Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Alfa Romeo. (unsplash.com/luki90pl)
Alfa Romeo. (unsplash.com/luki90pl)

Intinya sih...

  • Stellantis tutup pabrik di Prancis, Italia, Jerman, dan Polandia dalam beberapa bulan ke depan.

  • Penutupan pabrik dilakukan untuk menyesuaikan jumlah produksi mobil yang kurang diminati di pasar Eropa.

  • Stellantis menolak produksi kendaraan militer setelah beberapa pemerintah Eropa meminta kontribusi pada pertahanan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Produsen mobil raksasa Eropa, Stellantis mengumumkan rencana untuk menurunkan produksi mobilnya di beberapa pabrik di Eropa. Keputusan ini menyusul penurunan permintaan mobil buatannya di Eropa.

Sebelumnya, perusahaan otomotif Amerika Serikat (AS), Ford sudah mengumumkan pemecatan 1.000 pekerja di Koeln, Jerman. Pemecatan ini berkaitan dengan rencana Ford untuk menurunkan produksi mobil listrik untuk pasar Eropa.

1. Tutup pabrik di Prancis, Italia, Jerman, dan Polandia

Stellantis berencana menutup empat pabriknya di beberapa negara, termasuk Prancis, Italia, Jerman, dan Polandia dalam beberapa bulan ke depan. Bahkan, perusahaan ini berencana menutup sementara pabriknya di Eisenach, Jerman yang memproduksi Opel Grandland SUV mulai pekan depan. 

Sementara, pabrik mobil Stellantis di Tychy, Polandia dan pabrik Fiat di Napoli, Italia akan ditutup dalam 8 hari ke depan. Sedangkan, di Prancis, pabrik Stellantis di area luar Paris akan ditutup pada paruh kedua Oktober, dilansir dari Euractiv. 

Sejumlah persatuan pekerja di Eropa mengkhawatirkan penutupan beberapa pabrik perusahaan mobil terbesar keempat di Eropa tersebut. Penurunan penjualan ini didorong oleh tingginya persaingan dengan mobil China dan tekanan tarif resiprokal AS. 

2. Stellantis berupaya sesuaikan jumlah produksi mobilnya

Penutupan ini dilakukan untuk pabrik yang memproduksi mobil yang kurang diminati di pasar Eropa. Langkah ini untuk menyesuaikan jumlah produksi dan besarnya permintaan akan model mobil tertentu. 

“Stellantis beradaptasi dengan ritme produksi di beberapa pabriknya di Eropa. Ini berfungsi untuk menyesuaikan kecepatan produksi dengan tantangan pasar di Eropa sembari mengatur inventori seefisien mungkin sebelum akhir 2025,” tuturnya, dikutip dari Transport Topic.. 

Stellantis mengalami kelebihan kapasitas produksi di Eropa imbas ekspansi produsen mobil China, BYD. Selain itu, penjualan mobil Jeep dan Dodge yang berada di bawah naungan Stellantis di AS, mengalami penurunan. 

3. Stellantis tolak produksi kendaraan militer

Pada Maret, CEO Stellantis, John Elkann mengatakan, perusahaan manufaktur otomotif Eropa tidak membutuhkan hubungan dengan militer untuk tetap bertahan. Pernyataan ini disebutkan setelah beberapa pemerintah Eropa meminta agar perusahaan mobil ikut berkontribusi pada pertahanan. 

“AS dan China memiliki industri perang yang penting dan sebuah industri otomotif yang penting. Kami tidak percaya bahwa ini adalah pilihan antara industri perang atau industri mobil. Namun, mungkin bahwa kedua industri ini tetap kuat satu sama lain,” ujarnya. 

Beberapa negara Eropa, termasuk Jerman sedang meningkatkan anggaran pertahanan. Pemerintah Jerman mengajak beberapa produsen suku cadang mobil, seperti Schaeffler AG dan Volkswagen untuk terlibat dalam industri pertahanan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team