengan pelestarian lingkungan serta kepentingan masyarakat sekitar.

"Operasi PT Gag Nikel di Raja Ampat menjadi bukti tambang dan konservasi bisa berjalan beriringan dengan prinsip tanggung jawab," ujar Arya Arditya.

3. Bahlil sebut tambang di Raja Ampat milik anak usaha Antam

VideoCapture_20250605-152357.jpg
Menteri ESDM, Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan tambang nikel di Raja Ampat adalah PT Gag Nikel, anak usaha dari PT Aneka Tambang Tbk (Antam).

Tambang tersebut menjadi sorotan publik dilatarbelakangi oleh kekhawatiran masyarakat dan aktivis lingkungan terhadap potensi kerusakan ekosistem akibat aktivitas pertambangan di wilayah yang dikenal dengan keanekaragaman hayati lautnya.

"Jadi, IUP (izin usaha pertambangan) di Raja Ampat itu ada beberapa, mungkin ada lima setelah saya mendapat laporan dari Dirjen. Nah, yang beroperasi sekarang itu hanya satu yaitu PT Gag. PT Gag Nikel ini yang punya adalah Antam, BUMN," kata Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us