Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pak Jokowi, Kapan Harga Beras Turun Jadi Normal?

ilustrasi penjual beras di pasar (ANTARA FOTO/Andri Saputra)
ilustrasi penjual beras di pasar (ANTARA FOTO/Andri Saputra)

Jakarta, IDN Times - Persoalan harga beras belum juga tuntas. Mahalnya harga beras sejak awal tahun, juga dibarengi dengan masalah ketersediaan yang berkurang di pasaran pada sejumlah daerah. Tingginya harga beras juga menjadi salah satu penyumbang inflasi Januari dan Februari.

Pada Rabu (28/2/2024), Presiden Joko "Jokowi" Widodo mengklaim harga beras sudah turun di pasar-pasar tradisional. Dia bahkan meminta pihak-pihak yang mengeluhkan harga beras untuk melakukan pengamatan langsung di pasar-pasar.

“Coba kalian datang ke Pasar Cipinang, cek harganya turun atau naik, cek di Pasar Johar di karawang, naik apa tidak, turun atau tidak, cek, sudah turun. Karena harian itu saya cek, dan saya selalu mendapatkan angka-angka” kata Jokowi usai membuka Rapat Pimpinan (Rapim) TNI-Polri di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

Namun, menurut penelusuran yang dilakukan IDN Times, harga beras tidak lantas turun sebagaimana diklaim Jokowi. Bahkan, di Pasar Cipinang yang dicontohkan Jokowi harga beras masih di atas Harga Eceran Tertinggi (HET). Apalagi, di pasar-pasar tradisional yang bukan pasar induk, harga beras mayoritas belum turun.

Di berbagai daerah, harga beras bahkan belum turun sejak lama. Di beberapa daerah, harga beras sudah turun tapi masih di atas HET. Penurunan harga beras belum terlalu signifikan, hanya mencapai Rp500. Sementara di beberapa daerah lainnya, harga beras malah masih naik.

Ada pula daerah yang sulit mendapatkan beras kualitas medium, seperti Kota Bima, NTB salah satunya. Warga di sana terpaksa membeli beras premium yang jauh di atas HET karena beras medium sulit ditemukan di pasaran. Warga lantas berburu beras murah yang digelontorkan pemerintah dalam program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

1. Alur distribusi tentukan kapan harga beras turun

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Persoalan penurunan harga beras memang tidak bisa terjadi kilat. Ada rantai distribusi sejak gabah dari petani diolah hingga sampai di pasaran. Pasar pun ada tingkatannya, mulai dari induk sekelas Pasar Johar atau Pasar Cipinang hingga ke penjual eceran di pasar-pasar kecil.

"Jadi kalo di Johar sudah turun Rp1000 di tanggal 25 Feb, maka retail modern akan turun kira-kira 10-15 Maret," ujar Direktur Utama (Dirut) Bulog, Bayu Krisnamurthi memberikan gambaran tentang rata-rata penjadwalan di tingkat pedagang.

  • Panen 1 Feb
  • Gabah petani menjadi beras 20 Feb
  • Sampai Pasar Johar/Cipinang 1 Maret
  • Sampai pasar becek 10 Maret
  • Sampai retail modern 20 Maret

Di Pasar Induk Cipinang, sesuai klaim Jokowi, harga beras memang sudah berangsur turun. Aloy, pemilik Toko Beras Sumber Raya, turun sejak awal Februari lalu dan tren penurunan tersebut cenderung terus berlanjut.

Dia menjelaskan bahwa harga beras medium sekitar Rp13 ribuan per kilogram (kg). Meski sudah turun, namun harga tersebut belum menyentuh HET.

“Memang belum sampai titik bawahnya, tapi kan dari Rp14 ribu dia, Rp14 ribu lebih, udah turun Rp1.000 lebih,” kata Aloy saat ditemui IDN Times di tokonya, Sabtu (2/3/2024).

Begitu pun, harga beras premium masih melampaui HET, dibanderol sekitar Rp14 ribuan per kg, sedikit di bawah dari harga sebelumnya yang sekitar Rp15 ribuan

Sebagai informasi, HET beras diatur dalam Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 7 Tahun 2023. HET beras diatur berdasarkan zonasi. Ada tiga zonasi di seluruh kawasan Indonesia.

Zona 1 meliputi Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi, HET beras medium senilai Rp10.900 per kg sedangkan beras premium Rp13.900 per kg. 

Zona 2 meliputi Sumatera selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan, HET beras medium sebesar Rp11.500 per kg dan beras premium Rp14.400 per kg.

Adapun zona 3 meliputi Maluku dan Papua, HET beras medium sebesar Rp11.800 per kg, dan untuk beras premium sebesar Rp14.800 per kg.

2. Pantauan harga beras di Zona I

Pulau Jawa (HET medium: Rp

Jabar

Harga beras di Kabupaten Majalengka pada Kamis (29/2/2024), belum turun. Sejak Januari kemarin, harga beras berbagai jenis dibanderol di angka Rp9-17 ribu per kilogram. Di pasar Sindangkasih Cigasong Majalengka, yang terletak di dekat pusat pemerintahan kabupaten, harga beras masih tidak berubah sejak awal bulan lalu.

Di pasar Sindangkasih sendiri terdapat empat jenis beras yang dijual para pedagang. Untuk beras medium KW III, masih tercatat paling rendah yakni Rp9 ribu per kilogram. Adapun untuk medium KW II, masih di angka Rp14 ribu per kilogram. Beras medium KW I dibanderol di angka Rp16 ribu per kilogram.

"Harga beras masih belum berubah. Harga tertinggi di angka Rp17 ribu per kilogram. Itu (harga tertinggi) teh untuk beras premium KW II," kata pengelola pasar Sindangkasih Supriadi.

Begitu pula harga beras di Kota Bandung masih belum mengalami penurunan. Pedagang beras di Pasar Kosambi dan Kiaracondong, Kota Bandung, masih menjual harga tinggi hingga Kamis (29/2/2024). Harga beras premium masih dibanderol Rp18 ribu per kilogram. 

"Kalau harga beras ini kan normalnya itu Rp16 ribu per kilogram, gak samapai Rp18 ribu, ini masih mengalami kenaikan padahal stok lumayan, baru saja dampai beberapa hari kemarin," ujar Agus, penjual beras di Pasar Kiaracondong.

Agus mematok tarif harga Rp18 ribu per kg untuk beras premium karena mengikuti harga para pedagang lainnya. Dia mengakui harga beli dari pasar grosir cukup tinggi, sehingga harga jual di pasar masih belum stabil.

"Kami bingung, kami beli di grosir sebesar Rp15 ribu sekian per kg, Itu harga naik. Biasanya Rp14 ribu. Saya beli beras di Cilacap Rp15,7 ribu per kilogram. Padahal normalnya Rp12 ribuan," katanya.

Senada dengan Agus, pedagang beras Pasar Kosambi, Andri Ahmad Tahir mengatakan, harga beras premium masih tinggi dan belum menyentuh angka normal. Di Pasar Kosambi, harga beras premium di kisaran Rp18 sampai Rp20 ribu.

Jogja

Di pasar-pasar tradisional di Kabupaten Bantul, Kamis (29/2/2024), harga beras masih tinggi. Beras medium yang dipasok oleh petani atau tempat penggilingan padi masih di atas Rp16 ribu per kilogram. Salah satu pedagang beras di Pasar Gathak, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, Anang, mengaku mendapatkan pasokan beras dari petani yang menggilingkan padi hasil panen atau tempat penggilingan padi.

"Harga beras dari penggilingan padi mencapai Rp15.500 per kilogramnya. Itu untuk beras varietas padi lokal seperti Ciherang, C4 dan sejenisnya," ucapnya, Kamis. Ketika beras sampai ke konsumen, harganya sudah mencapai Rp16.500 per kg. Pedagang sendiri tidak memiliki beras Bulog ketika Bulog tidak menggelar operasi pasar. "Kalau masyarakat itu tidak suka beras Bulog karena rasanya kurang enak, kurang pulen," ungkapnya.

Sementara, beras kelas premium yang ditanam oleh petani lokal seperti varietas Mapan atau Supadi, harga per kilogram dari petani atau tempat penggilingan sudah di atas Rp16 ribu per kg. Oleh karenanya, ketika sampai konsumen harganya sudah mencapai Rp17.500 per kg. "Itu saja sekarang untuk mencari beras jenis tersebut di penggilingan padi atau di petani sudah sulit. Hasil panen sebagian besar untuk konsumsi sendiri," sambungnya.

Sementara, salah satu pedagang beras di Pasar Tradisional Bantul Kota, Yusuf Margianto, mengatakan harga beras sampai hari ini masih tinggi. Bahkan untuk beras premium seperti Raja Lele, Mapan, dan Supadi masih dalam kisaran Rp18 ribu per kg, sedangkan beras kelas medium masih diatas Rp16 ribu per kg.

"Kalau beras dari Bulog sama sekali tidak ada. Pedagang mendapat pasokan beras dari petani, penggilingan dan juga distributor," ucapnya.

Sementara itu, pedagang beras di Pasar Kranggan Yogyakarta mengaku harga beras belum turun. "Sampai level tertinggi ini naiknya. Meski sudah ada kebijakan dari pemerintah, tapi pengaruhnya belum terasa," ujar Mumun.

Dia menyebut beras medium pada kisaran harga Rp16 ribu per kg. Padahal sebelumnya pada kondisi normal harga beras dengan kualitas yang sama diharga Rp11 ribu per kg. Untuk beras premium, ada di kisaran Rp17.500-Rp18 ribu per kg. "Dulu kalau yang premium ini kisaran Rp14 ribu per kg. Naiknya memang sedikit-sedikit, 200, 300 gak langsung. Dua bulan inilah naik," kata Mumun.

Sementara untuk beras SPHP dijual dengan harga Rp11 ribu per kg. Untuk beras SPHP ini, Mumun mengaku membatasi untuk penjualannya. "Tetep dibatasi, biar rata. Kan hafal yang biasa beli di sini orang-orangnya," kata Mumun.

Stok beras didapatkan Mumun dari wilayah Delanggu, Klaten, Jawa Tengah dan Sragen, Jawa Tengah. "Stoknya masih ada, ya saya kejar-kejar dari mereka. Yang penting masyarakat gak panic buying," ujar Mumun.

Di Pasar Beringharjo, seorang pedagang bernama Mentuk, juga mengatakan harga beras saat ini masih tinggi, medium Rp16 ribu per kg dan premium pada kisaran Rp17 ribu- Rp18 ribu per kg. "Kalau normal kan harga paling semahal-mahalnya sekitar Rp13 ribu per kg," kata Mentuk.

Untuk beras SPHP, dia menyebut harga jual Rp11 per kg. "Tapi ya stoknya kan terbatas, jadi yang jual dibatasi juga. Biar merata ke pembelinya," kata Mentuk.

Jateng

Harga beras di pusat perdagangan beras Pasar Dargo Semarang per Kamis (29/2/2024), mengalami penurunan bervariasi. Para pedagang menyatakan turunnya harga beras sudah terjadi sejak sepekan terakhir yaitu sekitar Rp200-Rp500 per kilogram. 

"Tapi gak semuanya turun," kata Satya, pedagang beras di toko pojok Pasar Dargo Semarang kepada IDN Times. Satya mendapat pasokan beras beragam jenis dari sentra penggilingan padi di Jawa Timur. Lalu sebagian lagi diperoleh dari wilayah Kabupaten Blora dan Kabupaten Rembang.

Menurutnya, harga beras jenis umbuk turun menjadi Rp14 ribuan, beras C4 juga turun menjadi Rp14 ribu. Sedangkan beras premium harganya turun menjadi Rp15 ribuan.

"Harganya memang turun. Tapi gak ngaruh sama sekali. Pembeli masih teriak kok. Semua pelanggan pada teriak karena pada kenyataannya mereka gak bisa atur HPP-nya. Dia mau jual kembali ndak kuat," kata Satya. 

Sementara itu, Ratna, penjaga toko beras Rajawali di Pasar Dargo mengakui harga beras sudah berangsur turun sejak sepekan terakhir. Biasanya, Ratna mendapat pasokan 7 kuintal beras per minggunya. Pasokan beras diperoleh dari Nganjuk dan wilayah lain di Jatim. 

"Turunnya dikit-dikit. Ya kurang lebih Rp200," tuturnya.

Masih di Semarang, di Pasar Karangayu, harga beras terjadi sejak dua hari ini. Menurut pemilik toko sembako, Projo, sebelumnya harga beras premium di kisaran Rp16.500–Rp17 ribu per kg. "Sekarang sudah agak turun Rp500–Rp1.000 per kilogram,’’ ujarnya, Kamis (29/2/2024).

Kemudian, harga beras medium kini Rp14 ribu per kg. Harga beras medium turun per hari ini dari hari sebelumnya di harga Rp15 ribu per kg. Namun, harga beras tersebut belum kembali seperti harga normal, di mana harga beras premium Rp12 ribu per kg, sedangkan beras medium Rp10 ribu per kg.

Sementara, berdasarkan pantauan harga beras melalui Sistem Informasi Harga Pangan Pasar Kota Semarang (Siharpa) per Kamis (29/2/2024), harga beras rata-rata di pasar tradisional di Kota Semarang sebesar Rp16.600 per kilogram untuk jenis beras C4 super, beras C4 medium Rp15.500, dan beras medium SPHP/Bulog Rp11.000. Harga tertinggi beras C4 super terjadi di Pasar Gunungpati sebesar Rp18.500 dan harga terendah di Pasar Rasamala Rp15.500.

Sedangkan, harga tertinggi beras C4 medium terjadi di Pasar Gunungpati Rp17.000 dan harga terendah di Pasar Peterongan Rp14.000. Kemudian, harga beras SPHP/Bulog tertinggi terjadi di Pasar Peterongan Rp11.500 dan terendah di Pasar Gayamsari Rp10.900.

Jatim

Di pasar kawasan Parang Kabupaten Magetan Jawa Timur (Jatim), beras kualitas premium masih dijual Rp16 ribu hingga Rp17 ribu per kilogram. Sementara ukuran 5 kilogram dijual Rp70 ribu.

"Masih mahal mas, harga beras di pasar. Makanya pilih antre di sini. Rp102 ribu dapat dua sak 10 kilogram. Lumayan selisih sekitar Rp20 ribu per sak," kata Siti warga yang sedang mengantre beras SPHP, Kamis (29/02/2024).

Senada dengan Siti, Tukiran, warga Desa Ngunut kecamatan Parang juga terpaksa mengantre untuk beli beras SPHP yang lebih murah daripada harga di pedagang. "Kami gak punya sawah mas. Beras beli terus dan masih mahal. Beras kualitas biasa Rp14 ribu hingga Rp15 ribu per kilogram. Belum yang beras bagus di atas itu. Beli di sini lumayan bisa menghemat pengeluaran ya," terang Tukiran.

Berdasarkan data Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jatim per 29 Februari 2024, harga rata-rata beras medium Rp11.853 per kg. Harga itu naik dibanding kemarin yakni Rp11.786 per kg.

Jika dirinci dari rata-rata harga tersebut, harga rata-rata tertinggi di Kabupaten Sumenep sebesar Rp14.650 per kg. Sementara harga rata-rata terendah di Kabupaten Tulungagung sebesar Rp10.766 per kg.

Harga rata-rata beras premium adalah Rp15.332 per kg, naik dibanding kemarin, Rp15.280 per kg. Harga rata-rata tertinggi di Nganjuk Rp16.666 per kg. Harga rata-rata terendah di Mojokerto Rp12.237 per kg.

Sedangkan harga beras medium di pasar-pasar Surabaya per 29 Februari 2024 sesuai HET, yaitu Rp10.900 per kg. Antara lain di Pasar Wonokromo, Pasar Pucang Anom, Pasar Keputran dan Pasar Genteng.

Namun untuk beras premium, harganya masih jauh di atas HET. Di Pasar Wonokromo dan Pasar Genteng dipatok Rp15.600 per kg, kemudian di Pasar Pucang Anom dan Pasar Keputran lebih murah sedikit yakni Rp15.500 per kg.

Banten

Pedagang di Pasar Induk Rau Kota Serang, Mamat (40), mengungkap harga beras sudah turun sejak tiga hari lalu, tapi tidak signifikan sehingga masih mahal. Mamat juga mengungkap, harga beras premium dengan kualitas premium kualitas tinggi masih berkisar harga Rp17.500 per kg, turun Rp500 dibanding beberapa hari lalu yang sempat mencapai Rp18 ribu per kg.

"Hitungannya, ini masih tinggi, kecuali harganya Rp14-15 ribu, baru agak mending," kata Mamat saat ditemui di kios berasnya, Kamis (29/2/2024).

Untuk beras premium kualitas rendah turun ke Rp17 ribu dibanding harga sebelumnya Rp17.500 per kg. Sementara, untuk beras kualitas medium saat ini Rp16.500 per kg, turun dari harga sebelumnya Rp17 ribu. Sebagian masyarakat mulai beralih membeli beras SPHP dari Bulog dengan harga relatif murah, yakni hanya Rp10.900 per kg dengan minimal pembelian 5 kg.

Senada dengan Mamat, pedagang beras lainnya di Pasar Induk Rau, Muhsin (51) mengatakan, harga beras mulai berangsur turun dibanding beberapa hari lalu. Meski  demikian, jumlah pembeli yang datang ke kiosnya cenderung berkurang dibanding hari-hari sebelum kenaikan harga beras. "Paling kami siasatinya stoknya (beras) gak banyak, soalnya belum drastis turunnya," katanya.

Lampung

Di Lampung, menurut pantauan IDN Times, harga beras masih tinggi dan belum turun sejak bulan lalu. Harga beras medium di Rp15 ribu-Rp15.500 dan harga premium di Rp17 ribu. Budianto, pedagang beras eceran di Pasar Tugu Bandar Lampung harga beras terus meningkat secara bertahap dari Rp10 ribu hingga Rp15 ribu. 

"Udah dari lama, ada kali sebulan ya. Kalau yang premium juga masih sama 17 ribu,” kata , Kamis (29/2/2024). Meski begitu, ia mengaku tidak ada pengurangan pembeli saat harga beras merangkak naik.

Hal senada pun disampaikan oleh Amin, juga pedagang beras eceran di Pasar Tugu. Ia mengatakan, harga beras masih stagnan diangka Rp15.500 per kg untuk beras kelas medium.

“Kita adanya merek Kamboja, Udang Dua Koki, sama Raja Udang. Yang paling bagus itu Raja Udang, Rp17 ribu per kilogram. Kita sih kalau beli di sini-sini aja, gak sampai ambil dari luar kota,” ujarnya.

Meski begitu, Amin mengatakan harga ini termasuk sudah turun dibanding saat jelang Pemilu 2024 kemarin, di mana harga beras medium di tokonya mencapai Rp17 ribu per kilogram.

Tak hanya di Pasar Tugu, harga beras di Pasar Kangkung juga masih berada di kisaran harga Rp15.500 sampai Rp17 ribu per kg. Para pedagang menjual harga beras premium rata-rata Rp16-17 ribu per kg. Sedangkan untuk harga beras SPHP Bulog kemasan 5 kg dibanderol sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp54.500. 

Di kios dagang milik Yati, beras biasa merek Dewi Sri harganya Rp15.500, sedangkan untuk beras premium seperti Raja Udang per kilogramnya Rp17 ribu. “Saya ngambil di Bandar Lampung sama di Metro. Cuma ya sama aja juga harganya. Kalau yang paling murah 15.500, kalau yang paling mahal 17 ribu,” ujarnya pada Kamis.

Di Pasar Branti Lampung Selatan, harga beras medium lebih mahal lagi, bisa mencapai Rp16 ribu per kg. Wati, salah seorang konsumen Pasar Branti, membeli beras kelas medium dengan harga Rp16 ribu per kg. “Waktu itu sempat Rp15 ribu, tapi pernah juga Rp16 ribu,” kata Wati.

Kondisi harga beras tinggi serupa terjadi di Pasar Cimeng. Pedagang rata-rata hanya menyediakan beras jenis premium diju Rp17 ribu/kg. Sementara untuk beras medium cukup jarang ditemui di kios-kios pedagang setempat tapi harganya dipatok Rp14-500-Rp15 ribu per kg.

NTB

Harga beras di pasar Kota Bima Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) makin tak terkendali. Pada Kamis (29/2/2024), harga beras premium naik hingga mencapai Rp18 ribu per kg. Sementara beras medium sulit ditemui di pasaran. Muhammad Riski, pedagang beras di Kota Bima mengatakan beras premium naik dari harga Rp12 ribu menjadi Rp18 ribu per kilogram dalam beberapa bulan.

"Seingat saya harga beras mulai naik mulai pertengahan tahun 2023 lalu, kemudian terus naik sampai sekarang. Selama ini gak ada turun-turunnya," katanya saat ditemui di Pasar Lama Paruga, Kota Bima.

Menurutnya, ini adalah kenaikan harga yang terparah dibandingkan lonjakan pada tahun-tahun sebelumnya. "Gak sampai naik kaya gini tahun sebelum-sebelumnya, paling kenaikannya sampai Rp14 ribu," kata Riski.

Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kota Bima, Tafsir A Majid mengatakan keterbatasan stok dan produksi tahun lalu jadi pemicu utama kenaikan harga beras di Kota Bima.

"Faktornya, stok kita terbatas karena kekurangan produksi dan belum masuknya masa panen raya," terangnya. Dia berharap harga beras akan turun setelah panen raya nanti.

Sulawesi

Harga beras di Kota Manado, Sulawesi Utara, belum turun. Di Pasar Karombasan, harga beras masih di kisaran Rp 15 ribu-Rp17 ribu per kilogram. Sedangkan per liter, beras dijual dengan harga Rp14.500-Rp15 ribu. “Harga sudah naik sejak awal minggu ini. Naiknya Rp1.000-Rp 2.000 per kilogram,” ujar seorang pedagang bernama Deisy, Kamis (29/2/2024).

Di Pasar Bersehati tak jauh berbeda. Harga beras di sana Rp 16 ribu per kg. Seorang pedagang bernama Ridwan mengaku sebelumnya harga beras hanya di kisaran Rp12 ribu per kg. “Paling mahal Rp13 ribu per kilogram lah,” kata RIdwan.

Kenaikan harga beras terus berlangsung sejak awal 2024. Beras yang dijual rata-rata berasal dari Kota Kotamobagu dan Kabupaten Bolaang Mongondow. Akibat kenaikan harga beras, pedagang harus mengeluarkan modal lebih banyak. Deisy misalnya, biasa mengambil satu karung beras berukuran 60 kg di agen. Jumlah tersebut untuk berjualan selama seminggu.

“Biasanya bisa keluar modal Rp700 ribu per karung, minggu ini sudah Rp900 ribu,” tuturnya.Ia sendiri masih menanti Senin pekan depan untuk mengecek apakah harga beras benar-benar turun atau tidak.

Kini, masyarakat beralih ke beras SPHP. Sayangnya, beras SPHP lebih cepat habis karena harganya murah.“Kalau SPHP di kita biasanya Rp55 ribu-Rp56 ribu per 5 kg. Tapi dia cepat habis,” kata Deisy.Pembelian beras di sejumlah toko retail bahkan dibatasi. Pembeli hanya boleh mengambil satu karung ukuran 5 kilogram per hari.

Di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, harga beras juga masih mahal. Belum ada tanda-tanda penurunan harga. Yusuf (21) pedagang beras di Pasar Panakkukang, menyampaikan harga beras masih cukup tinggi. Kondisi ini sudah terjadi sejak kurang lebih dua bulan terakhir.

"Semua jenis naik, beras Bogor naik, premium naik. Rata-rata naiknya harga Rp1.000 - Rp2.000," kata Yusuf saat ditemui IDN Times di kiosnya, Kamis (29/2/2024).

Dari pantauan IDN Times di Pasar Panakkukang Makassar, beras spesial dijual seharga Rp12 ribu per liter, beras Bogor Rp12.500 per kg, dan beras kristal Rp14 ribu per liter. Sementara beras ukuran 1 karung dijual Rp160 ribu per 10 kg.

Kondisi serupa juga masih ditemui di Pasar Toddopuli Makassar. Di pasar ini, harga beras juga masih tinggi.Haji Madani (74), pedagang beras di Pasar Toddopuli, mengaku harga beras masih tinggi. Dia menjual beras dengan harga bervariasi dan naik cukup signifikan."Harga beras premium sekarang Rp17 ribu per liter, dulunya Rp12 ribu per liter. Kalau per karungnya itu Rp150 ribu yang dulunya Rp120 ribu," kata Haji Madani.

Haji Madani mengatakan naiknya harga ini cukup berpengaruh pada penjualan beras. Sejak harga beras naik, pembelinya mulai berkurang."Kenaikan harga ini cukup berdampak karena kami mengalami kekurangan pembeli," kata Haji Madani.

Bali

Di Denpasar Bali, seorang pedagang toko kelontong Putu Sinta (32) menjual beras eceran premium Rp17 ribu per kg. Beras itu dari stok beras yang ia beli seminggu lalu. Beras merek Putri Sejati kemasan 5 kg harga Rp 83 ribu. Sebelum ada kenaikan harga harga, beras premium masih bisa ia dapatkan dengan harga Rp74 ribu per 5 kg.

“Ada yang bilang naik lagi harga berasnya. Tapi belum tahu naiknya berapa. Kalau yang besar kemasan 25 kilogram kami biasanya ambil untung hanya Rp5000. Yang kecil palingan Rp2 ribu-Rp3 ribu,” ungkapnya.

Sebuah warung kelontong lain di Denpasar, menjual beras premium merek Ratu kemasan 10 kg seharga Rp157 ribu, dari harga normalnya Rp108 ribu. Sedangkan beras merek Pis Bolong kemasan 5 kg kini seharga Rp79 ribu, dari semua di bawah Rp60 ribu.

“Padahal warung ini lebih murah. Pernah coba beli beras Bulog pas pasar murah, tapi ternyata gak enak,” ungkap Risma, salah seorang pembeli beras.

Senada, salah satu warga Kelurahan Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara Ni Luh Putu Wahyuni (26) dia membeli beras premium merek Putri Sejati 5 kg dengan harga Rp85 ribu. “Mahal itu Rp85 ribu. Padahal biasanya per kilo Rp11 ribu,” ungkapnya pada Kamis (29/2/2024). 

infografis harga beras di pasar tradisional di 11 provinsi Indonesia. (IDN Times/Aditya Pratama)
infografis harga beras di pasar tradisional di 11 provinsi Indonesia. (IDN Times/Aditya Pratama)

3. Harga beras di Zona 2

Sumut

Di pasar tradisional kota Medan, harga beras masih mahal kurang dari 2 pekan jelang Ramadan pada Kamis (29/2/2024). Di Pasar Simpang Limun Medan, salah satunya. Beras yang dijual Wati merupakan beras medium hingga premium, mulai dari harga Rp15 ribu hingga tembus Rp17 ribu per kg dengan beragam jenis merek beras.

Irul, penjual grosir yang menjual kebutuhan bahan pokok, menyebut kenaikan harga beras ini sudah terjadi sejak beberapa minggu terkahir di Februari 2024. Dia menyebut hanya ada beras premium, itu pun sangat mahal. Dia menjual beras merek Kepiting seharga Rp15 ribu per kg dari sebelumnya Rp14.500 per kg. Adapun merek Naga dijual Rp14.500 dari harga sebelumnya Rp14 ribu.

“Beras SPHP tidak pernah ada lagi, beras itu beras bantuan,” katanya. “Berbeda lagi dengan beras Bulog, di sini juga kita gak ada beras Bulog. Ini yang ada di sini beras premium dan harganya lagi naik,” tambah Irul kepada IDN Times, Kamis.

Kenaikan harga beras juga dirasakan di Pasar Petisah Medan. Harga beras medium berkisar Rp15 ribu-Rp16 ribu dan beras premium dipatok seharga Rp17 ribuan. Rina, pedagang sembako di Pasar Petisah mengakui harga beras masih tinggi. Menurutnya, para pembeli beralih ke beras medium lantaran harga beras premium yang belum turun.

Sejumlah daerah lain juga mematok harga tinggi untuk beras medium, seperti Sibolga seharga Rp15.469 per kg, Nias Barat Rp16 ribu per kg, Labuhanbatu, Asahan dan toba seharga Rp15 ribu per kg.

Sumsel

Salah satu penjual beras di toko kelontong di kawasan Mata Merah Palembang, Supri (52) mengatakan, harga beras masih terbilang tinggi dibanding Desember 2023 silam. Dirinya mencatat untuk beras premium saat ini masih fluktuatif di kisaran harga Rp15 ribu hingga Rp17 ribu per kilogram.

"Dari agen memang harga cukup tinggi dibanding harga dari agen di akhir tahun lalu. Kalau pun ada penurunan di kisaran Rp500-Rp1.000," ungkap Supri, kepada IDN Times, Kamis (29/2/2024).

Supri menerangkan, dia membeli beras premium dari agen normalnya di kisaran harga Rp65 ribu per lima kg atau Rp13 ribu per kilogram. Namun harga terus melambung hingga menyentuh harga Rp72 ribu-Rp75 ribu per 5 kg. Beras tersebut dijualnya di kisaran harga Rp75 ribu-Rp80 ribu atau Rp15 ribu-Rp16 ribu per kg.

"Kalau biasanya saat normal harga beras kisaran Rp12 ribu-Rp13 ribu kenaikannya juga fluktuatif per dua bulan sekali. Sekarang seminggu sekali bisa berbeda harga," ungkap dia.

Supri pun menerangkan, beras dengan merek Pandan Wangi dijual dengan harga Rp210 ribu per 10 kg. Beras Selancar premium seharga Rp155 ribu per 10 kg dan Rp80 ribu per 5 kg. Lalu, beras Selancar AAA dijual di kisaran harga Rp160 ribu per 10 kg dan Rp82 ribu per 5 kg. Adapun merek beras Patin Premium dijual Rp144 ribu per 10 kg.

"Pada pertengahan Februari beras sempat kosong. Lalu di akhir Februari ini sudah ada stoknya tapi harga masih tinggi," jelas dia.

Kalimantan

Penurunan harga beras juga tidak terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Harga beras di sejumlah pasar tradisional di Pontianak masih naik. Sejumlah pedagang di Pasar Ampera Mandiri, Jalan Ampera, Kota Pontianak menyebut harga beras masih mahal. Terjadi kenaikan harga dari hari ke hari.

Di salah satu gerai, terpantau beras cap Mangkok per kg masih di angka Rp19 ribu. Sebelumnya, beras premium di angka Rp18 ribu per kg.

“Naiknya berkala ini, baru aja naik dalam seminggu ini. Belum ada tuh beras turun harganya,” ucap salah satu pedagang yang tak ingin disebutkan namanya.

Di gerai berbeda, yakni gerai Ibu Yuliana harga sejumlah beras premium juga masih naik. Beras Anak Raja di sini Rp17 ribu per kilogram.

"Ini pada naik semuanya apalagi mau bulan puasa sama Lebaran. Belum ada beras yang turun, Saya sudah 5 tahun jualan di sini, ini harga tertinggi saya jualan beras selama beras naik,” kata Yuliana.

Tak hanya di pasar Ampera Mandiri, di Pasar Kemuning Pontianak, Jalan M Yamin, Pontianak harga beras terpantau masih naik. Sama seperti di pasar sebelumnya, di Pasar Kemuning, harga beras cap Anak Raja seharga Rp17 ribu per kg.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us