PLN Nusantara Power Bidik Perdagangan Karbon 2 Juta Ton

- PLN Nusantara Power menargetkan perdagangan emisi karbon sebesar 2 juta ton di 2024, naik dari tahun sebelumnya.
- Perusahaan ini mendorong transisi energi sebagai bagian dari upaya mencapai inisiatif net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon.
Jakarta, IDN Times - PLN Nusantara Power (NP) mengumumkan target perdagangan emisi karbon dioksida (Co2) sekitar 2 juta ton di 2024. Volume ini naik dari sekitar 1 juta ton pada tahun sebelumnya.
“Kita kan tahun lalu hampir 1 juta ya, mungkin kita targetnya (tahun ini) 2 jutaan lah, sekitar itu lah,” kata Direktur Management Human Capital and Administrasi PLN NP, Karyawan Aji dalam diskusi bersama media di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (23/4/2024).
1. Perdagangan karbon pacu tujuan Indonesia capai nol emisi karbon

PLN Nusantara Power menegaskan komitmennya dalam mendorong transisi energi sebagai bagian dari upaya mencapai inisiatif net zero emission (NZE) atau nol emisi karbon.
Menurut Aji, perdagangan karbon akan menjadi pendorong utama untuk mencapai tujuan tersebut yang ditargetkan pemerintah tercapai pada 2060.
“Kami sangat mendorong terjadinya transisi energi karena dengan perdagangan karbon itu inisiatif net zero itu lebih terpacu,” ujar dia.
2. Insentif jadi pendorong perusahaan bangun pembangkit EBT

Aji menjelaskan, perusahaan yang membangun pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) akan dapat memperoleh sertifikat karbon. Sementara perusahaan yang berhasil mengurangi emisi akan mendapatkan sertifikasi pengurangan emisi.
Hal itu memungkinkan emisi karbon untuk diperdagangkan, memberikan insentif ekonomi bagi perusahaan yang menggunakan energi terbarukan sambil mengurangi beban bagi perusahaan.
“Sebaliknya perusahaan-perusahaan yang mengoperasikan Co2 bebannya akan bertambah,” ucapnya.
3. PLN Nusantara Power berhasil kurangi emisi Co2 17 juta ton

PLN Nusantara Power telah berhasil mengurangi emisi CO2 sebesar 17 juta ton dari skenario Business As Usual (BAU) hingga 2023. Mereka juga melakukan co-firing di 22 lokasi, yang mengurangi emisi sebesar 0,7 juta ton Co2 sejak diluncurkan pada 2020.
Selain itu, anak perusahaan PT PLN (Persero) tersebut meningkatkan efisiensi pembangkit melalui program Digitalisasi iCORE dan A-BOOT, yang telah mengurangi emisi sebesar 0,9 juta ton CO2 sejak tahun 2020.
PLN Nusantara Power juga melakukan penggantian PLTU subcritical dengan PLTU supercritical dan ultrasupercritical (Jawa 7, 2x1.000 MW dan Jawa 8, 1x1.000 MW), serta memanfaatkan gas buang dari PLTGU Combined Cycle untuk menghasilkan listrik tambahan (PLTGU Muara Karang 500 MW).