Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Perbedaan Reseller dan Dropshipper yang Wajib Kamu Tahu

pexels.com/Bruce Mars

Jakarta, IDN Times - Bisnis online saat ini menjadi bisnis yang sedang tren dan cukup menjanjikan. Buat kamu yang mau mencoba menjalankannya tapi tidak memiliki modal banyak, jangan berkecil hati. Ada dua alternatif yang bisa kamu coba agar bisa tetap berbisnis online.

Mungkin kamu sudah pernah dengar tentang sistem resale dan dropship. Apa sih itu dan seperti apa cara menjalankannya? Berikut ini lima hal mendasar yang perlu kamu ketahui agar dapat menjadi reseller dan dropshipper

1. Modal

IDN Times/Mela Hapsari

Dilihat dari sistem permodalan, reseller harus memiliki modal awal untuk menyetok barang. Namun, modal awal tersebut dapat disesuaikan dengan kemampuan kalian serta berapa banyak barang yang ingin distok. 

Sedangkan, dropshipper tidak membutuhkan modal awal. Hal tersebut dimungkinkan karena mereka tidak menyetok barang. Modal yang diperlukan hanya pulsa atau kuota internet saja untuk berkomunikasi dengan customer dan supplier 

2. Stok barang

Ilustrasi paket. IDN Times/Kumi Laila

Seorang reseller akan membeli barang sebagai stok dengan jumlah yang disesuaikan dengan kebutuhan kepada supplier. Biasanya reseller akan melakukan komunikasi kepada supplier untuk memastikan berapa banyak barang yang harus dibeli untuk mendapatkan harga murah. 

Sedangkan, untuk sistem dropship tidak perlu menyetok barang dari supplier. Sistem dropship akan berfokus untuk mencari konsumen saja. Saat mendapat orderan dari konsumen, dropshipper langsung meneruskan orderan dan detail pengiriman kepada supplier.

3. Strategi pemasaran

Unsplash.com/Brooke Lark

Reseller dapat menawarkan barang secara langsung kepada calon konsumen. Hal tersebut karena reseller memegang langsung stok barang yang ingin dijual.

Sedangkan, dropshipper yang tidak memegang stok barang hanya dapat mem-publish serta mempromosikan produknya kepada calon konsumen. Biasanya, mereka menawarkan produknya melalui sosial media, grup chat, ataupun website.

4. Keuntungan

Pixabay.com/Pexels

Dilihat dari segi keuntungan, reseller akan memiliki jumlah keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan dropshipper. Hal tersebut karena reseller mendapatkan harga yang sangat jauh lebih kompetitif daripada dropshipper melalui pembelian stok langsung dari supplier.

5. Risiko kerugian

Unsplash.com/LinkedIn Sales Navigator

Resale memiliki tingkat risiko kerugian yang lebih tinggi dari sistem dropship. Risiko tersebut muncul dari stok barang yang mereka miliki. Masih ada kemungkinan stok barang yang ditimbun tidak laku. Tentunya hal tersebut membuat modal tidak berputar.

Sistem dropship tidak akan mengalami kerugian yang disebabkan penumpukan stok barang karena tidak laku. Hal tersebut karena dropshipper hanya fokus mencari konsumen tanpa menyetok barang. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
Hana Adi Perdana
3+
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us