Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)
Intinya sih...
  • Target IPO BEI tahun 2025 meleset dari 45 menjadi hanya 26 perusahaan, namun penggalangan dana meningkat menjadi Rp18 triliun.
  • Pada Januari hingga Juli 2025, sebanyak 26 perusahaan berhasil IPO di BEI, dengan peningkatan kualitas emiten dan ketatnya seleksi regulator.
  • Pada September hingga Desember 2025, terdapat empat perusahaan yang berhasil IPO di BEI, termasuk PT Merdeka Gold Resources Tbk yang mencatatkan IPO jumbo senilai Rp4,66 triliun.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Jumlah perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau initial public offering (IPO) pada 2025 meleset dari target. Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BEI, Iman Rachman dalam konferensi pers penutupan perdagangan pasar modal di Gedung BEI, Jakarta, Selasa (30/12/2025).

Meski begitu, Iman mengungkapkan, penggalangan dana IPO sepanjang tahun ini justru mengalami peningkatan.

"Yang menarik adalah walaupun secara IPO, target 45 IPO kita tercapai hanya 26, tetapi fundraise-nya meningkat menjadi Rp18 triliun dibandingkan tahun lalu," tutur Iman.

Di sisi lain, dari sisi IPO perusahaan mercusuar atau lighthouse company juga mengalami peningkatan selama 2025. Lighthouse merupakan istilah buat perusahaan dengan kapitalisasi pasar lebih dari Rp3 triliun.

“Target lighthouse yang hanya lima (perusahaan) tahun ini menjadi enam," ujar Iman.

Dengan capaian sepanjang tahun ini, Iman menyatakan, sampai saat ini ada 956 perusahaan tercatat di BEI. Selain itu, fundraise juga tercatat mengalami peningkatan pada 2025.

"Sampai dengan hari ini jumlah perusahaan tercatat kita sudah 956 di mana fundraise-nya yang biasanya rata-rata Rp200 triliun per tahun, tahun ini tembus hampir Rp300 triliun, tepatnya Rp278 triliun," kata Iman.

Sementara itu, pengamat pasar modal Indonesia, Reydi Octa justru melihat kualitas IPO sepanjang 2025 menunjukkan perbaikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya meskipun kuantitasnya tidak terlalu banyak.

Menurut dia, salah satu penyebabnya adalah regulator dan penyelenggara pasar terlihat lebih ketat dan selektif dalam menyaring emiten yang akan melantai di bursa.

“Di sisi lain, investor ritel juga belajar dari pengalaman masa lalu sehingga menjadi lebih berhati-hati dan rasional. Investor mulai menaruh perhatian pada emiten dengan fundamental yang solid, prospek profitabilitas yang jelas, serta rekam jejak manajemen yang kredibel, bukan semata-mata tergiur euforia pencatatan perdana,” ujar Reydi kepada IDN Times.

Sementara dari perspektif investor ritel, pasar IPO 2025 relatif lebih ramah karena kualitas informasi semakin luas dan mayoritas emiten yang go public memiliki model bisnis lebih jelas dengan potensi profitabilitas ke depan.

Dengan tambahan 26 perusahaan yang IPO tahun ini, BEI kini memiliki 956 perusahaan tercatat. Berikut rangkuman 26 perusahaan yang berhasil IPO sepanjang 2025.

1. Januari

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
Ilustrasi IPO (IDN Times/Aditya Pratama)

Mengawali 2025, BEI kedatangan delapan perusahaan yang IPO. Pada 8 Januari 2025, PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII), dan PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) menjadi tiga emiten pertama yang IPO pada 2025.

“PT Asuransi Digital Bersama Tbk yang resmi menjadi perusahaan tercatat pertama di 2025. Kedua, PT Kentanix Supra International Tbk yang akan resmi menjadi perusahaan tercatat kedua di 2025, dan yang ketiga PT Raharja Energi Cepu Tbk yang resmi menjadi perusahaan tercatat ketiga di 2025," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna.

Selang sehari kemudian, ada dua emiten baru lagi yang mencatatkan saham perdananya di BEI, yakni PT Raja Roti Cemerlang Tbk (BRRC) dan PT Hero Global Investment Tbk (HGII).

Empat hari kemudian atau pada 13 Januari 2025, ada tiga emiten baru yang kembali tercatat, yakni PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Brigit Biofarmaka Teknologi Tbk (OBAT).

2. Maret

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
Yupi resmi IPO di BEI (Tangkapan Layar YouTube Indonesia Stock Exchange)

Tidak ada emiten yang IPO selama Februari 2025. BEI baru kedatangan lagi emiten yang IPO pada Maret 2025 sebanyak tiga perusahaan.

PT Sinar Terang Mandiri Tbk (MINE) dan PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAQI) resmi IPO pada 10 Maret 2025. Kemudian pada 25 Maret 2025, giliran PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) yang resmi IPO di BEI.

Direktur Utama YUPI, Yohanes Teja mengatakan, langkah IPO ini menandai momentum penting bagi perusahaan dalam perjalanannya untuk terus bertumbuh dan berinovasi.

"Komitmen kami adalah menghadirkan produk berkualitas yang dicintai oleh konsumen di seluruh dunia. Melalui strategi ekspansi yang matang, kami yakin Yupi akan memperluas jejaknya di pasar global, sambil terus memperkuat posisi sebagai pemimpin pasar di dalam negeri," ujar Yohanes.

3. April

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
Seremoni pencatatan saham perdana atau IPO Fore di Bursa Efek Indonesia. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Memasuki April 2025, BEI menyambut dua emiten yang resmi IPO. Keduanya adalah PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) dan PT Medela Potentia Tbk (MDLA).

FORE tercatat IPO pada 14 April 2025, sedangkan MDLA resmi IPO sehari setelahnya atau 15 April 2025.

Komisaris Utama FORE, Willson Cuaca menyatakan, keputusan FORE IPO di tengah kondisi pasar saat ini adalah tepat lantaran FORE punya fundamental bisnis yang kuat.

"Di dalam situasi gonjang-ganjing di Amerika Serikat dan kelemahan pasar modal, keputusan yang tegas untuk maju terus melalui proses IPO adalah keputusan yang sangat tepat sekali. Walaupun keputusan itu sepertinya counter intuitive, tapi merupakan keputusan yang sangat penuh dengan percaya diri, dengan fundamental business dari Fore," tutur Willson.

4. Mei dan Juli

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
PT Indokripto Koin Semesta Tbk (Dok. Indokripto)

BEI hanya mencatatkan IPO sebanyak satu emiten pada Mei 2025, yakni PT Cipta Sarana Medika Tbk (DKHH). Emiten tersebut IPO pada 8 Mei 2025.

Lompat ke Juli 2025, ada delapan emiten yang resmi IPO. Pada 8 Juli 2025, BEI menyambut IPO dua perusahaan, yakni PT Asia Pramulia Tbk (ASPR) PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT)

Selang sehari kemudian atau 9 Juli 2025, ada dua perusahaan yang resmi IPO. Mereka adalah PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN) dan PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA).

“IPO COIN adalah sesuatu yang membanggakan dan akan menjadi sejarah bagi industri aset kripto di Indonesia. Sebagai perusahaan holding bursa aset kripto pertama yang melantai di pasar modal Indonesia, kami yakin IPO COIN dapat mendukung pertumbuhan iklim investasi dan perekonomian Indonesia,” kata Direktur Utama Indokripto Koin Semesta, Ade Wahyu.

Kemudian pada 10 Juli 2025, sebanyak empat emiten hadir di Main Hall BEI untuk melakukan seremoni pencatatan saham perdana mereka. Keempat emiten tersebut adalah PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI), PT Trimitra Trans Persada Tbk (BLOG), PT Merry Riana Edukasi Tbk (MERI), dan PT Diastika Biotekindo Tbk (CHEK).

5. September dan November

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
Seremoni pencatatan saham perdana Merdeka Gold Resources di BEI (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Tidak ada satu pun emiten yang mencatatkan saham perdananya di BEI pada Agustus 2025. Namun, pada September 2025 tepatnya pada 23 September, BEI menyambut IPO jumbo dari PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS).

Kala itu, EMAS menyelesaikan IPO senilai Rp4,66 triliun atau terbesar sepanjang 2025. Dalam IPO-nya, Merdeka Gold menawarkan 1,62 miliar saham baru atau setara dengan 10 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun saham EMAS dibanderol dengan harga Rp2.880 per saham. Itu berarti, EMAS menargetkan dana hasil IPO sebesar Rp4,66 triliun.

Nilai itu kemudian menjadi yang terbesar sepanjang perusahaan IPO pada tahun ini. EMAS berhasil melewati tiga IPO jumbo pada 2025, yakni PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) sebesar Rp2,37 triliun, PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) sebesar Rp2,3 triliun, dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) senilai Rp2 triliun.

Pada Oktober 2025, BEI kembali tidak menggelar seremoni pencatatan saham perdana. Namun, pada November 2025 tercatat ada satu emiten yang IPO, yakni PT Pelayaran Jaya Hidup Baru Tbk (PJHB). 

6. Desember

Perusahaan Mercusuar di Balik Naiknya Fundraise Meski IPO Sepi
Ilustrasi Superbank (dok. Superbank)

BEI menyambut dua perusahaan yang IPO pada bulan terakhir 2025. Pertama ada PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) yang resmi IPO pada 8 Desember 2025. Kemudian pada 17 Desember 2025, PT Super Bank Indonesia (SUPA) menjadi emiten terakhir yang IPO pada tahun ini.

IPO tersebut diklaim Superbank sebagai momentum penting untuk memperkuat permodalan sekaligus memperluas jangkauan layanan finansial digital bagi masyarakat Indonesia.

Superbank menetapkan harga penawaran umum perdana sebesar Rp635 per lembar dan melepas 4,4 miliar saham baru, setara dengan 13 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.

"Melalui aksi korporasi ini, Superbank berhasil menghimpun dana sebesar Rp2,79 triliun, yang akan digunakan untuk mendukung ekspansi bisnis dan penguatan kapabilitas perbankan digital perseroan," ujar Presiden Direktur Superbank, Tigor M Siahaan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Jujuk Ernawati
EditorJujuk Ernawati
Follow Us

Latest in Business

See More

5 Target Bisnis Wajib Dipasang di Awal Tahun agar Gak Jalan di Tempat

31 Des 2025, 00:11 WIBBusiness