Beras di Pasar Induk Cipinang Sudah Turun, ke Mana Larinya?

Jakarta, IDN Times - Pasar Induk Beras Cipinang adalah salah satu pusat distribusi utama beras di Indonesia dan memegang peran krusial dalam memastikan pasokan mencukupi kebutuhan masyarakat. Bahkan, Presiden Joko "Jokowi" Widodo menggunakan pasar tersebut sebagai referensi untuk memantau pergerakan harga beras.
IDN Times menelusuri kegiatan distribusi beras di Pasar Induk Beras Cipinang pada Sabtu (2/3/2024) pagi. Mesin-mesin truk pengangkut beras terdengar sudah mulai dipanaskan sebelum mengirim beras keluar.
Dari pantauan, antara pukul 06.30 hingga 07.30 WIB, sudah ada 17 mobil angkutan beras yang meninggalkan pasar induk, meskipun tidak dapat dipastikan apakah membawa muatan penuh atau kosong karena tertutup oleh terpal atau box.
1. Sebanyak 1.000 kendaraan pengangkut beras keluar Pasar Cipinang setiap hari

Menurut Direktur Food Station Cipinang Jaya, Pamrihadi Wiraryo, setiap hari sekitar 250 truk mengirimkan beras ke Pasar Induk Beras Cipinang untuk selanjutnya didistribusikan ke berbagai toko, baik tradisional maupun modern.
Meskipun tidak ada perhitungan detail, Pamrihadi memperkirakan sekitar 700 hingga 1.000 kendaraan meninggalkan Pasar Induk Beras Cipinang setiap harinya.
“Selama ini tidak dihitung secara detail, tetapi perkiraan sekitar 700-1.000,” kata dia kepada IDN Times.
2. Beras yang didistribusikan dari Cipinang mencapai 3.100 ton per hari

Setiap harinya, antara 2.800 hingga 3.100 ton beras dipindahkan dari Pasar Induk Beras Cipinang untuk memenuhi permintaan di Jakarta dan sekitarnya. Pengiriman beras dilakukan menggunakan berbagai jenis kendaraan mulai dari motor hingga truk fuso.
"Yang keluar menggunakan bermacam-macam kendaraan. Ada pakai motor, mobil pick up, truk fuso, dan truk engkel. (Untuk volume hariannya) 2.800 ton-3.100 ton," tutur Pamrihadi.
3. Harga beras di Pasar Induk Cipinang berangsur turun

Harga beras di Pasar Induk Beras Cipinang memang sudah berangsur turun seperti klaim yang disampaikan Presiden Jokowi. Hanya saja, posisinya masih di atas harga eceran tertinggi (HET).
Pemilik Toko Beras Sumber Raya, Aloy, menjelaskan harga beras medium saat ini berada di sekitar Rp13 ribuan per kilogram (kg). Beberapa merek, ada yang sudah di bawah Rp13 ribu per kg. Meski sudah turun, harga tersebut belum menyentuh HET beras medium senilai Rp10.900 per kg.
“Memang belum sampai titik bawahnya. Tapi kan dari Rp14 ribu dia, Rp14 ribu lebih, sudah turun Rp1.000 lebih," ujarnya.
Pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Uwi, menyatakan ada penurunan harga beras setelah Presiden Jokowi melakukan inspeksi di pasar tersebut, yakni sekitar Rp1.500 per kg untuk beras medium, menjadi Rp13 ribuan per kg.
4. Kenapa harga beras di tempat lain belum turun?

Aloy mengatakan, di Pasar Induk Cipinang, penurunan harga beras memang cenderung lebih cepat. Sebab, harga bergerak sesuai dengan kondisi pasar teraktual.
"Kami di sini (Pasar Induk Beras Cipinang) kalau memang harus turun, ikutin pasaran. Jual rugi pun, kami jual. Jadi ada perbedaan cara kerja di situ," kata Aloy.
Dia mencermati meskipun harga beras di pasar induk atau pasaran utama turun, namun harga di pasar turunan atau eceran terkadang terlambat atau tidak segera terjadi. Penyebabnya adalah karena penjual eceran masih memiliki persediaan beras yang dibeli pada saat harga tinggi.
Sehingga, mereka enggan menurunkan harga jualnya agar tetap bisa mendapat untung. Jika mereka memaksa menurunkan harga secara langsung, maka akan mengakibatkan kerugian bagi mereka.
“Gak mungkin dong. Dia biarpun sudah tahu harga (pasaran) turun, tapi modalnya kan mahal, beli di harga tinggi. Otomatis, kan dia paling nggak masih mau untung," ujarnya.