Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

RI Minat Ekspor Telur ke AS, Pasokan Buat Makan Gratis Aman?

Ilustrasi telur ayam. (IDN Times/Vadhia Lidyana)
Intinya sih...
  • Mentan Andi Amran Sulaiman membuka peluang ekspor telur ke AS akibat krisis pasokan flu burung.
  • Indonesia mengalami surplus pangan, termasuk telur, yang dapat diekspor ke negara yang membutuhkan seperti AS.

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman buka suara mengenai peluang ekspor telur ke Amerika Serikat (AS) menyusul krisis pasokan akibat wabah flu burung yang memaksa pemusnahan jutaan ayam petelur.

Dia menyatakan Indonesia tertarik memenuhi permintaan tersebut, namun prioritas utama adalah memastikan kebutuhan makan bergizi gratis (MBG) dalam negeri terpenuhi.

"Kita tertarik, tetapi kita penuhi dulu kebutuhan dalam negeri karena ada pangan bergizi. Kita penuhi pangan bergizi dulu, fokus. Tetapi kalau berlebih, kita akan ekspor," kata dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

1. Indonesia saat ini mengalami surplus pangan termasuk telur

Kawasan unit usaha peternak ayam petelur di Air Batu, Banyuasin, Sumsel (Dok. Auditor NKV Sumsel)

Amran menyatakan Indonesia saat ini mengalami surplus pangan, termasuk telur. Untuk itu, kelebihan produksi dapat diekspor ke negara-negara yang membutuhkan, seperti AS yang tengah mengalami kekurangan pasokan akibat wabah flu burung.

"Iya, mudah-mudahan. Kita memang sekarang pangan kita umumnya surplus, ekspor ayam kita surplus, telur juga surplus. Mudah-mudahan," ujarnya.

2. Ekspor dilakukan hati-hati agar tak kurangi pasokan dalam negeri

ilustrasi telur ayam. (IDN Times/Vadhia Lidyana)

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono memastikan ekspor dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengurangi pasokan dalam negeri. Dia menegaskan pemerintah telah meninjau neraca komoditas secara menyeluruh.

Hal itu dilakukan untuk memastikan keseimbangan antara ekspor dan kebutuhan domestik. Menurutnya, ekspor tidak boleh dilakukan secara berlebihan hingga mengganggu ketersediaan telur di dalam negeri.

"Tentu saja jangan sampai kita sudah sok-sokan ekspor, jangan sampai tiba-tiba kemudian malah kebutuhan dalam negerinya nggak terpenuhi," tuturnya.

3. Amerika Serikat dilanda krisis telur akibat wabah flu burung

Dok. Humas Kota Bandung

Dilansir Reuters, harga telur di toko-toko di AS telah mencapai rekor tertinggi, hampir dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, akibat wabah flu burung yang menyebabkan jutaan ayam petelur dimusnahkan.

Kelangkaan itu membuat telur sulit ditemukan di rak supermarket, sementara konsumen yang berhasil mendapatkannya harus membayar dengan harga tinggi.

Sejak November, lonjakan infeksi flu burung di Lowa dan Ohio, dua negara bagian penghasil telur terbesar semakin memperparah krisis pasokan.

Akibatnya, produsen menaikkan harga untuk grosir, pengecer membatasi jumlah pembelian, dan restoran turut menaikkan harga menu. Untuk menstabilkan pasokan, Amerika Serikat mulai mengimpor telur dalam jumlah besar dari Turki.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Trio Hamdani
EditorTrio Hamdani
Follow Us