Penataan Ulang Lanskap Labuan Bajo, Mawatu Kerek Nilai Aset Kawasan
- Desain Kawasan Mawatu yang mendorong aktivitas dan nilai investasi.
- Harmoni desain modern dan budaya Flores di Mawatu.
- Sekilas tentang Vasanta Group, perusahaan pengembang real estat terkemuka di Indonesia.
Jakarta, IDN Times – Transformasi Labuan Bajo menuju destinasi kelas dunia tidak hanya dibentuk oleh kunjungan wisata dan fasilitas modern, tetapi juga oleh desain ruang yang mampu menyatukan manusia, budaya, dan lingkungan. Desain kawasan ini memadukan struktur modern, detail budaya Flores, serta prinsip keberlanjutan untuk menciptakan lingkungan yang hidup sekaligus bernilai investasi jangka panjang.
“Desain adalah investasi. Setiap keputusan arsitektural di Mawatu diarahkan untuk membentuk pengalaman ruang yang berkualitas sekaligus menciptakan pertumbuhan nilai kawasan,” ujar Heryanto Kurniawan, Direktur Mawatu dalam siaran pers yang diterima IDN Times, Rabu (10/12/2025).
1. Desain Kawasan yang mendorong aktivitas dan nilai investasi

Setiap sudut Mawatu dirancang untuk menghadirkan aktivitas yang berkesinambungan. Jalur pedestrian yang ramah pejalan kaki menghubungkan area pantai, amphitheater, dan zona komersial. Tata ruang yang fleksibel memungkinkan aliran pengunjung tetap aktif sepanjang hari. Penggunaan material alami, orientasi bangunan terhadap cahaya dan angin, serta pilihan elemen arsitektur berkelanjutan memperkuat efisiensi kawasan dan meningkatkan nilai aset dalam jangka panjang.
Tak hanya itu, pendekatan berbasis komunitas menjadi karakter utama Mawatu. Amphitheater terbuka difungsikan sebagai ruang serbaguna yang menampung berbagai program publik, mulai dari Sinema Rakyat yang merupakan kolaborasi dengan Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan BPOLBF hingga kelas yoga yang digelar komunitas lokal.
Kawasan street bar juga dihidupkan oleh pelaku UMKM melalui kegiatan kuliner, seni, dan kerajinan. Ruang-ruang ini dibangun bukan hanya untuk estetika, tetapi untuk menggerakkan interaksi, membangun jejaring, dan memperkuat ekosistem kreatif lokal.
2. Harmoni desain modern dan budaya Flores

Identitas Mawatu dipertegas melalui sentuhan budaya lokal yang terintegrasi dengan desain modern. “Tenun road”, yaitu motif tenun ikat Flores yang diaplikasikan pada jalur pedestrian, menjadi elemen visual khas kawasan. Kontur bangunan mengikuti perbukitan alami, sementara penggunaan material dengan kesan organik membantu kawasan menyatu dengan lanskap Labuan Bajo. Pendekatan ini tidak hanya memperkuat karakter visual, tetapi juga menetapkan standar baru untuk pembangunan berkelanjutan di destinasi wisata premium.
“Mawatu dibangun sebagai ruang yang tumbuh bersama masyarakat. Kawasan ini menghidupkan budaya, membuka peluang usaha, dan menghadirkan nilai investasi yang berkembang dari waktu ke waktu,” tambah Heryanto.
3. Sekilas tentang Vasanta Group

Didirikan pada 2017, Vasanta Group adalah perusahaan pengembang real estat terkemuka yang menghadirkan inovasi serta nilai sosial dan ekonomi yang relevan di Indonesia. Selain berfokus pada pengembangan real estat, Vasanta Group juga melebarkan sayap bisnisnya ke sektor lain, seperti destinasi gaya hidup dan pariwisata, dengan total luas pengembangan lahan mencapai 130 hektare.
Beberapa proyek yang telah dikembangkan oleh Vasanta Group antara lain Shila at Sawangan, Eco Town at Sawangan, Mawatu Labuan Bajo, dan Vasanta Innopark.
Vasanta Group juga telah meraih berbagai penghargaan bergengsi, di antaranya Top Ten Developer dari Hubexo (sebelumnya BCI) Asia Awards selama tiga tahun berturut-turut, yaitu pada tahun 2023-2025; Best Sub-Regional Development Project 2025, Best Premium Housing Project 2025, Best of The Best Premium Residential 2023, dan The Most Innovative Housing Development 2023 dari Golden Property Award; Best High-End Housing Architectural Design 2022 dan Best Eco-Friendly Housing Development 2022 dari Indonesia Property Award.


















